Breaking News:

Kenali Glaukoma yang Dianggap sebagai Si Pencuri Penglihatan, Simak dr. Muhammad Irfan K, M.Kes Sp.M

Berikut ini dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M menjelaskan kondisi glaukoma.

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Melia Istighfaroh
pontianak.tribunnews.com
Ilustrasi seseorang yang mengalami glaukoma 

TRIBUNHEALTH.COM - dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M menjelaskan kondisi glaukoma.

Glaukoma sering dianggap sebagai si pencuri penglihatan.

Masalah yang menyerang mata ini bisa mencetuskan kebutaan.

Baca juga: Melasma Sering Ditemukan pada Kulit yang Terpapar Sinar Matahari Terutama yang Tak Gunakan Sunblock

Biasanya para penderita tak menyadari telah mengalami glaukoma.

Karena gejala awal yang muncul sulit untuk diidentifikasi.

Tiba-tiba pasien langsung mengeluhkan penglihatan yang hilang.

Iustrasi mengalami keluhan mata
Iustrasi mengalami keluhan mata (health.kompas.com)

Irfan mengatakan, glaukoma diawali dengan menyerang fungsi penglihatan dari sisi pinggir.

Hingga akhirnya tersisa bulatan di tengah yang membuat seseorang yang mengalaminya mulai sering mengalami keluhan pada saat melihat.

Baca juga: Kenali Beberapa Penyebab dan Cara Penanganan Katarak Pada Mata

Seperti sering menabrak benda-benda alias tak menyadari adanya benda di sekitar atau orang lain di sekelilingnya.

Meski sulit diidentifikasi, dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, namun tanda utama glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata.

2 dari 4 halaman

Kondisi yang Sebabkan Kebutaan

Diketahui ada berbagai gangguan pada mata, beberapa di antaranya cukup banyak dialami masyarakat.

Namun dari berbagai gangguan pada mata yang ada, rupanya katarak menjadi kasus terbanyak dialami masyarakat.

Ilustrasi diagnosis katarak
Ilustrasi diagnosis katarak (health.kompas.com)

Hal ini sesuai dengan kasus yang ditemui oleh Irfan.

Katarak merupakan masalah kesehatan mata serius yang bisa menyebabkan kebutaan dengan angka tertinggi.

Perlu diketahui, definisi buta apabila sudah tidak bisa melihat dalam jarak 3 meter.

Baca juga: Sederet Mitos dan Fakta Berjemur di Bawah Sinar Matahari, Tak Perlu Teralu Lama

"Jadi paling banyak menyebabkan kebutaan itu katarak," sambung Irfan.

Lebih lanjut, selain adanya katarak, rupanya penyakit diabetes dan glukoma juga bisa mencetuskan kebutaan.

Glukoma sering dijuluki sebagai 'Si Pencuri Penglihatan'.

Deteksi Penyakit Mata

3 dari 4 halaman

Mendeteksi penyakit mata sangat penting dilakukan.

Langkah yang bisa dilakukan yakni melakukan pemeriksaan mata.

Berdasarkan penuturan Irfan, terdapat aturan dalam melakukan pemeriksaan mata. Aturan ini disesuaikan dengan usia.

Ilustrasi pemeriksaan mata
Ilustrasi pemeriksaan mata (Freepik.com)

Pada orang dewasa, sebaiknya melakukan pemeriksaan 2 hingga 5 tahun sekali.

Terkhusus pada usia 20 hingga 40 tahun disarankan setiap 5 tahun.

"Dilakukan seperti itu paling tidak pernah periksa mata 1 kali," imbuh Irfan.

Baca juga: Mengenal Retinoblastoma, Keganasan pada Mata yang Beresiko Dialami Anak-anak

Lalu memasuki usia 40 tahun ke atas setiap 2 tahun sekali.

Berbeda dengan usia di atas 60 tahun yang perlu memeriksakan mata setiap 1 tahun sekali.

Karena ada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh usia. Termasuk salah satunya katarak.

Bila mengalami kelainan, lakukan pemeriksaan setiap 1 hingga 2 tahun sekali.

ilustrasi pemeriksaan mata
ilustrasi pemeriksaan mata (kompas.com)
4 dari 4 halaman

Lebih lanjut, tak hanya pada orang dewasa saja, pemeriksaan mata juga perlu dilakukan sejak bayi baru lahir.

Lakukan pemeriksaan screening mata pada usia 6 bulan - 3 tahun, lalu 3 tahun - 5 tahun dengan sekali pemeriksaan.

Sehingga sejak lahir sampai usia tua, dibutuhkan kontrol kesehatan mata secara rutin.

Faktor Risiko Gangguan Mata

Irfan mengatakan, bahwa setiap orang berisiko memiliki gangguan mata tanpa memandang usia.

"Mulai dari lahir sampai tua faktor risiko untuk gangguan kesehatan mata itu ada," ucap Irfan.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mata Saat Pandemi untuk Menghindari Terjadinya Dry Eye

Keadaan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:

- Nutrisi

- Lingkungan

- Kebiasaan

Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan mata
Ilustrasi seseorang yang mengalami gangguan mata (nova.grid.id)

- Pekerjaan

- Penyakit lain

- dan genetik.

Karena itu, setiap orang dianjurkan melakukan kontrol kesehatan mata.

"Sebagai manusia tidak akan luput dari faktor semua yang mempengaruhi kesehatan mata," ucap Irfan.

Gadget Tingkatkan Masalah Mata

Penggunaan gadget saat ini meningkatkan jumlah kasus orang dengan mata minus.

Pasalnya pada saat menggunakan gadget, seringkali seseorang menatapnya dengan jarak dekat.

Padahal tindakan ini bisa memicu risiko mata terkena gangguan refraksi.

Ilustrasi aktivitas menggunakan gadget
Ilustrasi aktivitas menggunakan gadget (Pixabay)

"Jadi penggunaan gadget ini berkaitan dengan penglihatan dekat."

"Penglihatan dekat ini yang berlebihan akan meningkatkan risiko mata terkena gangguan refraksi atau mata minus," ungkap Irfan.

Karena itu dibutuhkan cara penggunaan gadget yang tepat agar terhindar dari mata minus.

Baca juga: Waspada, Minus Tinggi Bisa Sebabkan Gangguan pada Mata. Ini Penjelasan dr. M. Yusran, M.Sc., Sp.M.

Yakni bermain gadget tidak lebih dari 2 jam.

Jika memang sulit, bisa menerapkan prinsip 20-20-20.

Artinya setiap 20 menit melihat gadget secara dektam maka 20 detik selanjutnya istirahatkan mata dengan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).

Rokok Picu Gangguan Mata

Merokok adalah kebiasaan yang masih banyak dilakukan masyarakat. Terutama pada kaum pria.

Kebiasaan ini seringkali sulit dihentikan meskipun telah diketahui bahayangnya.

Telah diketahui bersama, bahwa bahaya dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan masalah jantung.

Ilustrasi merokok dapat menjadi pemicu masalah mata
Ilustrasi merokok dapat menjadi pemicu masalah mata (travel.kompas.com)

Rupanya tak hanya pada organ itu saja, kebiasaan merokok juga mempengaruhi kesehatan mata.

"Jadi ada beberapa penyakit, salah satunya penyakit di saraf mata yang berhubungan dengan kebiasaan merokok," kata Irfan.

Sehingga karena ada penyakit tersebut, seringkali dokter akan menanyakan pada pasien yang akan memeriksakan matanya terkait kebiasaan merokok.

Penjelasan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comkadar gula darahGlaukomadr. Muhammad Irfan K. M.Kes. Sp.MKebutaanTips Menjaga MataKesehatan Mata Hariara Nabolon Biapong
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved