Breaking News:

Bisakah Kita Melakukan Tindakan Secara Mandiri untuk Menangani Gigi Patah? Ini Kata drg. Anastasia

Yang paling sering dialami terkait gigi patah adalah reaksi rasa ngilu atau sakit. Kondisi gigi patah bisa dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak,

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Melia Istighfaroh
popmama.com
ilustrasi anak yang mengalami gigi patah 

TRIBUNHEALTH.COM - drg. Anastasia menyampaikan, etiologis gigi patah baik karena kecelakaan yang dialami menimpa gigi secara langsung misalkan saat jatuh dan gigi menyentuh tanah atau terantuk benda harus dilihat apakah kerusakan tersebut masih cukup aman.

Kerusakan masih cukup aman batasannya adalah apabila patahannya baru sebatas lapisan pertama gigi atau enamel tergolong masih relatif aman.

Sedikit mengenai dentint, pada sebagian dari kita masih tidak terlalu mengeluhkannya.

Tetapi begitu dentint terbuka, sebetulnya sudah menjadi awal kejadian masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan yang lebih dalam dan bisa berimpact pada kejadian anomali lanjut dimasa mendatang.

Itulah mengapa tindakan pelapisan oleh dokter tetap penting.

ilustrasi anak yang mengalami gigi patah
ilustrasi anak yang mengalami gigi patah (popmama.com)

Baca juga: Segudang Manfaat Vampire Facial, Treatment Kecantikan Menggunakan Darah Sendiri

drg. Anastasia menyampaikan, yang bisa dilakukan secara mandiri adalah upaya mengetahui sejarah kejadiannya.

Selain itu, memeriksa sungguh kondisi kerusakannya, baik pada gigi maupun jaringan sekitarnya.

Apabila tidak memahami, segera lakukan telemedicine.

Jika memungkinkan, segeralah datang ke dokter gigi.

Tetapi apabila memilih untuk tidak segera ke dokter gigi, bisa dilakukan pemeriksaan pribadi agar bisa diketahui ada dimanakah grade kondisi dari gigi.

2 dari 3 halaman

Pada grade yang relatif aman atau harus dilakukan tindakan lanjut yang hanya bisa dilakukan di rumah sakit.

Baca juga: Psikolog Sebut Trust Issue bisa Disembuhkan, Simak Metode Terapi untuk Mengatasinya

drg. Anastasia menyampaikan, apabila kerusakannya hanya sebatas jaringan keras gigi dan retakannya sebatas lapisan pertama gigi atau enamel maka relatif aman.

Tetapi begitu membuka lapisan kedua atau dentint, maka idealnya dilakukan pelapisan atau penambalan oleh dokter sesegera mungkin.

Apabila tidak dilakukan pelapisan, maka dengan bertambahnya waktu maka kondisi anomali akan terus berlanjut hingga bisa mencapai kondisi gangguan pada area lapisan terdalam yaitu pulpa.

Tentu tidak boleh mengabaikan kondisi gangguan jaringan lunak maupun tulang yang munhkin terjadi.

Itulah mengapa upaya memahami etiologis, terutama pada kejadian untuk anak-anak sangat penting dilakukan.

Baca juga: dr. Reisa Broto Asmoro Beberkan Jika Vaksinasi Booster Perlu Dilakukan Agar Antibodi Meningkat

Bisa jadi tampak fisik gigi seolah baik-baik saja, tetapi ternyata sudah terjadi proses lanjut yang mengganggu kondisi jaringan lunak maupun jaringan tulang.

Cara paling mudah adalah menggunakan jari yang bersih dan bisa ditutup menggunakan kassa yang sudah diberikan alkohol.

Kemudian ditekan dan jangan bertanya "apakah giginya sakit".

drg. Anastasia menyampaikan cara yang harus dilakukan orangtua ialah, dengan menyuapinya dengan makanan tertentu tetapi pada area terjadinya benturan sejauh kita tahu maka kita sentuh.

3 dari 3 halaman

Apabila anak bertingkah seperti kaget, maka bagian tersebut terasa sakit.

Lalu perhatikan apakah ada memar, perlu diperhatikan juga apakah gigi tersebut goyah dan gigi berubah posisi.

Ini disampaikan pada channel YouTube Tribun Bogor bersama dengan drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati. Seorang dokter gigi.

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comdrg. R. Ngt. Anastasia Ririengigi patahperawatan gigiKesehatan gigi
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved