TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit kanker serviks memiliki nama lain kanker leher rahim.
Penyakit keganasan yang menyerang wanita ini tidak dapat disepelekan lantaran kanker serviks dapat mengancam nyawa.
Bahkan disebutkan oleh dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G, kanker serviks ini sudah cukup tinggi dialami masyarakat.
Baca juga: Sembuh dari Kanker Serviks, Akankah Muncul Gejala Sisa? dr. Anik Suryaningsih Sp.OG Menjawab
"Jangan remehkan penyakit kanker serviks ini karena jumlah pasiennya lumayan tinggi dan angka kematiannya juga cukup tinggi," ungkapnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
Angka kematian kasus kanker serviks ini terbilang tinggi pada masyarakat Asia, terutama warga Indonesia.

Berdasarkan pernyataan Henry, dari survey terakhir Indonesia menduduki peringkat 4 bahkan 3 se Asia.
Cegah Kanker Serviks
Untuk mencegah kanker serviks ada beberapa upaya yang bisa dilakukan berdasarkan aturan dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Antara lain:
1. Primer
Adalah pencegahan utama yang bisa dilakukan. Yakni:
Baca juga: Segera Identifikasi Siklus Menstruasi dan Keputihan yang Dialami Guna Deteksi Kanker Serviks

- Vaksinasi virus HPV sejak umur 9 hingga 50 tahun
2. Sekunder
Pasien yang terdeteksi lesi awal pra kanker (stadium awal kanker).
Sehingga belum memiliki gejala mulai dari pendarahan hingga keputihan yang banyak.
Baca juga: dr. Yuniar Sp.OG Sebut Pemeriksaan Pap Smear Tidak Bisa Dilakukan ketika Menstruasi
Untuk mendeteksinya, bisa dilakukan dengan pemeriksaan pap smear, IVA test, dan kolposkopi.
Apabila ditemukan potensi kanker serviks, maka bisa dilakukan pencegahan dengan Krioterapi yang bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit.
Prinsip terapi ini adalah membekekukan sel-sel yang sudah terpapar oleh virus.
3. Tersier
Pencegahan ini berlaku pada pasien dengan stadium lanjut yang bertujuan mencegah kanker menyebar ke organ lain.
Penyebab Kanker Serviks

tak banyak masyarakat yang menyadarinya terlebih terkait penyebab penyakit kanker serviks bisa terjadi.
Menurut penuturan Henry, kanker serviks dapat terjadi disebabkan oleh virus HPV.
Seperti Virus Corona, HPV juga memiliki beberapa varian.
Baca juga: Cegah Kanker Serviks, Dokter: Walaupun Takut, Deteksi Lebih Baik daripada Mengobati
Diketahui varian HPV yang sering menyebabkan kanker serviks adalah varian 16 dan 18.
"Penyebabnya adalah dia (virus HPV) menginfeksi dan menyebar ke sel-sel leher rahim."
"Lalu membuat sel-sel itu menjadi ganas dan menyebar ke sel-sel ganas di sekitarnya," jelas Henry.
Imbasnya sel-sel yang ganas tersebut membentuk massa (tumor).

Transmisi virus ini bisa terjadi pada saat berhubungan seksual.
Dengan demikian, secara harafiah penyebutan kanker serviks kemungkinan besar disebabkan oleh faktor hubungan seksual.
Walaupun pada beberapa kasus, ditemukan seorang remaja perempuan yang belum pernah berhubungan seksual ditemukan sel-sel ganas ini (kanker serviks). Namun begitu, kasus ini harus diulas lebih lanjut.
Baca juga: Waktu yang Tepat dan Cara Memberikan Edukasi Seksual pada Anak Menurut Psikolog
Walau demikian, perlu diingat juga bahwa risiko terkena kanker serviks juga bisa terjadi apabila hanya berhubungan dengan satu orang saja yang telah memiliki faktor risiko tinggi alami kanker serviks.
Faktor Risiko
Salah satu kanker yang saat ini banyak menyita perhatian masyarakat , adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan suatu tumor ganas yang terletak pada 1/3 area leher rahim.

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa, terutama bagi mereka yang memiliki sejumlah faktor risiko.
Berikut sejumlah faktor risiko tersebut antara lain:
- Infeksi virus HPV
- Hubungan seksual
Baca juga: Kemenkes Tambahkan Daftar Imunisasi Rutin Wajib dari 11 Jadi 14, Salah Satunya Vaksin HPV
- Berjenis kelamin wanita.
Tanggap Kanker Serviks
Acapkali pasien tidak menyadari telah menderita penyakit kanker serviks.
Akhirnya terlambat diketahui dan baru mendapatkan penanganan dokter.
Hendry menyebut, biasanya pasien dengan kanker serviks baru datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut.

Beberapa gejala yang umum dijumpai, seperti:
- Keputihan yang banyak
- Pendarahan dari jalan lahir
- Keluhan nyeri
Penjelasan dr Henry Jerikho Maruli, Sp.O.G ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Cirebon.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)