TRIBUNHEALTH.COM - Dermatitis dikenal juga dengan eksim yang merupakan suatu peradangan yang terjadi pada kulit.
Gambaran utama dari dermatitis atopik ini adalah adanya gatal, bersifat kronis, dan terjadi secara berulang atau kambuh dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Menurut penuturan yang disampaikan oleh dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK, dermatitis atopik ini umum terjadi di Indonesia dan bahkan realtif tinggi.
Artinya di Indonesia juga banyak kasus dermatitis atopik , namun pada negara dengan empat musim, kekambuhan pada dematitis atopik akan lebih parah.
Baca juga: Pemilik Kulit Sensitif Wajib Gunakan Face Oil, Bersifat Melindungi Barrier Kulit

Baca juga: Dampak Buruk Perubahan Iklim pada Kesehatan Kulit: Kanker Kulit hingga Timbulnya Eksim
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK yang dilansir TribunHealth.com dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.
dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK menyebutkan jika faktor pemicu timbulnya dermatitis atopik disebabkan karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik, sedangkan faktor dari luar memiliki banyak pemicu.
Meskipun begitu, faktor utama yang menjadi pencetus timbulnya dermatitis atopik adalah debu atau tungau rumah.
Baca juga: Bagus Digunakan untuk Kulit Kering hingga Eczema, Berikut Manfaat dari Penggunaan Shea Butter
Indonesia sendiri memiliki musim panas dengan kelembabpan yang cukup tinggi.
Karena hal inilah tungau-tungau yang ada di Indonesia tumbuh relatif subur.
"Jadi di Indoesia, orang dengan dermatitis atopik juga sering kambuh."
"Hal ini karena adanya debu dan tungau rumah," terang dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK.
Baca juga: Manfaat Konsumsi Blueberry untuk Kesehatan Kulit, Melawan Penuaan Dini hingga Bantu Penyembuhan Luka

Baca juga: Face Oil Berfungsi Mempertahankan Kelembapan Kulit & Cocok Digunakan Semua Jenis Kulit
Faktor pemicu lainnya pada dermatitis atopik adalah sebagai berikut.
- Debu
- Serbuk kayu dan serbuk gypsum
- Semen hingga detergen
- Bulu hewan peliharaan dan gigitan serangga atau tungau
- Daya tahan tubuh dan stres emosional
Tak hanya faktor di atas saja, menurut dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK. dermatitis atopik juga dapat disebabkan karena faktor makanan yang dikonsumsi.
Baca juga: Penggunaan Krim ataupun Lotion Bersteroid Jangka Panjang Bisa Menyebabkan Kanker Kulit?
Pasalnya banyak orang yang memiliki dermatitis atopik, namun Ia mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
Namun, alergi sendiri tidak hanya dipicu oleh makanan saja, namun juga dapat dipicu karena faktor lainnya.
"Kadang harus diingat, misalnya kita makan sudah yang ke 100 kali, yang ke 101 kali baru muncul alerginya."
"Mungkin dulu tidak alergi udang, namun bisa jadi sekarang alergi udang."
Ia mengungkapkan ketika seseorang mengalami alergi yang tidak terlalu berat dan tidak terlalu parah, maka bisa diberikan makanan pencetus alergi.
Baca juga: Infus Whitening Tak Memberikan Hasil Permanen, dr. Satya Imbau Lakukan Perawatan Kulit Berkelanjutan

Baca juga: Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin Jelaskan Dampak dari Hiperhidrosis yang Dibiarkan
Pemberian makanan harus sedikit demi sedikit, sehingga dengan pemberian tersebut orang yang alergi akan terbiasa dan membuat alerginya pelan-pelan berkurang.
"Tetapi pada prinsipnya harus dilihat juga secara klinisnya."
"Untuk makanan laut, pada prinsipnya seafood itu kalau tidak fresh bisa mengeluarkan zat yang namanya histamin yang memicu timbulnya gatal."
"Jadi jangan heran kalau setelah makan seafood akan timbul gatal walaupun tidak ada bakat gatal," jelas dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK.
Baca juga: 4 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Ketika Skin Barrier Sedang Bermasalah, Simak Ulasan dr. Desidera
Berikut ini terdapat produk untuk menjaga kesehatan dan kelembapan kulit, klik di sini untuk mendapatkannya.
Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK dalam tayangan YouTube Kompas Tv program Ayo Sehat.