Breaking News:

Dokter Imbau Lakukan Cuci Tangan 6 Langkah Guna Hindari 70 Persen Penyakit

dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A menjelaskan cara mencegah penyakit dengan mencuci tangan

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
kompas.com
Ilustrasi mencuci tangan guna hindari penyakit 

TRIBUNHEALTH.COM - dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A menjelaskan cara mencegah penyakit.

Pada dasarnya setiap penyakit bisa dicegah oleh protokol kesehatan yang baik.

Protokol kesehatan yang dimaksud ialah menerapkan cuci tangan 6 langkah.

Baca juga: Kebiasaan Duduk Berjam-jam Dikaitkan dengan Risiko Obesitas hingga Masalah Kolesterol

Namun sayangnya, tak banyak masyarakat yang memahami aturan cuci tangan 6 langkah ini.

"Terkadang pasien saya ada yang sering batuk dan campak, ketika saya minta cuci tangan 6 langkah nggak bisa. Padahal sudah hampir 3 tahun pandemi," ungkapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.

Untuk menjaga daya tahan tubuh, klik disini

Ilustrasi upaya mengakhiri pandemi Covid-19
Ilustrasi upaya mengakhiri pandemi Covid-19 (pixabay.com)

Untuk itu Sindy menghimbau masyarakat untuk mempelajari pedoman cuci tangan 6 langkah.

Karena jika bisa menerapkan cuci tangan 6 langkah dapat mencegah terjadinya 70 persen penyakit.

Baca juga: Pentingnya Mencuci Tangan sebelum Makan, Guna Hindari Virus Penyebab Gastroenteritis

Disamping menerapkan pedoman cuci tangan 6 langkah, guna terhindar dari penyakit Carissa mengharapkan masyarakat tidak makan-makanan bekas dari anak yang sedang terkena campak.

"Tetap waspada, bila ragu dengan keluhan konsultasikan bersama dokter dan pastikan konsumsi makan-makanan bergizi seimbang" tambah Sindy.

2 dari 4 halaman

Gejala Campak

Bagi para ibu agar bisa lebih waspada terkait kondisi ini, ada baiknya untuk mengenai sejumlah gejala yang ditimbulkan dari campak. antara lain:

Ilustrasi orang dewasa terinfeksi penyakit campak
Ilustrasi orang dewasa terinfeksi penyakit campak (freepik.com)

- Demam tinggi yang berlanjut

- Batuk

- Pilek

Baca juga: Daftar Gejala Omicron pada Orang yang Telah Divaksin Penuh, Kelelahan dan Pilek Jadi yang Teratas

- Nyeri tenggorokan

- Muncul ruam kemerahan pada hari ke 3 dan 4 di belakang telinga

- Ruam menyebar ke daerah leher, wajah, badan.

Ilustrasi penderita campak yang menular
Ilustrasi penderita campak yang menular (pontianak.tribunnews.com)

Gejala di atas biasa ditemui pada jenis campak klasik yang hampir tidak memiliki kekebalan dan terjadi pada anak yang tidak divaksi.

Biasanya campak klasik dialami ketika suatu daerah sedang banyak terkena wabah campak.

3 dari 4 halaman

Manfaat Imunisasi Campak

Seorang anak yang mengalami penyakit campak harus ditangani dengan tanggap pasalnya penyakit ini cukup berbahaya.

Baca juga: Dokter: Penderita Campak Biasanya Alami Sakit Tenggorokan hingga Tak Mau Makan

Terlebih jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya, maka gejala bisa mudah memberat.

Berbeda jika anak telah mendapatkan imunisasi campak, maka gejalanya sangat ringan.

"Kalau sudah diimunisasi biasanya gejalanya sangat ringan, nggak klasik lagi," ungkap Sindy.

Ilustrasi imunisasi
Ilustrasi imunisasi (freepik.com)

Sejumlah gejala yang bisa ditemui yakni:

- Tidak ada demam, jika ada hanya berkisar 37,5 - 38 derajat celcius

- Ruamnya tidak mudah menyebar

Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK: Tidak Semua Kelainan di Kulit atau Ruam di Kulit merupakan Alergi

- Tidak terlalu lemas

- Jarang terjadi komplikasi (hingga paru dan otak).

4 dari 4 halaman

Untuk itu Sindy menghimbau agar seluruh anak mendapatkan imunisasi campak.

"Jadi penting sekali untuk dilakukan imunisasi campak ini karena jauh sekali perbedaan gejala yang dialami," imbau Sindy.

Perbedaan Campak dan Rubella

Ilustrasi anak yang mengalami campak
Ilustrasi anak yang mengalami campak (kompas.com)

Campak dan rubella adalah penyakit yang sering dianggap mirip namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda.

Keduanya sama-sama berbahaya jika dialami oleh seorang anak.

Campak itu akan sangat berbahaya jika terkena pada anak-anak, terutama jika keluhannya sangat berat dan anak tersebut belum mendapatkan vaksinasi.

Baca juga: Ruam Merah Bisa Jadi Gejala Covid-19 pada Anak, Dokter Jelaskan Bedanya dengan Penyakit Campak

"Kalau belum dilakukan booster dan tidak ada kekebalan bisa agak berat, sampai ke paru, otak, dan telinga," kata Sindy.

Lebih terperinci lagi, jika terkena campak jerman maka bahayanya pada ibu hamil.

Namun keluhan yang ditimbulkan cenderung lebih ringan dibanding jenis campak yang lain.

Ilustrasi anak terkena campak
Ilustrasi anak terkena campak (tribunnews.com)

Proses penularan campak jerman ini biasanya didapat dari anak-anak usia sekolah yang kemudian mengenai ibu hamil.

"Ibu hamil yang terkena campak jerman itu bahaya sekali untuk janinnya," ucap Sindy.

Terlebih jika campak ini dialami ibu hamil saat usia kandungan memasuki trimester pertama.

Baca juga: Fakta-fakta Terlalu Banyak Olahraga, Justru Bisa Merusak Tubuh?

Akibatnya bisa mengalami kongenital rubella syndrom yang mengakibatkan gangguan:

- Jantung

- Kebutaan

- Tuli.

Untuk itu jangan sampai seorang ibu hamil terkena campak jerman.

Sebagai langkah antisipasinya, pastikan saat anak memasuki usia sekolah mendapatkan vaksinasi campak.

Penjelasan dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.commencuci tangandr. Sindy Atmadjaprotokol kesehatan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved