TRIBUNHEALTH.COM - Mengonsumsi kopi saat ini sudah menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama pada usia produktif.
Kopi saat ini sudah banyak dijumpai di berbagai tempat dengan cara penyajian yang beragam dan tingkat keasaman yang berbeda.
Banyaknya varian rasa membuat para penggemar minuman satu ini menjadi sulit terpisahkan dari kebiasaan mengonsumsi kopi.
Baca juga: Tengkuk Belakang Terasa Kaku dan Nyeri Pinggang Berlebih, Mungkinkah Berkaitan dengan Asam Lambung?
Walau demikian, sebaiknya bagi para penderita asam lambung membatasi minum-minuman satu ini.
Jangan berlebihan karena bisa menganggu kesehatan lambung.
Hal ini sesuai dari imbauan dr. Eric Herrianto Dwiputra.

"Minum kopi sebaiknya hati-hati, jangan terlalu berlebihan," ujarnya dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak.
Ia menganjurkan minum kopi cukup satu gelas dalam sehari, hindari mengonsumsinya sebanyak 3 kali dalam sehari.
Perlu Dirujuk ke Dokter
Karena sering dianggap sebagai penyakit yang umum terjadi, penyakit asam lambung kerep disepelekan.
Baca juga: Pengobatan Kanker Lambung Tergantung dari Stadium yang Ditemukan pada Pasien
Padahal jika mengalami tanda asam lambung, bisa berisiko mengalami kondisi yang mengkhawatirkan.
Erick menghimbau, bila sudah mulai mengalami asam lambung lalu mengganggu aktivitas sehari-hari sebaiknya tetap waspada.
Bila demikian harap segera datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.

"Apalagi jika sudah ada gangguan tidur, disarankan segera periksa," imbuh Erick.
Namun begitu, sebaiknya jangan menunggu kondisi memburuk baru berniat datang ke dokter.
Segera periksa ke dokter jika sudah mulai mengalami gejala asam lambung naik.
Baca juga: Magh Kambuh Diiringi Jantung Berdebar, Apakah Tanda Aritmia? dr. Yansen, Sp. JP (K). Menjawab
"Periksa sejak dini juga boleh, jangan sampai sudah parah baru periksa," ungkap Erick.
Disebut sebagai Sindrom Dispepsia
Asam lambung dikenal sebagai penyakit yang umum dialami masyarakat.
Padahal sebenarnya asam lambung adalah kondisi yang normal di dalam tubuh.

Karena masuknya makanan di dalam lambung akan dihancurkan oleh asam lambung.
Untuk itu penyebutan penyakit asam lambung dianggap kurang tepat.
"Jadi kalau orang bilang penyakit asam lambung, sebenarnya kurang tepat."
"Karena asam lambung memang ada di tubuh untuk menghancurkan makanan," kata Erick.
Baca juga: 2 Prinsip Kerja Obat dalam Atasi Asam Lambung Naik, Ini Penuturan dari dr. Erick Herrianto Dwiputra
Daripada menyebutkan kondisi asam lambung, lebih baik istilahnya diganti dengan sindrom dispepsia.
Sindrom dispepsia ini ditandai dengan:
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung

- Mual
Jenis Sindrom Dispepsia
Dalam kategorinya, sindrom dispepsia dibagi menjadi 2 jenis. Yakni:
1. Fungsional
Hal ini menandakan bahwa sindrom dispepsia tidak disebabkan oleh adanya masalah pada organ.
Baca juga: Perlu Dipahami, Ini Perbedaan Sesak Lambung dan Sesak Paru
Melainkan karena faktor luar, seperti stres, cemas, kebiasaan makan yang kurang baik, dan kebiasaan konsumsi obat-obatan tertentu.
2. Organik

Berbanding terbalik dengan fungsional, sindrom dispepsia organik ini menandakan bahwa telah ada masalah pada organ.
Kondisi yang dimaksud dalam jenis ini, adalah GERD(gastroesophageal reflux disease).
Baca juga: dr. Andi Siswandi Sp.B Beberkan Pengobatan pada Penderita Kanker Lambung
Penjelasan dr. Erick Herrianto Dwiputra ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Pontianak.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)