TRIBUNHEALTH.COM - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau pemeriksaan gigi dan mulut anak SDN Gunung Geulis 01, Kabupaten Bogor.
Kedatangan Menkes Budi disambut gembira oleh anak-anak SD.
Dalam sambutannya, Menkes Budi mengingatkan kepada para guru dan orang tua agar anak-anak mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis, rajin menyikat gigi, dan rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan.
Pemeriksaan gigi dan mulut anak sekolah ini merupakan kegiatan bakti sosial dengan tema “ Bangkitkan Senyum Anak Negeri” yang diinisiasi oleh Devya Dental Clinic bekerja sama dengan PDGI.
Baca juga: Kemenkes Luncurkan BGSi, Sebut Bisa Deteksi dan Obati Penyakit Lebih Cepat
“Kesehatan gigi itu tidak boleh terlalu banyak makan dan minum yang manis-manis, sikat giginya mesti rajin, dan minimal periksa gigi setahun dua kali,” ujar Menkes Budi dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Kondisinya saat ini sekitar 88 persen anak-anak Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi. Menkes Budi menjelaskan program pemerintah untuk mengatasi masalah gigi anak-anak tersebut dilakukan dengan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kita akan mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah. Nanti Puskesmas- Puskesmas dan Posyandu akan kita seringkan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah melalui unit kesehatan sekolah agar bisa melakukan pemeriksaan gigi ke anak-anak,” ucap Menkes Budi.
Menkes Budi menilai pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah penting dilakukan. Hal ini menjadi salah satu siasat agar anak-anak mau memeriksakan gigi nya.
Baca juga: 5 Cara Alami Memutihkan Gigi, Rutin Konsumsi Buah hingga Makanan Berserat Tinggi
Pasalnya, sejumlah masyarakat enggan memeriksakan gigi anaknya karena ada stigma yang berkembang.
Dijamin BPJS
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Usman Sumantri, MSc mengatakan beberapa alasan masyarakat tidak mau memeriksakan gigi ke dokter gigi adalah karena biaya mahal, takut suara bor gigi, dan karena kebiasaan keluarga yang tidak pernah membawa anaknya memeriksakan gigi ke dokter gigi.
Terkait biaya, lanjut drg. Usman, pemerintah sudah menanggungnya dengan BPJS Kesehatan.
“Padahal sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Adanya pemeriksaan gigi dan mulut di sekolah menjadi salah satu solusi anak mau diperiksa giginya, dan orang tua harus mampu membiasakan pola hidup sehat pada anaknya,” ungkap drg. Usman.
Bakti sosial dengan tema ‘Bangkitkan Senyum Anak Negeri dilakukan dalam rangka HUT RI ke-77. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan, pemeriksaan, dan tindakan pengobatan yang dilakukan secara gratis bagi anak-anak sekolah dasar yang kurang mampu.
Baca juga: Solusi Telat Bayar Tagihan, BPJS Keluarkan Program Rencana Pembayaran Bertahap bagi Peserta JKN-KIS
Bakti sosial ini bertujuan untuk memberikan edukasi serta membangkitkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut khususnya untuk anak – anak.
Tak hanya di Kabupaten Bogor, Devya Dental Clinic bersama PDGI juga melakukan pemeriksaan gigi dan mulut di wilayah lain dengan total sekitar 3.538 anak sekolah dengan melibatkan 334 dokter gigi setempat, antara lain Semarang, Makassar, Kalimantan Tengah, Sinjai, Padang Kota, Payakumbuh, Palu, Medan, dan Manado. Untuk daerah lain masih dalam proses.
Baca juga: drg. Muhammad Ikbal: Gigi yang Ompong Akan Menimbulkan Masalah dan Menurunkan Rasa Percaya Diri
(TRIBUNHEALTH)