Breaking News:

dr. Andri Sp.KJ, FAPM Sampaikan Cara Mengetahui Bahwa Kita Sedang Stres

Tentunya setiap individu pernah mengalami stress dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi beberapa orang belum memahami ciri-ciri ketika mengalami stress.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ahmad Nur Rosikin
freepik.com
ilustrasi seseorang yang mengalami stress 

TRIBUNHEALTH.COM - Tentunya dalam kehidupan sehari-hari setiap orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menghadapi stres atau tekanan hidup.

Sering dijumpai seseorang yang lebih banyak makan ketika mengalami stres atau tekanan.

Orang yang mengalami stres tersebut merasa dirinya sering merasa lapar atau membutuhkan makanan untuk meredakan stresnya.

Berbicara tentang stres, artinya sesuatu yang wajar, tidak mungkin seseorang tidak mengalami stres.

Tetapi stres yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama, biasanya seseorang mulai memiliki perasaan cemas seperti terburu-buru dan tidak jelas penyebabnya.

Atau biasanya seperti perasaan tertekan dan merasa ingin keluar dari lingkungannya.

ilustrasi seseorang yang mengalami stress
ilustrasi seseorang yang mengalami stress (freepik.com)

Baca juga: Adakah Hubungan stres dengan Sering Makan? Berikut Penjelasan dr. Andri Sp.KJ

dr. Andri menyampaikan bahwa setiap orang berbeda-beda ketika stres, bisa saja tidak mau makan dan bisa saja banyak makan.

Apabila sudah mengganggu kehidupan dan mempengaruhi aktivitas seperti tidak ingin melakukan apapun, maka bisa mengalami gangguan kejiwaan.

Jangan sampai mengalami stres dan masa penyesuaian atau adaptasi yang kurang, maka menyebabkan gangguan kejiwaan.

dr. Andri mengatakan bahwa rata-rata orang stres biasanya mengalami peningkatan hormon kortisol.

2 dari 3 halaman

Hormon kortisol dihasilkan tubuh ketika menghadapi kondisi atau situasi tertentu, di antaranya saat mengalami tekanan psikis.

Baca juga: dr. Chelwy Joycestio Jelaskan Mengenai Burnout Syndrome yang Diakibatkan oleh stres Kronis

Saat hormon mengalami peningkatan, maka tubuh akan merasa butuh makanan atau membutuhkan gula dan membutuhkan makanan berkalori tinggi.

Sehingga akhirnya otak mengatakan untuk selalu makan, padahal mungkin tubuh kita tidak butuh makan.

stres dan banyak makan sekarang dikenal dengan istilah stres eating.

dr. Andri mengatakan, biasanya jika mengalami masalah jiwa berhubungan dengan perilaku, pikiran dan perasaan, salah satunya adalah perilaku makan.

Ketika kita stres, kita mengalami kecenderungan tubuh mengatakan "ada kebutuhan energi" padahal belum tentu tubuh membutuhkan energi karena stres tidak beraktivitas.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Rasa Lapar dan stres Eating, Berikut Ulasan dr. Diana Suganda Sp.GK

Terutama makanan manis, makanan gurih, tinggi garam, dan berkalori tinggi sehingga membuat seseorang merasa nyaman.

Mungkin dengan konsumsi makanan berkalori tinggi membuat seseorang merasa tenang sementara, dan meredakan stres.

Padahal sebenarnya makanan berkalori tinggi tidak meredakan stres.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Andri. Sp. KJ, FAPM. Seorang dokter spesialis kedokteran jiwa.

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdr. Andri Sp.KJStres
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved