TRIBUNHEALTH.COM - Pandemi Covid-19 memang telah terkontrol dan mulai menurun di berbagai belahan dunia.
Namun ini bukan berarti pandemi benar-benar telah berakhir.
Virus corona masih ada, hanya saja gejalanya lebih ringan karena efek vaksinasi yang sudah meluas.
Bahkan ahli kesehatan menyebut setengah dari kasus pilek di Inggris mungkin disebabkan oleh Covid-19.
Karenanya, ilmuwan terus melacak gejala infeksi Covid-19, termasuk omicron yang kini masih mendominasi.
Tanda yang paling ditekankan para ahli adalah batuk, pilek, dan kelelahan.
Gejala paling umum pada orang yang divaksinasi lengkap

Para peneliti di Norwegia melakukan penelitian dengan mewawancarai 111 dari 117 tamu yang datang ke sebuah pesta pada 26 November 2021 di mana terjadi wabah Omicron.
Dari kelompok yang diwawancarai, 66 memiliki kasus definitif Covid dan 15 memiliki kemungkinan kasus, dilansir Independent.co.uk, Minggu (14/8/2022).
Dari 111 peserta, 89 persen telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak ada yang menerima suntikan booster.
Baca juga: Waspada Varian Baru Covid BA.2.75 yang Sudah Masuk Indonesia, Pemerintah Gencarkan Vaksin Booster
Menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi Eurosurveillance, ada delapan gejala utama yang dialami oleh kelompok pengunjung pesta yang divaksinasi penuh.
Gejala yang dimaksud antara lain: batuk terus-menerus, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam dan bersin.
Studi ini menemukan bahwa batuk, pilek, dan kelelahan adalah gejala paling umum pada individu yang divaksinasi, sementara bersin dan demam paling jarang terjadi.
Pakar kesehatan masyarakat juga menambahkan mual ke daftar gejala ini pada orang yang divaksinasi yang telah tertular varian Omicron.

Baca juga: China Laporkan Kemunculan Virus Baru Bernama Langya, Berasal dari Tikus
Meskipun vaksin melindungi terhadap risiko virus yang lebih serius, masih mungkin untuk tertular Covid bahkan jika telah mendapat vaksin dan booster.
Sifat gejala yang ringan membuat sulit bagi orang untuk membedakan virus dari flu biasa.
Tetapi, menurut Profesor Tim Spector, dari aplikasi ZOE Covid, sekitar 50 persen dari "'pilek baru' saat ini, pada kenyataannya, adalah Covid".
Dua tanda peringatan Omicron

Para ahli juga menjelaskan ada dua gejala berbeda yang bisa menjadi tanda tes positif sudah dekat: kelelahan dan pusing atau pingsan.
Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan dapat diterjemahkan menjadi nyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kepada Good Morning Britain bahwa kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Baca juga: 5 Penyebab Munculnya Sensasi Terbakar pada Hidung, Termasuk Rhinitis dan Covid-19
Faktanya, 40 persen wanita melaporkan bahwa mereka berjuang dengan kelelahan akibat Covid dibandingkan dengan sepertiga pria, menurut jajak pendapat oleh WebMD yang menanyakan kepada pengguna seberapa sering mereka menderita kelelahan dari 23 Desember 2021 hingga 4 Januari 2022.

Pusing atau pingsan adalah tanda kedua bahwa seseorang mungkin menderita Omicron.
Sebuah laporan dari Jerman baru-baru ini menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara pingsan dan Omicron setelah dokter di Berlin menemukan bahwa Covid memicu serangan pusing berulang pada pasien berusia 35 tahun yang dirawat di rumah sakit.
Surat kabar Jerman Arztezeitung mengatakan bahwa para dokter dapat melihat "hubungan yang jelas" antara infeksi dan pingsan.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)