TRIBUNHEALTH.COM - Bak sebuah keajaiban yang tak disengaja, kisah unik dialami wanita bernama Dr. Lynley Hood (80).
Dia menderita glaukoma akut selama lebih dari satu dekade.
Namun secara mengejutkan masalah penglihatan matanya tiba-tiba mengalami perbaikan pesat saat dirinya menjadi subjek atau partisipan sebuah penelitian.
Padahal tujuan penelitian itu untuk mengobati nyeri, tak ada kaitannya dengan masalah penglihatan.
Bahkan sang peneliti pun sampai terheran-heran dengan hal ini.
Berikut ini kisah lengkapnya, diberitakan TribunHealth.com dari Otago Daily Times.
Baca juga: Hipertensi Dapat Sebabkan Glaukoma dan Picu Kebutaan Permanen, Waspadai Gejala Berikut

Seorang penulis Dr. Lynley Hood mengalami patah tulang panggul pada musim gugur tahun 2020, dan sejak saat itu mengalami nyeri punggung bawah yang parah.
Jadi dia memutuskan untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian pengobatan nyeri kronis yang dilakukan Universitas Otago.
Dalam penelitian itu, dia harus memakai sebuah topi khusus di kepalanya, yang dihubungkan dengan elektroda menggunakan arus listrik untuk merangsang otak.
Salah seorang peneliti dalam proyek itu, Dr. Divya Adhia, mengatakan penelitian Fakultas Kedokteran Dunedin ini dimulai pada Mei 2021.
Tujuannya untuk melihat efek stimulasi otak pada nyeri kronis.
Dr. Hood menghadiri sesi stimulasi otak lima hari seminggu selama sebulan, katanya.
Baca juga: VIRAL Wanita Dihukum 6 Tahun karena Tewaskan Pelaku Pemerkosaan, Pengadilan: Bela Dirinya Berlebihan

Dalam penelitian itu ada dua kelompok studi.
Kelompok utama menerima rangsangan listrik ke otak, sementara kelompok plasebo aliran listriknya hanya melewati kulit kepala mereka.
Dr Hood adalah bagian dari kelompok plasebo, dan selama periode empat minggu, penglihatannya terus meningkat hingga hampir 100 persen, kata Dr Adhia.
"Anehnya, penglihatannya meningkat pesat sehingga dokter mata mengatakan itu adalah keajaiban," katanya.
"Keajaiban bukanlah kata yang sering kita gunakan dalam sains, tapi itu adalah - keajaiban yang tidak disengaja."
"Itu bukan hasil yang diinginkan, tetapi melihat bahwa penelitian saya benar-benar berdampak pada orang-orang sungguh menakjubkan."
Baca juga: Mengenal Papiledema yang Dialami Kurnia Meiga, Pembengkakan pada Saraf Mata, Berikut Gejalanya

Dr. Hood mengatakan dia telah hidup dengan penglihatan yang sangat berkurang selama 12 tahun terakhir.
Dia tidak memiliki penglihatan sentral di mata kirinya, mata kanannya seperti "TV statis" dan sulit baginya untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi cahaya.
Kondisi itu membuatnya tidak mungkin untuk membaca dan menulis dan dia harus melepaskan pekerjaannya sebagai penulis.
Padahal dengan karyanya dia sudah berhasil memenangkan penghargaan.
Dia pun sempat diberi tahu bahwa penglihatannya tidak akan pernah menjadi lebih baik.
Karena hal ini dia memutuskan untuk membantu orang lain dengan penglihatan rendah, dengan menjadi anggota pendiri Visual Impairment Charitable Trust Aotearoa (Victa).
Namun keajaiban datang ketika penglihatannya perlahan mulai kembali.

"Awalnya, saya pikir saya sedang berkhayal," katanya.
"Mereka memiliki peralatan flash sedemikian rupa sehingga mereka dapat melacak setiap milidetik dari arus. Arus itu melewati kulit kepala saya dan masuk ke mata saya."
Dr. Adhia mengatakan tim peneliti sekarang sedang merancang studi lain untuk dijalankan bersamaan dengan studi nyeri kronis, yang akan menyelidiki bagaimana hal itu terjadi dan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk memperbaiki low vision bagi orang lain.
Dr. Hood juga bersemangat.
Dia mengatakan "efek samping" telah memberinya kesempatan hidup baru dan dia sekarang memiliki rencana untuk kembali menulis dan memproses beberapa buku baru.