Breaking News:

Hampir Sama, Dokter Gizi Klinik Bagikan Tips Bedakan Rasa Lapar Fisik dan Lapar Stres

Berikut ini simak penjelasan dokter dalam membedakan rasa lapar fisik dengan lapar akibat stres

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ahmad Nur Rosikin
kompas.com
Ilustrasi seseorang yang merasa terlalu lapar 

TRIBUNHEALTH.COM - Lapar adalah kondisi yang menunjukkan rasa ingin segera makan.

Merupakan suatu bentuk fisiologis yang normal, maka rasa lapar ini harus segera diatasi dengan pemberian makanan.

Namun tahukah Anda, rupanya tak selamanya lapar ini merupakan suatu kondisi fisiologis.

Baca juga: Almond, Air Putih, dan Sederet Hal Ini Bisa Menekan Rasa Lapar Secara Alami, Cocok untuk Diet

Ada pula rasa lapar yang muncul karena efek tekanan psikis, seperti stres.

Lalu bagaimana cara membedakannya?

Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Dokter Spesialis Gizi Klinik, Diana Suganda memberikan ulasannya.

Ilustrasi seorang wanita yang sedang lapar ingin menyantap makanan
Ilustrasi seorang wanita yang sedang lapar ingin menyantap makanan (Pexels)

Berdasarkan pernyataannya, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mengidentifikasi. Seperti:

1. Intensitas

Pastikan intensitas lapar tersebut, lapar datang secara perlahan atau tiba-tiba.

Keinginan makan yang datang tiba-tiba merupakan tanda emotional eating atau stress eating.

Baca juga: Ketika Mood Swing Disarankan untuk Konsumsi Makanan Manis karena Bisa Tingkatkan Gairah dan Motivasi

2 dari 4 halaman

2. Cukup

Setelah mengonsumsi makanan, apakah sudah cukup merasa kenyang?

Jika perasaan tercukupi sudah ada dan muncul reaksi tubuh untuk berhenti, maka ini menandakan lapar yang datang adalah secara fisiologis.

Namun jika rasa lapar terus muncul, maka menjadi tanda stress eating.

Pemicu Stress Eating

Ilustrasi seseorang yang mengalami stress dan banyak makan
Ilustrasi seseorang yang mengalami stress dan banyak makan (nationalgeographic.grid.id)

Seseorang yang mengalami tekanan psikis akan cenderung mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah banyak.

Dalam hal ini, merujuk pada seseorang yang tengah mengalami emosional eating.

Diana menyebutkan, bahwa penderita emosional eating cenderung akan banyak makan-makanan dengan rasa yang kuat. Seperti rasa manis atau asin.

Baca juga: 9 Makanan yang Dapat Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh: Bayam, Jahe, hingga Paprika Merah

Bila sudah dilakukan, maka biasanya akan timbul rasa puas di dalam diri si penderita.

Walaupun sebenarnya tubuh tidak menginginkannya.

3 dari 4 halaman

"Kita harus bedakan dahulu, lapar atau emotional/stres eating," ucap Dianda.

Didukung oleh Dokter Jiwa

Ilustrasi makan-makanan manis
Ilustrasi makan-makanan manis (palembang.tribunnews.com)

Karena meningkatnya nafsu makan pasca mengalami tekanan psikis, banyak yang mengatakan kondisi ini sebagai stress eating.

Adalah kondisi yang dikaitkan dengan perilaku makan.

Maka membuat seseorang yang stres cenderung akan banyak makan-makanan berkalori tinggi.

Baca juga: Nafsu Makan dan Minum Bisa Turun Akibat Gingivostomatitis, Jadi Berisiko Dehidrasi

Lalu membuat seseorang yang mengalaminya akan merasa nyaman.

"Merasa lebih tenang dan stress bisa berkurang, padahal sebenarnya nggak," ungkap Andri yang merupakan dokter spesialis kesehatan jiwa.

Fakta Stres Picu Banyak Makan

Ilustrasi stres
Ilustrasi stres (Pixabay.com)

Andri melanjutkan, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung memicu hormon kortisiol mengalami peningkatan.

Akhirnya menghasilkan sinyal pada tubuh untuk terus mendapatkan asupan makanan.

Baca juga: Adakah Pantangan Makanan Bagi Anak yang Menderita Diabetes Melitus? Begini Jawaban dr. Ismi Citra

4 dari 4 halaman

Asupan makanan yang dimaksud seperti mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi.

"Jadi otak bilang 'yuk makan lagi makan lagi' padahal sebenarnya tubuh nggak butuh," sambung Andri.

Penjelasan Dokter Spesialis Gizi Klinik, Diana Suganda dan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Andri ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDokter Spesialis Gizi KlinikDiana SugandaLapar
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved