TRIBUNHEALTH.COM - Kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan paru-paru dan dapat berisiko menimbulkan berbagai penyakit paru-paru.
Tak hanya perokok aktif saja yang berisiko terhadap penyakit paru-paru, namun perokok pasif juga dapat berisiko terhadap penyakit paru.
Lantas, siapa yang lebih berisiko terhadap penyakit paru-paru? Apakah perokok aktif atau perokok pasif?
Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Paru-paru, dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR. memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Baca juga: Kenali Tanda Paru Bermasalah Akibat Aktivitas Bekerja di Malam Hari, Simak dr. Wahyuningtyas Rahayu
Baca juga: Bukan Berjalan, Ini Cara Ukur Fungsi Paru Bekerja Optimal menurut Anjuran dr. Wahyuningtyas Sp.P
dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR menuturkan, secara klinis perokok dibagi menjadi tiga, yaitu perokok pertama, perokok kedua, dan perokok ketiga.
- Perokok pertama adalah orang yang merokok itu sendiri.
Artinya orang tersebut menghisap rokok dan mengeluarkan asap rokok dengan cara menghembuskan asap tersebut.
- Perokok kedua adalah perokok pasif.
Misalnya si A merokok, dan di depannya ada si B (perokok pasif), maka si B tersebut akan mengihirup rokok yang di bakar si A, dan menghirup hembusan asap rokok dari si A.
Sehingga si B tersebut menghisap dobel asap rokok sekaligus.
- Perokok ketiga
Perokok ketiga adalah perokok yang menghirup asap rokok yang menempel di baju hingga rambut si A (perokok aktif).
dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR menyebutkan, perokok ketiga biasanya adalah anggota keluarga yang ada di rumah yang tidak terpapar langsung dengan asap rokok.
Baca juga: Batuk Kering dan Nafas Sedikit Sesak, Apakah Pertanda Penyakit Paru?
Baca juga: Kenali Kondisi Tumor Selaput Paru, Berikut Pencetus hingga Gejalanya, Dokter: Muncul Sesak Napas
Namun anggota keluarga tersebut menghirup sisa residu atau bahan aktif dari rokok yang menempel di baju si A atau perokok aktif tersebut.
Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, maka perokok ketiga juga dapat berisiko mengalami penyakit paru bahkan kanker paru.
Menurut penuturan dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR, diantara ketiga perokok tersebut yang paling berbahaya adalah perokok kedua atau perokok pasif.
"Jadi perokok kedua atau perokok pasif tersebut mendapatkan paparan asapnya bukan dari rokok yang di bakar saja, namun juga dari hembusan asap orang yang merokok."
"Oleh karena itu, jika ingin merokok jangan dilakukan di depan orang yang ingin sehat," tegas dr. Andreas.
Baca juga: Ragam Pencetus Sebabkan Pekerja Mudah Alami Penyakit Paru menurut dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P
Baca juga: Waspada, Dokter Sebut Kurun Waktu Seseorang Bisa Alami Penyakit Paru Akibat Bekerja di Malam Hari
Kebiasaan merokok berisiko terhadap kanker paru-paru
dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR menyebutkan, sel paru-paru memiliki cetakan.
Misalnya cetakan tersebut kotak, maka semua sel cetakannya akan kotak, ketika cetakan tersebut bulat, maka semua sel cetakannya akan bulat.
Menurut dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR, salah satu yang dapat mempengaruhi bentuk cetakan tersebut adalah asap rokok dan zat-zat yang terkandung di dalam rokok.
Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok, maka cetakan sel paru-paru yang tadinya memiliki cetakan kotak bisa berubah menjadi segitiga.
Perubahan cetakan yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya permasalahan pada paru-paru.
Perubahan cetakan dari sel paru-paru tidak hanya berlangsung 2 atau 3 hari saja, namun membutuhkan waktu cukup lama hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Baca juga: Dokter Spesialis Paru: Ruangan Lembap Tanpa Terkena Sinar Matahari Bisa Sebabkan Risiko Terkena TB
Baca juga: Berbagai Kondisi Medis Bisa Picu Batuk Kronis, Mulai dari Asma, PPOK, hingga Kanker Paru-paru
dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR menjelaskan, kandungan atau komponen rokok yang dihisap oleh seseorang akan merubah struktur dari sel paru-paru yang akhirnya struktur sel tersebut menjadi lebih buruk dan tidak beraturan.
Kondisi tersebut tidak akan sama dengan yang normal, kemudian akan menjadi abnormal, dan akhirnya berubah menjadi sel kanker.
"Bukan hanya asapnya saja ya yang memicu terjadinya kanker, namun juga kandungan dari rokok itu sendiri."
"Ada juga beberapa teman yang bilang, bagaimana dengan rokok elektrik atau vape dok."
"Sampai sekarang memang belum ada penelitian, karena rokok elektrik juga baru bermunculan pada tahun 2010."
"Namun yang dapat dipastikan adalah ketika seseorang menghisap suatu zat ke dalam tubuhnya, hal tersebut akan merubah struktur dari sel-sel paru itu sendiri."
Baca juga: Waspada, Lingkungan Luar Berhubungan Langsung dengan Paru-paru Dapat Menyebabkan Masalah Kesehatan
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Paru-paru, dr. Andreas Infianto, MM, Sp.P(K).,FISR. dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 21 Oktober 2021.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)