TRIBUNHEALTH.COM - Kata orang saat cairan tubuh kita tercukupi, maka tubuh saat berpuasa tidak akan lemas, apakah anggapan tersebut benar?
Dokter umum, dr. Muhammad Fiarry Fikaris menyampaikan tanggapannya melalui tayangan YouTube TribunHealth.com.
"Betul, kebutuhan cairan itu juga penting ya. Selain makanan gizi seimbang terus porsinya juga cukup, tidak berlebih dan tidak kurang, cairan itu juga penting. Karena cairan itu juga banyak fungsinya untuk kita," kata dr. Muhammad Fiarry Fikaris.

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Kebutuhan Air Harian untuk Tubuh saat Berpuasa
Ketika kita kekurangan cairan, maka bisa menimbulkan dehidrasi.
Jika dehidrasi dibiarkan terlalu lama bisa membahayakan.
"Kalau kita minum cairannya cukup, tapi cukup itu tidak kurang dan tidak lebih ya. Jadi terlalu banyak juga gak bagus. Karena manusia punya rekomendasi kebutuhan 1 hari sekiat 8 gelas menyesuaikan dengan aktivitas, menyesuaikan dengan suhu dan ada banyak faktor-faktor lainnya," imbuhnya.
Minum itu jumlahnya tetap sama, tetapi waktu atau timing-nya yang diatur berdasarkan puasa.
Baca juga: Ibu Hamil Harus Memenuhi Kebutuhan Cairan agar Tidak Mengalami Risiko Dehidrasi
Bagaimana pembagian waktunya?
"Jadi kalau pembagian waktu sebenarnya tentu disesuaikan dengan jam berbuka dengan jam sahurnya. Tetapi misalkan kita ambil jumlah umum 8 gelas bisa dibagi-bagi. Misalkan pada saat berbuka minum 1 gelas, lalu setelah makan makanan kecil minum 1 gelas lagi. Lalu setelah makan makanan besar 1 gelas dans aat sebelum tidur, bangun tidur, lalu saat sahur," lanjutnya.
Kurang lebih setiap momen-momen itu minimal kita minum 1 gelas air.
Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air 8 gelas per hari tidak seperti "kejar setoran".
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Anak Diare, Penuhi Asupan Cairan dan Waspadai Gejala Komplikasi
Saat minum air putih sebaiknya bertahap dan diberi jeda setiap 1 jam, dalam satu waktu tidak harus minum air putih sebanyak 8 gelas.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan dr. Muhammad Fiarry Fikaris. Seorang dokter umum.
(TribunHealth.com/PP)