TRIBUNHEALTH.COM - dr. Indra Marki, Sp.PD-KGEH menjelaskan prosedur dalam mengatasi batu empedu.
Terdapat satu metode untuk mengatasi batu empedu yang umum dilakukan, yakni ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography).
Prosedurnya diawali dengan menganjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur.
Baca juga: dr. Caturya Windy Sebut Wanita Lebih Berisiko Mengalami Batu Empedu, Berikut Penjelasannya
Lalu memasukkan suatu alat panjang yang diawali dari mulut sampai ke ujung saluran empedu.
Alat ini seperti selang kecil berukuran sebesar jari berwujud kabel dengan panjang 1 meter lebih sedikit.
Pada ujung alat ini memiliki kamera dengan ujung belakang disambung pada TV.

Dengan begitu dokter bisa melakukan observasi dari hasil yang ditayangkan pada TV.
Dalam prosesnya, dokter akan memasukkan kawat kecil yang akan dilewatkan pada batu, berikutnya akan dimasukkan suatu alat yang sering disebut balon untuk dikembungkan.
Baca juga: Kenali Penyebab Sakit di Area Perut Kanan, Bisa Disebabkan Usus Buntu hingga Batu Empedu
Setelah itu balon ditarik hingga batu keluar dari sumbatan hingga membuat cairan empedu tidak ke atas lagi.
Kondisi tersebut bisa membuat kulit tubuh pasien menjadi tidak kuning kembali.
Setelah itu kantung empedu diambil agar mencegah batu menyangkut kembali di saluran empedu.

Tak perlu khawatir jika kantung empedu diambil, karena tindakan ini hanya mengambil produksi cadangannya saja.
Indra pun mengatakan bahwa prosedur dari tindakan ini minimal invasif sehingga mempercepat penyembuhan dan lama perawatan di rumah sakit.
Deteksi Batu Empedu
Menurut pemaparan Indra, cara teraman untuk mendeteksi penyakit batu empedu ialah menggunakan ultrasonografi (USG).
Baca juga: Penyumbatan di Saluran Empedu Bisa Mengganggu Fungsi Hati dan Sebabkan Pembengkakan Hati
Meski dikatakan sebagai alat deteksi paling aman, namun pemeriksaan USG ini hanya memiliki tingkat keefektifitasan berkisar 40 persen.
Bahkan terkadang jika ukuran batunya terlalu kecil, maka tidak dapat terdeteksi oleh USG ini.
Namun tak perlu risau, ada pemeriksaan lain yang menghasilkan hasil lebih jelas. Adalah pemeriksaan CT Scan.

Sementara untuk melihat kondisi di saluran empedu daoat dilakukan dengan MRI (Magnetic resonance imaging).
"Terkadang CT Scan juga bisa, tetapi besar posisinya agak sulit," tambah Indra dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
Jenis Batu Empedu
Penyakit batu empedu memiliki dua jenis yakni batu kolesterol dan batu pigmen.
Baca juga: dr. Hasan Menerangkan Jika Penderita Batu Empedu Tak Menunjukkan Gejala Kecuali Menimbulkan Masalah
Sekitar 80 sampai 90 persen kasus batu empedu, terjadi diakibatkan oleh batu kolesterol.
Penyakit batu empedu jenis batu kolesterol cenderung disebabkan oleh beragam faktor risiko.
Di antaranya:
- Makan berlemak secara berlebihan

- Kegemukan
- Berusia lebih dari 40 tahun
- Perempuan.
Baca juga: Kolesterol Tinggi Tak Hanya Dialami Badan Gemuk Saja, Badan Kurus juga Dapat Mengalaminya
Sementara pada batu pigmen, lebih dipengaruhi oleh faktor infeksi, seperti anemia hemolitik.
Gejala
Gejala yang paling umum dijumpai pada penyakit batu empedu, berada di bawah rusuk kanan atas terasa melilit atau nyeri (hilang timbul) dan menjalar ke punggung.
Gejala ini bisa timbul apabila telah terjadi sumbatan di kantung empedu.

Jika tidak, sebenarnya sebanyak 80 persen kasus penyakit batu empedu tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: dr. Hasan Mauhaleha : Peradangan Dinding Kantong Empedu Sering Disertai Nyeri Perut Bagian Kanan
Penjelasan dr. Indra Marki, Sp.PD-KGEH ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth/Ranum Kumala Dewi)