TRIBUNHEALTH.COM - Makanan masuk ke dalam tubuh melalui mulut, kerongkongan, lambung hingga ke usus 12 jari.
Pada usus 12 jari terdapat proses penyerapan makanan.
Setelah terjadi proses penyerapan makanan, maka sisa makanan tersebut akan dikeluarkan ke usus besar.
Untuk kotoran atau sisa makanan bergerak ke usus besar memerlukan 3 hal, seperti :
- Unsur serat
- Unsur minum atau air
- Bergerak

Baca juga: Apakah Setiap Organ di Saluran Cerna Bisa Terkena Kanker? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Bedah
Feses akan bergerak dari usus besar dipengaruhi oleh 3 unsur tersebut.
Apabila kita kurang mengonsumsi serat, tentu saja kotoran atau sisa makanan akan sulit untuk bergerak pada usus besar.
Karena pergerakan pada usus besar dipengaruhi oleh 3 unsur tesebut, dan berbeda dengan pergerakan pada usus halus.
dr. Ari Fahrihal menyampaikan bahwa pergerakan pada usus halus tergolong cepat.
Memang membutuhkan serat, air dan bergerak untuk membantu kotoran bergerak dari usus besar.
Gejala utama pasien-pasien yang mengalami gangguan saluran cerna bagian bawah adalah neyri perut.
Dari keluhan nyeri perut juga perlu dideskripsikan dimana lokasi dari nyeri teresebut.
Baca juga: 4 Sayur Berikut Mengandung Protein, Mulai dari Sawi hingga Kembang Kol
Yang paling umum dikeluhkan ialah nyeri bagian perut kanan bawah atau dilokasi usus buntu.
Apabila mengeluhkan nyeri tekan pada perut kanan bawah, saat bergerak merasa sakit juga disertai demam kemungkinan mengalami appendicitis.
Jika mengeluhkan nyeri perut di sebelah kiri di mana menjadi letak usus besar, maka bisa dikatakan terjadi peradangan usus besar.
Keluhan nyeri perut pada bagian kiri bawah juga bisa disertai dengan demam.
dr. Ari Fahrihal menyampaikan, biasanya pasien juga mengeluhkan kembung ataupun begah di perut area bawah.
Keluhan kembung dan begah di area pencernaan bawah berhubungan dengan gangguan pecernaan yang terjadi.
Baca juga: Gangguan Saluran Cerna yang Tak Segera Diatasi Bisa Memicu Komplikasi atau Risiko Lebih Lanjut
Gejala-gejala lain yang bisa muncul tentu berhubungan dengan pola BAB.
Apabila berkaitan dengan infeksi baik usus halus maupun usus besar yang mengalami suatu peradangan yang terjadi misalnya diare.
Bisa juga sebaliknya, dikarenakan kurang serat, kurang minum maupun kurang bergerak akhirnya BAB menjadi keras atau defekasi yang dikenal dengan sembelit.
dr. Ari Fahrihal menyampaikan, hal yang paling ekstrim adalah terjadinya perdarahan.
Perdarahan di bawah, misalnya pada anus dikarenakan hemoroid atau ambeien.
Bisa juga terjadi perdarahan karena peradangan yang disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi.
Hal lain yang menyebabkan pasien mengalami perdarahan adalah adanya polip atau tumor jinak.
Keganasan yang bisa terjadi adalah tumor ganas atau kanker usus besar.
Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV bersama dengan dr. Ari Fahrihal Syam Sp.PD. Seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan penyakit lambung & pencerhaan.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)