TRIBUNHEALTH.COM - dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A menjelaskan seputar vaksin MR.
MR merupakan singkatan dari Measles (campak) Rubella (campak jerman). Imunisasi ini memberikan kekebalan pada campak dan campak jerman.
Vaksin MR telah diwajibkan dari pemerintah untuk digunakan, bahkan juga disubsidi.
Baca juga: Ini Tujuan Dilakukan Pemeriksaan sebelum Melakukan Vaksinasi HPV, Begini Ulasan dr. Theressia
"Termasuk diwajibkan oleh pemerintah, disubsidi oleh pemerintah jadi gratis diberikan dari layanan kesehatan," ungkap Sindy dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
Perlu diketahui, vaksinasi MR bisa menimbulkan efek samping. Dampak ini merupakan hal yang umum terjadi karena masuk sebagai kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Untuk melindungi kesehatan anak, klik disini
Seorang anak yang sudah mendapatkan imunisasi MR, kemungkinan akan mengalami demam dengan persentase 60 - 70 persen.

Demam ini bisa dalam kategori rendah hingga tinggi, tergantung dengan respon tubuh setiap anak.
Tak hanya demam, anak yang sudah mengikuti imunisasi juga akan mengalami bengkak dan rasa nyeri pada area suntikan. Lalu diikuti ruam merah setelah memasuki hari ke 3.
Baca juga: Ruam Merah Bisa Jadi Gejala Covid-19 pada Anak, Dokter Jelaskan Bedanya dengan Penyakit Campak
Jika mulai mengalami gejala ruam, sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Manfaat Imunisasi Campak
Seorang anak yang mengalami penyakit campak harus ditangani dengan tanggap pasalnya penyakit ini cukup berbahaya.
Terlebih jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak sebelumnya, maka gejala bisa mudah memberat.

Berbeda jika anak telah mendapatkan imunisasi campak, maka gejalanya sangat ringan.
"Kalau sudah diimunisasi biasanya gejalanya sangat ringan, nggak klasik lagi," ungkap Sindy.
Sejumlah gejala yang bisa ditemui yakni:
Baca juga: Muncul Tanda Ruam hingga Melepuh pada Kulit, Ini yang Harus Segera di Lakukan Menurut Dokter
- Tidak ada demam, jika ada hanya berkisar 37,5 - 38 derajat celcius
- Ruamnya tidak mudah menyebar
- Tidak terlalu lemas
- Jarang terjadi komplikasi (hingga paru dan otak).

Untuk itu Sindy menghimbau agar seluruh anak mendapatkan imunisasi campak.
"Jadi penting sekali untuk dilakukan imunisasi campak ini karena jauh sekali perbedaan gejala yang dialami," imbau Sindy.
Perbedaan Campak dan Rubella
Campak dan rubella adalah penyakit yang sering dianggap mirip namun sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda.
Baca juga: Anak Dicurigai Alami Rubella, Ini yang Harus Segera Dilakukan Ibu Hamil Guna Cegah Penularan
Keduanya sama-sama berbahaya jika dialami oleh seorang anak.
Campak itu akan sangat berbahaya jika terkena pada anak-anak, terutama jika keluhannya sangat berat dan anak tersebut belum mendapatkan vaksinasi.
"Kalau belum dilakukan booster dan tidak ada kekebalan bisa agak berat, sampai ke paru, otak, dan telinga," kata Sindy.

Lebih terperinci lagi, jika terkena campak jerman maka bahayanya pada ibu hamil.
Namun keluhan yang ditimbulkan cenderung lebih ringan dibanding jenis campak yang lain.
Proses penularan campak jerman ini biasanya didapat dari anak-anak usia sekolah yang kemudian mengenai ibu hamil.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Jelaskan Risiko hingga Tata Laksana jika Ibu Hamil Menderita TB
"Ibu hamil yang terkena campak jerman itu bahaya sekali untuk janinnya," ucap Sindy.
Terlebih jika campak ini dialami ibu hamil saat usia kandungan memasuki trimester pertama.
Akibatnya bisa mengalami kongenital rubella syndrom yang mengakibatkan gangguan:
- Jantung

- Kebutaan
- Tuli.
Untuk itu jangan sampai seorang ibu hamil terkena campak jerman.
Sebagai langkah antisipasinya, pastikan saat anak memasuki usia sekolah mendapatkan vaksinasi campak.
Baca juga: Jangan Sampai Alami Tuli Saraf yang Tidak Bisa Diobati, Biasakan Penggunaan Headset dengan Tepat
Penjelasan dr. Sindy Atmadja, M.Ked(Ped), Sp.A. ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)