TRIBUNHEALTH.COM - Selama bulan Ramadhan setiap muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.
Bahkan sebagian ibu hamil juga tidak mau melewatkan moment ini.
Apabila kondisi ibu hamil dan janin sehat serta sudah mendapatkan izin dari dokter, maka ibu hamil diperbolehkan untuk menjalankan puasa.
Kendati demikian, ibu hamil tidak boleh melewatkan waktu sahur.
Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, jika seorang ibu hamil lupa sahur sebaiknya membatalkan puasanya.
"Karena orang yang normal saja bukan ibu hamil ketika tidak sahur, mesti otomatis akan merasakan pertama pagi-pagi sudah merasa pusing, mual, badan tidak terasa enak," tutur Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Baca juga: Selain Sikat Gigi, Ada Alat Lain yang Perlu Digunakan untuk Membersihkan Gigi dan Mulut

Baca juga: Mengetahui 8 Macam Perawatan Gigi dan Mulut yang Sering Dilakukan oleh Masyarakat
"Ketika nanti akan dilanjutkan dia memang harus akan berjuang sampai untuk bisa buka. Ini kembali lagi kepada ibu hamilnya, kira-kira bisa bertahan atau enggak," ulas Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Puasa Sehat edisi 24 Maret 2023.
Apabila nanti pada siang hari keluhan yang dialami semakin berat, seperti mual, muntah, kram, dan pusing maka bisa merangsan kondisi yang lebih berat pada perut seperti kram perut.
Akibat hal ini bisa merangsang terjadinya persalinan.
Bahkan kondisi terburuk bisa mengakibatkan persalinan prematur pada trimester ketiga.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG mengatakan jika pada trimester pertama dan ketiga sebaiknya ibu hamil tidak melaksanakan puasa.
Hal ini karena pada trimester pertama terjadi peningkatan hormon yang lebih dominan, salah satunya adalah hormon progesteron.
Baca juga: Teknik Layering Beda Brand hingga Gonta-ganti Skincare, Membuat Penggunaan Skincare Tidak Optimal

Baca juga: Waspada, Gejala Sakit Kepala yang Harus Menjadi Peringatan! Berikut Kata dr. I Gde Anom Sp.Bs
Peningkatan hormon tersebut bisa menimbulkan gejala mual dan muntah.
Ketika seorang ibu hamil berpuasa, kondisi ini akan merangsang peningkatan asam lambung dan disisi lain hormon progesteron juga meningkat.
Akibatnya, potensi untuk terjadinya mual muntah lebih besar dibandingkan pada saat trimester kedua.
"Jadi sebaiknya, tapi itu tergantung juga pada ibu hamilnya kira-kira kalau memang beliaunya benar-benar ingin puasa prosesnya tetap tergantung kondisi ibu hamilnya. Tapi sebagai anjurannya, pada trimester pertama sebaiknya seorang itu hamil dianjurkan untuk tidak berpuasa," ungkap Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
"Kemudian pada trimester ketiga dimana masa-masa menunggu persalinan, metabolisme tubuh seorang ibu lebih dominan karena disamping memikirkan ibunya sendiri pada trimester ketiga ini berat badan janin bertambah sehingga risiko untuk terjadinya persalinan prematur pada seorang ibu hamil lebih tinggi dibandingkan dengan pada trimester kedua," jelas Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG.
Baca juga: Wajib Tahu, Dokter Jelaskan Aturan Berbuka agar Asam Lambung Tidak Kambuh ketika Berpuasa

Baca juga: Tidak Semua Kandungan Skincare Boleh Digunakan Bersamaan, Pahami Kandungan Skincare Terlebih Dahulu
Sehingga ibu hamil lebih aman menjalankan puasa pada trimester kedua.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi susu ibu hamil yang aman dikonsumsi.
Baca juga: Apakah Penyakit Hipertensi Sudah Pasti Menyebabkan Sakit Kepala? dr. Eric Herrianto Menanggapi
Penjelasan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Ekowiyono, Sp.OG dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Puasa Sehat edisi 24 Maret 2023.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.