TRIBUNHEALTH.COM - Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG menjelaskan mengenai manfaat USG fetomaternal.
Seorang ibu hamil bisa melakukan screening atau USG (ultrasonografi) fetomaternal tanpa harus memiliki rujukan dari dokter kandungan.
Konsultan fetomaternal yang merupakan sub spesialis dari profesi dokter kandungan tentu akan segera melakukan tindakan pada pasien tersebut.
Baca juga: Kondisi Ibu Hamil yang Dianjurkan Melakukan Pengobatan IPM, Simak Penuturan dr. Isrun Masari. Sp.An
Umumnya rujukan pemeriksaan fetomaternal diberikan pada seorang ibu hamil dengan usia kandungan memasuki trimester kedua (di atas 18 - 25 minggu).
Usia ini dianggap paling ideal untuk melakukan proses screening atau USG fetomaternal.
"Meskipun sejak usia trimester pertama kita bisa melakukan pemeriksaan detil janin," kata Wiku dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

Dalam pemeriksaan ini, dapat diketahui tanda-tanda yang ditampilkan oleh janin dalam kandungan.
Perlu diketahui, untuk mendeteksi kelainan genetika pada janin tidak bisa dilakukan dengan USG, melainkan harus memerlukan pemeriksaan DNA.
USG fetomaternal hanya untuk mendeteksi adanya kemungkinan tanda-tanda kelainan genetika pada janin.
Baca juga: Mengenal Manfaat Penting Zat Besi, Termasuk Menunjang Kesehatan Ibu Hamil dan Janin
Misalnya dari tulang hidung yang tidak muncul atau kulit leher dibawah tengkuk yang tebal yang menandakan adanya kondisi kelainan genetika down syndrome.
Berbeda dengan pemeriksaan pada trimester kedua, pada masa ini pemeriksaan dilakukan secara lebih detil pada keseluruhan tubuh.
"Dalam pemeriksaan ini melibatkan serangkaian tahapan, mulai dari kepala, jantung, paru-paru, badan, tangan, hingga kaki," imbuh Wiku.

Lebih lanjut, jika ibu hamil baru datang pada usia kehamilan trimester ketiga untuk pemeriksaan USG ini, kondisi janin akan cenderung sulit dilihat.
Walaupun seorang konsultan fetomaternal akan tetap berupaya melakukan pemeriksaan USG.
Kehamilan Berisiko Tinggi
Kehamilan adalah suatu hal yang dinanti oleh para pasangan suami istri, terutama bagi yang baru saja menikah.
Dengan adanya kehamilan maka dapat meneruskan keturunan dan membuat hubungan suami istri semakin erat.
Baca juga: Idealnya Perencanaan Program Kehamilah Dilakukan Sebelum atau Sesudah Menikah?
Walau begitu, kehamilan tak selalu memberikan harapan yang baik.
Ada sejumlah kondisi yang justru berisiko tinggi pada saat kehamilan terjadi.
Kondisi ini bisa ditemui pada seorang wanita hamil dengan kategori:
- Usia di atas 35 tahun.

- Miliki riwayat kehamilan berulangkali
- Riwayar caesar lebih dari dua kali
- Hipertensi saat kehamilan
Baca juga: Penyakit Hipertensi, Stroke, Diabetes, Jantung hingga Kanker Bisa Mengganggu Kehidupan Seksual
- Kelainan jantung
- Pernah melahirkan anak cacart.
"Itu yang kita namakan dengan kehamilan berisiko tinggi," imbuh Wiku.
Untuk melakukan intervensi ini, dibutuhkan penanganan yang tepat.

Umumnya masalah kehamilan dengan risiko tinggi dapat dikonsultasikan bersama konsultan fetomaternal yang merupakan sub spesialis dari profesi dokter kandungan.
"Bila dokter kandungan bisa melakukan intervensi kenapa tidak, namun jika ada kebutuhan khusus dan merasa perlu konsultasi maka bisa dirujuk dengan konsultan sub spesialis fetomaternal.
Deteksi Kehamilan Berisiko Tinggi
Untuk mendeteksi keadaan ini bisa didapat dari melakukan pemeriksaan penunjang pada saat awal kehamilan.
Misalnya pemeriksaan:
Baca juga: dr. Hari Purwanto Sebut Campak Jerman Lebih Berbahaya Bagi Ibu Hamil Dibandingkan Campak Biasa
- Darah
- Gula darah
- Kolesterol

- Ginjal
- Saluran kemih.
"Dari hasil pemeriksaan akan diketahui apakah kehamilan tanpa risiko atau berisiko," sambung Wiku.
Apabila memang dibutuhkan kembali pemeriksaan tambahan, maka bisa dilakukan bersama sub spesialis konsultan fetomaternal.
Persiapan Kehamilan
Edukasi kesehatan sangat penting diberikan kepada seorang wanita menjelang menikah.
Dengan edukasi ini, dapat membantu ibu hamil dalam mengantisipasi masalah kesehatan pada saat kehamilan.
Baca juga: Konsumsi Asam Folat, Vitamin E dan Susu Persiapan Hamil bisa Mempercepat Kehamilan?
Wiku menghimbau setiap wanita pada masa kehamilan diharuskan mengonsumsi:
- Asam folat
- Zink
- Zat besi

"Jadi apa yang diharapkan didepan, yakni anak sehat dan cerdas bisa diprogram dari sejak dini," kata Wiku.
Tak harus menunggu masa kehamilan tiba, program ini bisa dilakukan sebelum ibu mengandung.
Penjelasan Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subspes Kfm ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)