TRIBUNHEALTH.COM - Biasanya seorang perempuan yang memasuki fase menopause mengalami beberapa perubahan.
Perubahan yang pasti dialami wanita yang menopause adalah menurunnya kadar hormon estrogen.
Penurunan kadar hormon estrogen dapat memengaruhi kehidupan seksual wanita yang menopause.
Sehingga Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menyarankan untuk melakukan estrogen replacement therapy.
Namun perlu diingat bahwa estrogen replacement therapy tidak bertahan selamanya.
Baca juga: Jika Mengalami Glomerulonefritis, Apakah Jumlah Estrogen Tetap? Berikut Tanggapan dr. Binsar Martin

Baca juga: Cek Ramalan Zodiak Selasa 2 Mei 2023, Aries Harus Fokus Kerja, Gemini Perlu Redam Emosi
Ini merupakan estrogen buatan atau estrogen kimia tambahan untuk seorang wanita.
Prosedur estrogen replacement therapy
"Treatment kita itu 21 hari, jadi seorang wanita dengan menopause lalu vagina kering, hasrat menurun, tubuh tidak bugar, maka kita obati dengan estrogen ya," ucap Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Itu 21 hari kita kasih obat. Lalu 7 hari kita stop ya, istirahat," terang Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Kalau dirasa masih kurang, kita bisa tambahkan 21 hari begitu seterusnya sampai wanita tersebut merasakan perubahan yang signifikan," lanjut Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
"Tapi kalau muncul efek samping, efek samping apa, adanya flek-flek darah seperti menstruasi maka kita stop," ulas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Hal ini karena flek yang keluar merupakan tanda bahwa hormon estrogen yang ditambahkan sudah cukup.
"Biasanya dengan kadar yang ada itu cukup," tegas Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Baca juga: Behel adalah Perawatan Jangka Panjang dan Harus Dikontrol oleh Dokter Gigi

Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur Menyebabkan Sulit Hamil? Ini Kata dr. Nana Sarnadi,Sp.OG, MMRS
"Karena tubuh nanti akan terjadi menstruasi, ya itulah irama tubuh," timpal Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Nantinya flek tersebut akan hilang dengan sendirinya, biasanya 2 atau 3 hari akan hilang.
Setelah itu, dengan kadar estrogen yang ada juga akan diberikan obat oleh dokter yang menangani.
Obat yang diberikan adalah obat untuk meningkatkan hasrat seksual.
Sehingga dengan meningkatkan hasrat seksual pasien, tidak hanya seksual aja yang diperbaiki, namun mood atau suasana hati juga akan meningkat.
"Mood ini kan sudah, bukan hanya mood untuk hubungan seks lo. Mood hidup supaya nggak depresi, supaya nggak cemas. Nah itu kita berikan," tambah Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok Selasa 2 Mei 2023 di 33 Kota di Indonesia, Surabaya dan Semarang Cerah Berawan

Baca juga: Hormon yang Menurun saat Menopause Akan Memengaruhi Kehidupan Seksual Seorang Wanita
Sehingga secara psikologi, mood wanita tersebut akan stabil.
Klik di sini untuk dapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Penjelasan Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Beauty Health edisi 24 November 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.