TRIBUNHEALTH.COM - Menopause menandai berakhirnya masa reproduksi wanita.
Periode menopause biasanya dimulai antara usia 45 hingga 55 tahun, ditandai dengan menurunnya produksi estrogen dan progesteron, dua hormon yang mengontrol siklus menstruasi wanita.
Namun, pria tidak mengalami menopause dengan cara yang sama seperti wanita, sebagaimana diberitakan Times of India.
Shilpa Ellur, Konsultan Senior, Kedokteran Reproduksi, Rumah Sakit Fertilitas Milann, Whitefield, Bangalore, memberi penjelasan mengenai hal ini.
“Seiring bertambahnya usia, kemampuan mereka untuk memproduksi hormon menurun. Ini dikenal sebagai menopause pria atau andropause," katanya dilansir TribunHealth.com.
"Ini biasanya terjadi antara usia 40 dan 60 dan ditandai dengan penurunan kadar testosteron."
Baca juga: Jangan Keliru, Gejala Penyakit Jantung pada Wanita Mirip Menopause, Tanda Awal Termasuk Nyeri Leher

Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab atas karakteristik fisik laki-laki seperti suara berat, rambut wajah, dan massa otot.
Hormon ini memainkan peran penting dalam fungsi seksual, kepadatan tulang, produksi sel darah merah.
"Tingkat testosteron mereka secara alami menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan banyak gejala,” papar Shilpa Ellur.
Gejala menopause pria dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi beberapa gejala yang paling umum adalah sebagai berikut.
Kelelahan

“Pria yang mengalami menopause pria mungkin merasa lelah dan kurang energik," papar Dr. Ellur,
"Ini dapat memengaruhi kapasitas mereka untuk menjalankan tugas rutin sehari-hari dan berpartisipasi dalam aktivitas yang pernah mereka anggap menyenangkan.”
Baca juga: Tips Atasi Kelelahan Terus-menerus, Perbanyak Minum Air Putih hingga Tidur Cukup
Hot Flashes
Mirip dengan wanita, pria terkadang mengalami hot flashes, yaitu perasaan panas yang tiba-tiba yang dapat menyebabkan keringat dan kulit memerah, terutama di malam hari.
Perubahan suasana hati

“Gejala andropause tipikal lainnya adalah perubahan suasana hati. Pria mungkin merasa tertekan, gelisah, atau cemas dan merasa sulit untuk mengatasi stres, ”kata Dr. Ellur.
Kehilangan otot dan penambahan berat badan
Testosteron sangat penting untuk menjaga dan menambah massa otot.
Pria yang mengalami penurunan massa dan kekuatan otot saat kadar testosteron mereka turun mungkin merasa lebih sulit untuk melakukan aktivitas fisik.
Baca juga: Diabetes Tipe 4 Lebih Sulit Didioagnosis, Justru Dialami Orang yang Tak Kelebihan Berat Badan
Penurunan kepadatan tulang
Testosteron juga berperan dalam menjaga kepadatan tulang.
Dengan demikian, penurunan kadar testosteron dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Terapi Penggantian Hormon (HRT)

Ada sejumlah intervensi medis yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala andropause, jika memang sampai diperlukan.
“Ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia untuk pria dengan andropause, dan pilihan pengobatan akan bergantung pada tingkat keparahan gejala dan kesehatan individu secara keseluruhan,” kata Dr. Ellur.
“HRT melibatkan penggunaan testosteron sintetik untuk menggantikan testosteron alami yang tidak dapat diproduksi lagi oleh tubuh."
"Suntikan, tambalan, dan gel hanyalah beberapa cara pemberian HRT. Selain itu, gejala seperti disfungsi ereksi atau perubahan suasana hati dapat diobati secara efisien dengan terapi testosteron."
Baca juga: Kekurangan Hormon Testosteron Bisa Sebabkan Siklus Menstruasi Tak Teratur pada Wanita
"Akibatnya, risiko osteoporosis dan kelemahan menurun. Ini dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot. Namun, HRT juga mengandung beberapa risiko”, tambahnya.
Menurut penelitian ahli, terapi testosteron jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, dan kanker prostat.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengeksplorasi keuntungan dan potensi risiko terapi hormon dengan dokter sebelum memulai prosedur.
Dapatkan produk kesehatan di sini
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)