TRIBUNHEALTH.COM - Apa saja gizi yang bagus untuk anak kos selama bulan puasa?
Dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah, dr. Juwalita Surapsari menyampaikan tanggapannya pada tayangan YouTube Kompas.com.
"Anak kos maunya yang simple, mudah didapat. Kalau anak kos biasanya masih bisa simpen-simpen sesuatu di kulkas. Misalnya pagi itu kita ambil karbohidratnya pakai oat. Oat itu kan ada yang instan sebetulnya, yang tidak perlu dimasakkan ada," ujar dr. Juwalita Surapsari.
Klik link berikut dan dapatkan produk yang membantu menjaga kesehatan Anda.

Baca juga: dr. Juwalita Surapsari, Sp.G.K, M.Gizi Bagikan Tips Membatasi Kalori saat Berbuka Puasa
Untuk protein bisa ambil susu, boleh susu low fat atau susu segar, atau misalnya menggunakan yogurt juga tidak masalah.
Kemudian mau ditambah apa lagi?
"Mau ditambahin serat, dan seratnya paling gampang pakai buah aja deh, potong-potong buah," imbuhnya
Jika ingin ditambah lagi agar serat lebih banyak bisa ditambahkan biji-bijian seperti chia seed.
"Akhirnya dia sudah ketemu satu makanan yang kira-kira sudah bisa mewakili komponen bahan makanan, ada karbo, protein dan ada seratnya, juga ada lemak dari chia seed. Itu untuk sahurnya," timpal dr. Juwalita Surapsari.
Baca juga: Ternyata Makanan saat Berbuka Puasa Mempengaruhi Kondisi Kulit, Ini Kata dr. Arini Widodo Sp.KK
Untuk buka puasa gimana?
"Buka puasa itu sebetulnya itu tantangannya. Karena sebetulnya pada anak kos sebetulnya pilihan makanan itu tidak terlalu heboh banget. Tapi mungkin karena ketemu teman-temannya, pilihan makanan untuk berbuka jadi banyak banget," pungkasnya.
.
Sebenarnya sebagai makanan pembuka adalah kurma, sehingga bisa dilanjutkan dengan makan malam saja..
"Cuma yang perlu perencanaan adalah makan sahur. Karena makan sahur itu challenging ya. Jangan sampai terjebak akhirnya hanya makan mie instan. saat pagi," kata dr. Juwalita Surapsari.
Ini disampaikan pada channel YouTube Kompas.com bersama dengan dr. Juwalita Surapsari, Sp.G.K, M.Gizi. Seorang dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah.
(TribunHealth.com/PP)