TRIBUNHEALTH.COM - Menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut sama pentingnya dengan tubuh.
Penderita diabetes perlu memperhatikan kesehatan gigi dan rongga mulutnya dengan baik untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Penderita diabetes dan orang tidak dengan diabetes memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sehingga penderita diabetes tak hanya perlu memperhatikan kesehatan rongga mulut tetapi juga harus rutin kontrol ke dokter gigi.
Pada penderita diabetes, apakah benar air liurnya sudah mengandung glukosa? Apakah air liur dengan glukosa memperparah timbulnya karang gigi?
drg. Anastasia menjawab, betul bahwa bagi penderita diabetes melitus air liurnya bisa mengandung glukosa.
Tetapi untuk glukosa tersebut bisa memicu karang gigi, drg. anastasia menjelaskan, glukosa pada air liur ini lebih berkaitan dengan mikroorganisme di dalam rongga mulut untuk mendapatkan makanan lebih.
Baca juga: Sering Menggunakan Mouthwash karena Mulut Kering pada Penderita Diabetes, Amankah?
Sehingga mikroorganisme tersebut berkembang menjadi lebih cepat dan lebih banyak, dan proses infeksi dalam rongga mulut menjadi semakin parah.
Itulah mengapa sering minum air putih adalah hal yang penting untuk sedikit menetralisir kondisi tersebut.
Karena bukan hanya kadar gula meningkat pada darah, tetaoi juga ada air liurnya.
Terkait gigi dan mulut, kita tahu mereka yang sedang menderita diabetes melitus dimana kadar gula dalam darahnya pada saat puasa kisarannya adalah sama dengan atau lebih dari 126mg/dL.
Atau misalkan dalam kondisi tika berpuasa atau kadar gula darah sewaktu sama dengan atau lebih dari 200mg/dL dan sudah masuk dalam kategori diabetes .
Meskipun pada kasus-kasus yang mendekati itu bisa dikatakan sebagai kondisi sebelum diabetes yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Ini Persiapan yang Harus Dilakukan Penderita Diabetes sebelum ke Dokter Gigi
Dalam kondisi seperti ini ketika seseorang sudah terdiagnosa menderita diabetes melitus, maka secara seluler yang terjadi adalah kondisi glukosa yang tinggi pada darah sang penderita bisa menghasilkan AGE yang memicu kejadian perlekatan glukosa dengan protein maupun lemak.
Terkait kondisi kesehatan gigi dan mulut, kita tahu bahwa dalam rongga mulut gigi berada pada jaringan pendukungnya dihubungkan oleh jaringan periodonsium atau jaringan pengikat, yang mana banyak mengandung protein.
Pada kasus ini, kejadian seseorang menderita diabetes melitus di mana AGE-nya terhasil banyak dan memicu kejadian pengikatan antara glukosa, protein dan lemak memicu kejadian collagen crosslink pada area tersebut.
Di mana kolagen pada area tersebut karena mengikat dengan glukosa atau gula, sehingga proses regenerasinya terganggu.
Sementara pada kejadian penderita diabetes, daya pertahanan tubuh pada kejadian masuknya infektan ke dalam tubuh juga menurun.
Baca juga: drg. Anastasia Menegaskan Jangan Sampai Penderita Diabetes Mengalami Perlukaan, Ini Alasannya
Ditambah lagi dengan peningkatan sitokin secara seluler memicu kejadian radang yang tak berkesudahan pada area rongga mulut.
Ketika hal tersebut terjadi pada gigi, maka gigi akan mudah sekali terinfeksi, sulit sembuh, mudah goyang dan acap kali lepas sendiri.
drg. Anastasia mengatakan bahwa kejadian ini banyak sekali pada penderita diabetes melitus.
Kasus lain seperti xerostomia atau mulut yang kering, lidah terbakar atau tongue burn, efek selanjutnya adalah produksi air liur menurun yang darinya bisa memicu kejadian plak menempel lebih banyak atau sulit terbersihkan secara normal.
Sehingga kejadian plak dan karies gigi menjadi lebih meningkat.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)