TRIBUNHEALTH.COM - Sebagai masyarakat yang berpendidikan seyogyanya kita tidak mudah menyerap mitos yang beredar.
Salah satu mitos yang umum terdengar mungkin ialah pemberian kopi pada bayi bisa mencegah step atau kejang.
Terkait hal ini, dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A mengimbau untuk tidak memberikan kopi maupun teh lagi kepada bayi.
Pemberian kopi maupun teh pada bayi bisa mengganggu bahkan menghambat penyerapan nutrisi ke dalam tubuh.
dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A menambahkan jika hal ini juga dapat memicu kekurangan zat besi pada anak.
Baca juga: Mengenal Gejala hingga Fakta Unik Sakit Kepala Berdasarkan Pemaparan dr. Zulfa dan dr. Eric

Baca juga: Susunan dan Kesehatan Gigi Dapat Memengaruhi Senyuman Serta Struktur Bibir
Upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua apabila buah hatinya mengalami kekurangan zat besi ialah memberikan suplementasi kepada anak.
"Kan di sini kan kalau sekarang lagi tren (MPASI) buat sendiri. Semuanya serba diolah sendiri (real food). Real food ini kadang kurang tepatnya adalah tidak memperhatikan zat gizinya tersebut," tutur dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Pernyataan ini disampaikan oleh dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program TribunHealth edisi 29 Maret 2023.
"Misalnya kaya kita kan sukanya ayam geprek ya, ya dikasihnya ayam terus. Padahal anak juga memerlukan zat besi yang ada di daging merah, hati ayam, daging sapi, daging kambing, itu memang jarang kita berikan," pungkas dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
"Nah kalau misalkan jarang ya kita berikan suplementasi zat besi. Nah untungnya kalau misalnya yang kaya MPASI yang sasetan, instan itu memang sudah ada fortifikasi besi tapi memang kita tetap anjurkan real food tanpa teh, kopi," imbuh dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Ketika anak kekurangan zat besi terkadang memang tidak menunjukkan ciri-ciri, namun dampak jangka panjangnya bisa memengaruhi pertumbuhan anak.
Baca juga: Kapankah Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tretament Vagina Tightening setelah Melahirkan?

Baca juga: drg. Munawir Usman Tegaskan untuk Memperhatikan Makanan yang Dikonsumsi ketika Berpuasa
Biasanya tanda yang bisa diamati adalah kenaikan berat badan anak, anak yang kekurangan zat besi umumnya mengalami kenaikan berat badan yang hanya sedikit.
Apabila tenaga kesehatan menjumpai anak dengan ciri-ciri seperti ini maka akan melakukan screening.
"Kalau menurut ibunya anaknya makannya banyak tapi kok naiknya kaya dikit-dikit gitu kita akan screening untuk memastikan kekurangan zat besi atau tidak," sambung dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Pasalnya anak yang kekurangan zat besi tidak terlihat secara kasat mata kecuali kondisinya memang sudah sangat parah.
"Parah tuh kaya hemoglobin (Hb)nya 7, itu mah kelihatan pucat. Kita lihat kok pucat ya, cuman kadang ada yang memang kulitnya rada putih jadi nggak terlalu kelihatan. Tapi pas kita cek 7 ternyata Hbnya terpaksa transfusi kalau seperti itu," timpal dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Perlu menjadi informasi jika kadar hemoglobin (Hb) normal pada anak adalah sekitar 12 gram/dL.
"Biasanya yang ASI full itu ya tanpa suplemen zat besi, biasanya ada yang 10,6 atau 10,9. Kita kan pengennya sekitar 11. Apalagi 2 tahun pertama kita kan 1.000 hari kehidupan itu ya untuk pertumbuhan dan perkembangan itu penting sekali jadi jangan sampai kurang zat besi," lanjut dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Baca juga: Memahami TB Laten, Seseorang yang Terinfeksi Kuman Tuberkulosis namun Tidak Menimbulkan Gejala

Baca juga: Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Penularan Penyakit Tuberkulosis atau TBC
"Makanya pesan saya mah jangan lupa screening," pesan dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A.
Klik di sini untuk mendapatkan referensi vitamin guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Penjelasan dr. Sindy Atmadja, M.Ked (Ped). Sp.A dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunjabar video program Tribun Health edisi 29 Maret 2023.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.