TRIBUNHEALTH.COM - Baru-baru ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Istana Bogor, Jawa Barat pada Kamis (25/5/2023) kemarin.
Pasalnya publik menerka-nerka maksud Presiden memanggi Prabowo Subianto.
Mencuat berita jika belum lama ini relawan Jokowi Jateng dan Jatim sudah mendeklrasikan mendukung Prabowo.
Akibat hal ini, putra Jokowi, Gibran Rakabuming yang mempertemukan Prabowo dengan pendukungnya dipanggil oleh petinggi PDIP.
Kendati demikian, Gibran lolos dari sanksi.
Baca juga: SOSOK 17 Gubernur yang Masa Jabatannya Berakhir Tahun 2023, Ada Gubernur Paling Muda
Kabarnya, Gibran hanya diminta bersikap hati-hati dalam bermanuver politik.
Namun di sisi lain, publik masih menanti sikap Jokowi terkait pilpres.
Presiden Jokowi dicurigai mencoba bermain dua kaki.
Pemanggilan Prabowo ke Istana Bogor semakin menjadi pemicu kecurigaan itu.
Dikutip Tribunhealth.com dari laman Wartakotalive.com relawan setia Jokowi, Projo, yakin Jokowi masih mengupayakan agar Prabowo dan Ganjar berpasangan di Pilpres.
Hanya saja, duet itu disebut sulit terwujud karena masing-masing pihak ingin ditempatkan sebagai bakal calon presiden, bukan cawapres.
Isi pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto di istana Bogor disinggung oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman.
Baca juga: Tak Disangka, Nelayan Ini adalah Ayah Seorang Artis, Rumah Sederhana Berdinding Triplek
Habiburokhman menjelaskan bahwa Prabowo Subianto dipanggil Jokowi dalam kapasitasnya sebagai Menhan RI.
Dengan begitu, pembicaraan yang dibicarakan pun masih seputar urusan kedinasan yang tidak bisa dibeberkan ke publik.
"Pak Prabowo dipanggil Pak Jokowi selaku Menhan. Ini Menhan dipanggil Pak Presiden, tentu yang dibahas soal pekerjaan, soal urusan-urusan kedinasan yang secara detail kita tidak semuanya bisa dipublikasikan," kata Habiburokhman saat dikonfirmasi, Jumat (26/5/2023).

Pasalnya, Anggota Komisi III DPR RI itu menyebut tidak mendapatkan informasi yang rinci mengenai isi pembicaraan seputar Kemenhan RI yang dibahas Prabowo-Jokowi di Istana.
"Kami sendiri kalau soal Kemenhan itu kami tidak cawe-cawe isi pembicaraan Pak Prabowo dan Pak Jokowi," jelasnya.
Di sisi lain, Habiburokhman juga tidak mengetahui apakah ada pembicaraan seputar politik dalam pertemuan Prabowo-Jokowi.
Baca juga: Nandita Ayu Salsabila, Satu-satunya Istri TNI yang Sabet Medali SEA Games 2023, Ini Sosoknya
Termasuk, omongan mengenai capres maupun cawapres pada 2024 mendatang.
"Saya tidak tau persis apakah ada pembahasan soal capres cawapres soal pemilu. Soal Pak Ganjar dan lain sebagainya kita tidak diinformasikan," katanya.
Namun secara logika, kata dia, pertemuan tersebut kemungkinan kecil membicarakan politik.
Sebab, pertemuan itu hanya seputar kedinasan Prabowo sebagai pambantu Jokowi di kabinet.
"Jadi itu tadi logikanya kalau pertemuan ini pertemuan soal dinas secara logisnya tidak ada pembicaraan hal-hal di luar kedinasan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) menilai adalah hal yang wajar Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Bogor, Kamis (25/5/2023) ini.
Mulanya, Pratikno mengatakan dirinya tidak tahu apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu karena tidak mendampingi Presiden Jokowi.
Baca juga: Terkuak Alasan Viky Siswa SMA Jalan Kaki 16 km Jadi Viral: Ada Unsur Sengaja
"Tapi kalau bertemu antara Presiden dengan menterinya kan biasa," kata Pratikno di Kantor PBNU, Jakarta Pusat.
Pratikno mengatakan tidak membaca jadwal Presiden Jokowi hari ini. Namun, dia tetap menilai pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo adalah hal yang wajar.
"Ya menurut saya wajar-wajar saja presiden bertemu, dan pak presiden memanggil menterinya kan biasa saja," pungkasnya.
Projo tunggu sikap Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini masih mengusahakan duet antara Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi, Rabu (24/5/2023).
Duet tersebut, menurut Budi, merupakan duet paling ideal.
“Masih berupaya. Waktu masih ada kok, masih ada lima bulan kok (sebelum pendaftaran capres-cawapres ke KPU)."
Baca juga: 10 Gejala Awal Kanker: Demam saat Malam Hari, Berat Badan Turun, hingga Hilang Nafsu Makan
"Usaha ke sana tetap, upaya tetap ada, keinginan tetap ada. Kalau soal hasilnya nanti itu soal takdir. Kan semua punya takdir, sejarah,” kata Budi Arie dikutip dari Kompas.com.
Ia mengungkapkan, sejak awal Jokowi ingin memadukan Ganjar dan Prabowo untuk kontestasi elektoral ke depan.
Namun, situasi politik saat ini membuat langkah itu terganjal.
Pasalnya, PDI-P sudah mengusung Ganjar sebagai capres.
“Cuma kalau lihat dinamika ini kan jadi agak complicated,” ujar Budi.
Dikatakan Budi, saat ini Jokowi belum sepenuhnya memberikan dukungan pada Ganjar.
Apalagi baru ada dua parpol parlemen yang mengusung Ganjar sebagai capres, yaitu, PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Mungkin (perbedaan) pandangan, kan koalisinya partainya dulu diberesin, baru kita bicara mau calon ini, calon ini, ngobrol dulu,” kata Budi Arie.
Diketahui, Partai Gerindra masih bersikeras ingin mengususng Prabowo menjajaki Pilpres 2024 sebagai capres.
Baca juga: Tak Kunjung Ejakulasi saat Berhubungan meski Gairah Seksual Normal? Waspada Delayed Ejaculation
Sementara itu, PDI-P juga memajukan Ganjar Pranowo sebagai capres.
Prabowo-Ganjar Sulit, Projo Beri Pilihan Lain
Melihat sulitnya pasangan Prabowo dan Ganjar bersatu, relawan Projo membuat 10 simulasi pasangan capres-cawapres lainnya untuk Pilpres 2024.
Nantinya, sepuluh simulasi itu akan dibawa Projo ke konferensi daerah di 34 provinsi.
Budi mengakui, idealnya Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersatu.
Namun, dia melihat, konfigurasi tersebut dirasa sulit terjadi.
“Idealnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar jadi satu. Idealnya nih. Ganjar-Prabowo, Prabowo-Ganjar, idealnya. Cuma kan makin lama makin complicated,” kata Budi, Kamis (25/5/2023).
Dijelaskan Budi, konfigurasi Prabowo-Ganjar sudah dikomunikasikan dengan Jokowi.
Namun, belum ada titik terang yang bisa ditangkap publik.
Baca juga: Terungkap Sosok Pengemudi Arogan yang Ogah Bayar Tol, Pakai Mobil Pelat Dinas Polri
“Perkembangannya kok makin Sulit. Terakhir juga bicara dengan presiden, 'gimana pak?' Masih usaha (kata Jokowi) untuk itu."
“Cuma kan makin lama makin sulit ya. Ya kita ingin menyatukan lah. Usaha persatuan itu tetap ada, kalau kenyataannya agak sulit ya sudah,” terang Budi.
Relawan Projo membuka kemungkinan lain selain konfigurasi Prabowo-Ganjar.
Sepuluh simulasi Relawan Projo hasil Musra, kata Budi, yakni Prabowo-Ganjar, Prabowo-Airlangga, Ganjar-Prabowo, Ganjar-Airlangga dan Airlangga-Sandiaga Uno.
Kemudian, ada Airlangga-Mahfud MD, Prabowo-Mahfud, Prabowo-Sandi, Ganjar-Sandi dan Ganjar-Mahfud.
"Jadi ada sepuluh simulasi capres-cawapres yang kita tawarkan ke tema teman daerah," kata Budi.
Baca juga: 3 TIPS Ereksi Tahan Lama, Langkah Terakhir adalah Tanam Implan
Nantinya, hal itu didiskusikan oleh Projo seluruh daerah akan bakal diputuskan satu pasangan calon yang didukung Projo.
"Dan kita diskusikan dan kita putuskan bersama di mana yang paling pas untuk bangsa ini sesuai dalam tantangan yang tadi kita sebutkan," ujar Budi.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi olahan sayuran yang bergizi.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya di sini.