TRIBUNHEALTH.COM - Mengonsumsi makanan tanpa batas sering kali menjadi kegemaran hampir semua orang.
Meskipun kebiasaan ini sering didengungkan sebagai tindakan yang tak dianjurkan, namun tetap saja kebiasaan makan banyak tetap dilakukan.
Banyak yang menyebut, bahwa mengonsumsi makanan dengan porsi banyak dikaitkan dengan stres. Benarkah demikian?
Baca juga: Ketika Mood Swing Disarankan untuk Konsumsi Makanan Manis karena Bisa Tingkatkan Gairah dan Motivasi
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Andri memberikan ulasannya.
Menurut pernyataannya, seseorang yang sedang mengalami stres cenderung memicu hormon kortisiol mengalami peningkatan.

Akhirnya menghasilkan sinyal pada tubuh untuk terus mendapatkan asupan makanan.
Asupan makanan yang dimaksud seperti mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi.
Baca juga: Psikolog Sampaikan Cara Menyikapi dan Mengelola Stres ketika Kehilangan Pekerjaan
"Jadi otak bilang 'yuk makan lagi makan lagi' padahal sebenarnya tubuh nggak butuh," sambung Andri.
Benarkah Stress Eating?
Karena meningkatnya nafsu makan pasca mengalami tekanan psikis, banyak yang mengatakan kondisi ini sebagai stress eating.
Adalah kondisi yang dikaitkan dengan perilaku makan.

Maka membuat seseorang yang stres cenderung akan banyak makan-makanan berkalori tinggi.
Lalu membuat seseorang yang mengalaminya akan merasa nyaman.
Baca juga: dr. Chelwy Joycestio Jelaskan Mengenai Burnout Syndrome yang Diakibatkan oleh Stress Kronis
"Merasa lebih tenang dan stress bisa berkurang, padahal sebenarnya nggak," ungkap Andri.
Penjelasan dr. Andri, Sp. KJ ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)