TRIBUNHEALTH.COM - Mata minus sering menjadi keluhan masyarakat, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Tingginya kasus mata minus, membuat penggunaan alat bantu kacamata semakin banyak.
Disebutkan bahwa mata minus tak bisa sembuh, namun hanya bisa bertambah atau stabil.
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Bayam, Baik untuk Kesehatan Mata hingga Bantu Turunkan Tekanan Darah
Keadaan ini menampik anggapan bahwa ukuran mata minus bisa berkurang.
Dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M memberikan penjelasannya.
Berdasarkan pernyataannya, bila seseorang dengan mata minus melakukan pemeriksaan dan ototnya berkontraksi berlebihan itu bisa mengaburkan pemeriksaan.

Hal ini dinamakan dengan pseudomiopia atau miopia palsu, jadi ukuran mata minus tidak benar seperti yang terlihat.
"Cuma karena mata habis berkontraksi berlebihan, jadinya pada saat diperiksa minusnya berlebihan. Itu yang harus kita perhatikan," imbau Irfan.
Baca juga: Apa Itu Katarak? Yuk, Kenali Beberapa Gejalanya pada Mata
Artinya bila mata sedang tidak rileks, maka ukurannya akan sedikit berlebih.
Karena itu jika sudah diukur, ukuran mata minus tampak seperti berkurang.
Mengatasi Mata Minus
Mata minus hanya bisa dihilangkan dengan jalan operasi lasik dan operasi pergantian lensa langsung.

Namun dari semua penanganan yang ada, paling aman untuk mengatasi masalah minus adalah dengan alat bantu. Yakni berupa pemakaian kacamata atau lensa kontak.
"Namun secara ilmiah, mata minus belum bisa disembuhkan, melainkan hanya bisa tetap atau bertambah," imbuh Irfan.
Baca juga: dr. Rani Himayani Sp. M: Lensa Kontak yang Sudah Tidak Digunakan Berhari-hari Tidak Aman Digunakan
Untuk mempertahankan kondisi ini, pasien perlu mengubah kebiasaan yang bisa mengganggu kesehatan mata.
Yaitu tidak melihat gadget secara dekat dan memperbanyak aktivitas di luar rumah.
Rupanya penggunaan kacamata kini sudah diwajibkan untuk masyarakat berusia 40 tahun ke atas.

"Jika berusia 40 tahun ke atas, itu sudah butuh bantuan untuk melihat dekat. Jadi sudah harus menggunakan kacamata," ucap Irfan.
Jika tidak, maka bisa membuat mata terlalu bekerja berlebihan.
Gadget Tingkatkan Masalah Mata
Penggunaan gadget saat ini meningkatkan jumlah kasus orang dengan mata minus.
Pasalnya pada saat menggunakan gadget, sering kali seseorang menatapnya dengan jarak dekat.
Baca juga: Perubahan Pola Asuh di Era Digital, Psikolog: Orangtua Dapat Memanfaatkan Gadget untuk Mendidik Anak
Padahal tindakan ini bisa memicu risiko mata terkena gangguan refraksi.
"Jadi penggunaan gadget ini berkaitan dengan penglihatan dekat."
"Penglihatan dekat ini yang berlebihan akan meningkatkan risiko mata terkena gangguan refraksi atau mata minus," ungkap Irfan.

Karena itu dibutuhkan cara penggunaan gadget yang tepat agar terhindar dari mata minus.
Yakni bermain gadget tidak lebih dari 2 jam.
Jika memang sulit, bisa menerapkan prinsip 20-20-20.
Baca juga: Mengenal Retinoblastoma, Keganasan pada Mata yang Beresiko Dialami Anak-anak
Artinya setiap 20 menit melihat gadget secara dekat maka 20 detik selanjutnya istirahatkan mata dengan melihat benda yang jaraknya 20 kaki (6 meter).
Rokok Picu Gangguan Mata
Merokok adalah kebiasaan yang masih banyak dilakukan masyarakat. Terutama pada kaum pria.
Kebiasaan ini sering kali sulit dihentikan meskipun telah diketahui bahayanya.
Telah diketahui bersama, bahwa bahaya dari kebiasaan merokok adalah menyebabkan masalah jantung.

Rupanya tak hanya pada organ itu saja, kebiasaan merokok juga mempengaruhi kesehatan mata.
"Jadi ada beberapa penyakit, salah satunya penyakit di saraf mata yang berhubungan dengan kebiasaan merokok," kata Irfan.
Sehingga karena ada penyakit tersebut, sering kali dokter akan menanyakan pada pasien yang akan memeriksakan matanya terkait kebiasaan merokok.
Hal yang Pengaruhi Kesehatan Mata
Organ mata berfungsi untuk membantu seseorang bisa melihat dengan jelas.
Jika mata mengalami masalah, maka imbasnya adalah fungsi penglihatan juga akan mengalami gangguan.
Karena itu penting untuk menjaga kesehatan mata, layaknya menjaga kesehatan organ lain.

Di antaranya ialah:
- Nutrisi
- Lingkungan
- Kebiasaan
Baca juga: Berikut Ini Penyebab Kantung Mata Kendur yang Penting untuk Diketahui
- Pekerjaan
- Penyakit lain
- dan genetik.

Karena itu, setiap orang dianjurkan melakukan kontrol kesehatan mata.
"Sebagai manusia tidak akan luput dari faktor semua yang mempengaruhi kesehatan mata," ucap Irfan.
Sehingga sejak lahir sampai usia tua, dibutuhkan kontrol kesehatan mata secara rutin.
Baca juga: dr. Ahmad Ashraf Amalius, MPH, Sp.M(K) Ungkap Radikal Bebas Sebabkan Seseorang Mudah Alami Katarak
Penjelasan dr. Muhammad Irfan K, M.Kes, Sp.M dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)