TRIBUNHEALTH.COM - Maraknya kekerasan seksual tentu membuat kita merasa khawatir.
Pasalnya usia anak-anak rentan menjadi korban kekerasan seksual, tak hanya orang dewasa saja.
Kekerasan seksual bisa terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat ataupun sekolah.
Bagaimana cara menyelamatkan masa depan anak-anak yang telah mengalami kekerasan seksual?
Adib Setiawan menyampaikan, untuk menyelamatkan masa depan anak terdapat 3 cara, yakni :
- Memberikan pendidikan yang layak pada anak

Baca juga: Psikolog Sampaikan Cara Menghindari Lingkungan yang Rentan Terjadi Kekerasan Seksual
Anak-anak perlu mendapatkan pendidikan yang lebih layak.
Karena pendidikan memungkinkan anak terbebas dari kekerasan seksual atau bisa healing (sembuh).
- Memberikan pendampingan psikologis secara berkelanjutan
Selain itu memang memerlukan peran dari psikolog, barangkali yang mendampingi, mendengarkan atau adanya teman.
Tujuannya ialah menghilangkan rasa kesal karena menjadi korban kekerasan seksual bisa hilang.
Posisi korban kadang kala jika tidak mendapatkan pendampingan atau konseling, barangkali kekesalan tersebut tersimpan di dalam alam bawah sadarnya sampai dewasa.
Baca juga: Cara Menghadapi dan Menghindari Lingkungan yang Terdapat Kekerasan Seksual
Adib Setiawan menegaskan, seseorang yang sudah diketahui menjadi korban kekerasan bagaimana caranya menjadikan layak.
- Membangun hubungan harmonis antar keluarga
Perlu diketahui bahwa keluarga harmonis juga berperan penting.
Karena dengan keluarga harmonis memungkinkan anak mendapat dukungan sosial yang cukup dari keluarganya, sehingga memungkinkan anak untuk berkembang.
Cara menghindari dan menghadapi lingkungan yang sering terjadi kekerasan seksual yakni pastikan tinggal di lingkungan yang sehat.
Sehat itu gampangnya dari ukuran rumah, jumlah orang yang tinggal di lingkungan tersebut juga akan terlihat.
Baca juga: Meskipun Tidak Semua, Korban yang Memiliki Riwayat Kekerasan Seksual bisa Melakukan pada Orang Lain
Jika dalam satu rumah misalnya terdapat 3 kamar dan ditempati oleh 10 orang, maka itulah lingkungan yang tidak sehat.
Potensi untuk terjadi kekerasan seksual jauh lebih tinggi.
Selain itu, pastikan kedua orang tua jangan sering bertengkar.
Karena kadang kala seorang anak yang mendapatkan kekerasan seksual adalah karena kedua orang tua yang sering bertengkar.
Akhirnya anak mendapatkan kekerasan seksual entah dari tetangga, paman, atau dari siapa pun yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual.
Yang lebih mengejutkan lagi pelaku kekerasan seksual adalah orang tua sendiri juga bisa terjadi.
Baca juga: Psikolog Paparkan Dampak Kekerasan Seksual pada Anak, Baik Secara Fisik Maupun Psikis
Adib Setiawan menegaskan, lingkungan yang sehat berawal dari anggota atau orang yang tinggal di rumah tersebut dan keakuran kedua orangtua atau potensi bertengkarnya orangtua.
Jika kedua orangtua sudah harmonis, kemungkinan besar seorang anak mendapatkan kekerasan seksual sangat kecil.
Tak hanya itu saja, saudara kandung yang sering bertengkar juga mempengaruhi terjadinya kekerasan seksual.
Misalkan memiliki saudara kandung yang banyak atau sepupu yang tinggalnya satu rumah tentunya kurang sehat.
Pastikan lingkungan tempat tinggal tidak banyak orang, sehingga kan memberikan kenyamanan.
Baca juga: Dampak Kekerasan Seksual antara Anak Laki-laki dan Perempuan adalah Sama, Ini Kata Psikolog
Semakin crowded disuatu tempat, maka kemungkinan terjadinya kekerasan seksual semakin tinggi.
Situasi yang crowded misalnya saudara jauh sedang menumpang tidur dan ketika tidur, mau tidak mau pasti satu kamar dengan anaknya.
Dari hal tersebut kadang kala melakukan kekerasan seksual entah memeluk, tangan yang meraba-raba.
Adib Setiawan menegaskan, kekerasan seksual akan semakin sedikit jika budaya numpang-menumpang semakin sedikit.
Semakin banyak budaya orang menumpang, maka kekerasan seksual semakin tinggi.
Baca juga: Mengapa Orangtua bisa Tega Melakukan Kekerasan Seksual pada Anak Sendiri?
Ketika orang menumpang, artinya dalam tekanan, dan ketika dalam tekanan ada saja cara mencari kebahagiaan yakni dengan melakukan kekerasan seksual.
Jika ada saudara yang menumpang di rumah, pastikan orangnya terbuka, banyak omong, dan tidak pendiam.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Health bersama dengan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)