Breaking News:

Fakta Penemuan Bukti Amputasi Pertama di Dunia, Dilakukan di Kalimantan pada 31.000 Tahun Lalu

Kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari sekitar 31.000 tahun yang lalu menunjukkan kaki kiri yang diamputasi melalui pembedahan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Foto: Tim Maloney via The Guardian
Para arkeolog Australia dan Indonesia menemukan sisa-sisa kerangka seorang pemburu-pengumpul muda yang kaki bagian bawahnya diamputasi oleh seorang ahli bedah terampil 31.000 tahun yang lalu. 

TRIUNHEALTH.COM - Bukti amputasi anggota badan yang paling awal diketahui telah ditemukan di Kalimantan.

Kerangka manusia yang diperkirakan berasal dari sekitar 31.000 tahun yang lalu menunjukkan kaki kiri yang diamputasi melalui pembedahan.

Tak hanya itu, kerangka tersebut menunjukkan bahwa dia berhasil pulih dari amputasi tersebut, dilansir TribunHealth.com dari berita Independent.co.uk, Rabu (7/9/2022).

Para peneliti mengatakan penemuan ini menunjukkan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan medis yang canggih, termasuk tentang cara mencegah infeksi.

Sampai sekarang, operasi kompleks tertua yang diketahui terjadi pada seorang petani Neolitik dari Prancis sekitar 7.000 tahun yang lalu.

Lengan kirinya diangkat melalui pembedahan dan kemudian sebagian sembuh.

Penemuan di Kalimantan: bukti amputasi pada 31.000 tahun lalu

Penemuan kerangka di Kalimantan yang diduga sebagai amputasi pertama di dunia
Penemuan kerangka di Kalimantan yang diduga sebagai amputasi pertama di dunia (Foto: Tim Maloney via USA Today)

Baca juga: Ilmuwan Tanam Chip di Otak untuk Atasi Depresi Berat, Hasil Uji Coba Terbukti Manjur

Menulis di jurnal Nature, Tim Maloney, dari Griffith University di Australia, dan rekannya mengatakan penemuan itu menunjukkan kaki orang muda itu diamputasi ketika mereka masih kecil.

Mereka selamat dari prosedur dan hidup selama enam sampai sembilan tahun sebelum dimakamkan di gua Liang Tebo, yang terletak di Kalimantan Timur, sebuah daerah yang berisi beberapa seni cadas tertua di dunia.

Sampai saat ini, pengobatan orang dengan penyakit atau cedera dianggap kurang berkembang di antara komunitas tersebut, apa lagi pada 31 ribu tahun lalu.

2 dari 3 halaman

Diyakini bahwa mereka dapat menangani prosedur yang lebih kecil seperti penjahitan dan kedokteran gigi.

Baca juga: Penerima Donor Jantung Babi Pertama Meninggal 2 Bulan setelah Transplantasi

“Asumsi yang berlaku adalah bahwa operasi yang lebih kompleks berada di luar kemampuan 'masyarakat pencari makan', dulu dan sekarang,” kata para penulis.

"Sebelum perkembangan klinis modern, termasuk antibiotik, secara luas diperkirakan bahwa kebanyakan orang yang menjalani operasi amputasi akan meninggal, baik pada saat diamputasi karena kehilangan darah dan syok atau dari infeksi berikutnya—skenario yang tidak meninggalkan tanda-tanda penyembuhan kerangka lanjut."

Para ahli mengatakan ahli bedah yang melakukan amputasi pada anak “harus memiliki pengetahuan rinci tentang anatomi tungkai dan sistem otot dan pembuluh darah untuk mencegah kehilangan darah yang fatal dan infeksi…”

Tidak mengalami infeksi parah pascaoperasi

Penemuan kerangka di Kalimantan yang diduga sebagai amputasi pertama di dunia
Penemuan kerangka di Kalimantan yang diduga sebagai amputasi pertama di dunia (Tim Maloney/Griffith University)

"Individu ini ternyata tidak menderita infeksi yang cukup parah untuk meninggalkan tanda-tanda kerangka permanen dan/atau menyebabkan kematian," lanjut Tim.

Mereka menambahkan bahwa "perlakuan dan perawatan intensif pasca operasi akan sangat penting", termasuk membersihkan luka secara teratur dan membalutnya.

"(Mereka) mungkin menggunakan sumber daya botani yang tersedia secara lokal dengan sifat obat untuk mencegah infeksi dan memberikan anestesi untuk menghilangkan rasa sakit".

”Meskipun tidak mungkin untuk menentukan apakah infeksi terjadi setelah operasi, orang ini tampaknya tidak menderita infeksi yang cukup parah untuk meninggalkan tanda-tanda kerangka permanen dan/atau menyebabkan kematian.”

Baca juga: Ilmuwan Lakukan Transplantasi Ginjal Babi pada Manusia, Hasil Uji Coba Terbukti Berhasil

Alami penyembuhan luka operasi

Para arkeolog Australia dan Indonesia menemukan sisa-sisa kerangka seorang pemburu-pengumpul muda yang kaki bagian bawahnya diamputasi oleh seorang ahli bedah terampil 31.000 tahun yang lalu.
Para arkeolog Australia dan Indonesia menemukan sisa-sisa kerangka seorang pemburu-pengumpul muda yang kaki bagian bawahnya diamputasi oleh seorang ahli bedah terampil 31.000 tahun yang lalu. (Foto: Tim Maloney via The Guardian)

Baca juga: Robot Berhasil Lakukan Operasi Penyambungan Usus pada Babi, Hasil Jauh Lebih Baik Dibanding Manusia

3 dari 3 halaman

Kerangka tersebut memiliki "tulang yang telah direnovasi" yang menutupi "permukaan amputasi", yang menunjukkan adanya penyembuhan setelah operasi.

Penulis juga menyebut amputasi tidak mungkin disebabkan oleh serangan binatang atau kecelakaan lain, karena ini biasanya menyebabkan patah tulang.

Amputasi juga tidak mungkin dilakukan sebagai hukuman, karena orang tersebut tampaknya telah menerima perawatan yang hati-hati setelah operasi dan penguburan.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comAmputasiIndependentIndonesia
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved