TRIBUNHEALTH.COM - Pada individu dengan anatomi gigi yang maju ke depan, cenderung mudah fraktur pada material gigi atau jaringan keras gigi.
Jika gigi terantuk sedikit saja, maka akan lebih mudah patah.
drg. Anastasia menyampaikan dari kenyataan dan juga dari riset, anak-anak terutama laki-laki probabilitas kejadian patah giginya maupun cedera jaringan lunak ataupun jaringan pendukung giginya jauh lebih tinggi dibanding perempuan.
Dikarenakan laki-laki cenderung lebih aktif, misalkan kondisi gigi sedikit maju sehingga lebih mudah terjadi gigi patah.
Yang paling sering dialami terkait gigi patah adalah reaksi rasa ngilu atau sakit.
Bagi mereka yang sudah dewasa atau remaja, di mana mereka sudah bisa memahami tentang yang mereka alami biasanya jauh lebih mudah dibanding penanganannya apabila masalah tersebut terjadi pada anak-anak.

Baca juga: Pertolongan Pertama Gigi Patah Akibat Kecelakaan yang Disampaikan drg. R. Ngt. Anastasia
Apabila sudah bisa memahami tentang kesehatan tentu saja bisa langsung melakukan antisipasi atau mungkin menghubungi dokter terdekat, langsung ke rumah sakit, juga langsung ke klinik sehingga bisa dianamnesis agar dokter bisa melakukan tindakan paling tepat.
Tetapi apabila terjadi pada anak-anak perku dukungan dari pihak yang terdekat, misalkan orangtua, kakak, pengasuh, dan siapapun juga untuk lebih memperhatikannya.
Terutama dimasa pandemi ini ketika sebagian dari kita tidak mudah ke rumah sakit kecuali kondisi sangat darurat, tentu sering kali hanya serba menduga saja.
Itulah mengapa pemanfaatan telemedicine menjadi sangat penting bagaimana kita berkonsultasi dengan dokter atas apapun kasus yang dialami, termasuk gigi yang patah.
Baca juga: Bisakah Kita Melakukan Tindakan Secara Mandiri untuk Menangani Gigi Patah? Ini Kata drg. Anastasia
Bicara tentang gigi patah, apabila patahannya masih sebatas pada jaringan keras dan baru melibatkan lapisan pertama gigi umumnya tidak terlalu dikeluhkan.
Terlebih apabila belum melibatkan gangguan atau anomali pada jaringan pendukung gigi atau tulang penyangga gigi.
Jaringan lunak maupun jaringan keras umumnya belum merasakan sebagai gangguan, meskipun pada grade tersebut harus diwaspadai.
drg. Anastasia menyampaikan, etiologis gigi patah baik karena kecelakaan yang dialami menimpa gigi secara langsung misalkan saat jatuh dan gigi menyentuh tanah atau terantuk benda harus dilihat apakah kerusakan tersebut masih cukup aman.
Baca juga: Pentingnya Orangtua Mewaspadai Kejadian Gigi Patah pada Anak-anak
Kerusakan masih cukup aman batasannya adalah apabila patahannya baru sebatas lapisan pertama gigi atau enamel tergolong masih relatif aman.
Sedikit mengenai dentint, pada sebagian dari kita masih tidak terlalu mengeluhkannya.
Tetapi begitu dentint terbuka, sebetulnya sudah menjadi awal kejadian masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan yang lebih dalam dan bisa berakibat pada kejadian anomali lanjut dimasa mendatang.
Itulah mengapa tindakan pelapisan oleh dokter tetap penting.
Ini disampaikan pada channel YouTube Warta Kota bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)