TRIBUNHEALTH.COM - Kanker payudara merupakan kanker yang terbentuk di jaringan payudara.
Kondisi ini terjadi ketika sel-sel pada jaringan yang ada di payudara tumbuh tidak terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.
Kanker payudara adalah kasus kanker tertinggi di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak.
Kanker payudara merupakan suatu jenis kanker yang terjadi di payudara.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi, dr. Agus Sutarman yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat.
Baca juga: Begini Cara Mengedukasi Kaum Muda Agar Tidak Tergiur Menggunakan Behel Hanya untuk Tujuan Gaya Saja

Baca juga: Dokter Sebut jika Penderita Kanker Serviks yang Melakukan Pengobatan Metode Ibnu Sina Sangat Nyaman
dr. Agus Sutarman mengatakan jika secara umum terdapat beberapa faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Faktor risiko kanker payudara
Kanker payudara muncul akibat adanya pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkontrol di dalam payudara.
Awalnya sel ini sama seperti sel nomal.
Untuk menambah informasi, di payudara sel-sel tersebut bisa berasal dari saluran susu, kelenjar susu, maupun jaringan ikat di dalamnya.
Pasalnya faktor risiko terjadinya kanker payudara terbagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama akibat faktor hormonal, sementara kelompok kedua akibat faktor non hormonal.
1. Faktor hormonal
Faktor hormonal adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh hormon.
"Sebagai contoh anak-anak yang mengalami haid pertama lebih awal, biasanya di usia 11 tahun atau 12 tahun. Namun anak tersebut di usia 9 tahun sudah haid, ini merupakan faktor risiko," terang dr. Agus Sutarman.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi.,M.Psi Ungkap 3 Perbedaan yang Membuat Seseorang Bisa Cepat Move On dari Trauma

Baca juga: Rutin Jalan Kaki Dapat Turunkan Berat Badan hingga Hindari Risiko Berbagai Penyakit
"Yang kedua adalah ibu-ibu yang menopausenya terlambat. Biasanya usia 50 tahun sudah menopause, namun ini di usia 55 tahun," ulas dr. Agus Sutarman.
Tak hanya itu saja, penggunaan KB baik pil KB maupun suntik KB juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara.
"Keempat adalah ibu yang tidak menikah, tidak memiliki anak, tidak hamil, tidak menyusui, hal ini merupakan faktor risiko," sambung dr. Agus Sutarman.
Hal-hal tersebut merupakan faktor risiko karena berkaitan dengan hormonal.
"Bisa juga terjadi kelainan pada tumor ovarium, hal ini lantaran pabrik dari hormon estrogen adalah ovarium," pungkas dr. Agus Sutarman.
Apabila terdapat tumor pada ovaroium, maka produksinya akan terganggu, sehingga hal ini akan memberikan dampak yang tidak baik pada payudara.
2. Faktor non hormonal
Adapun beberapa faktor non hormonal antara lain:
- Riwayat radiasi di payudara
- Riwayat genetik
Faktor ini bisa dipengaruhi baik dari ibu, nenek, maupun keluarga lainnya.
Perlu diingat jika semua orang memiliki potensi mengalami kanker payudara, termasuk kaum laki-laki.
Hanya saja persentase pada kaum laki-lak yaitu sebesar 1 persen, hal ini karena kanker payudara sangat jarang terjadi pada laki-laki.
Kaum laki-laki terjangkit kanker payudara umumnya akan lebih agresif, dimana pertumbuhan kanker akan lebih cepat dan lebih ganas dibandingkan pada wanita.
Baca juga: Skin Barrier yang Rusak Sebabkan Masalah pada Kulit, Berikut Kenali Penyebab Rusaknya Skin Barrier

Baca juga: Mengenal Fungsi Skin Barrier yang Merupakan Sistem Pertahanan Kulit, Berikut Ulasan dr. Desidera
Persentase terjadinya kanker payudara pada wanita adalah sebesar 99 persen.
Terjadinya kanker payudara pada wanita tergantung faktor risiko yang memengaruhi.
Jika wanita memiliki faktor risiko, maka kemungkinan terjangkit akan menjadi lebih besar.
Secara umum sel kanker bisa membelah dengan cepat, sehingga akan sulit dikontrol dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya.
Pasalnya sel kanker juga bisa berkembang sampai organ-organ tubuh lainnya.
Baca juga: Kanker Mulut Memiliki Gejala yang Mirip dengan Radang Tenggorokan dan Sariawan, Begini Ulasan Dokter
Penjelasan Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi, dr. Agus Sutarman yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Ayo Sehat edisi 15 Oktober 2021.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.