TRIBUNHEALTH.COM - Sariawan merupakan luka kecil yang bernanah di mana terbentuk di lapisan dalam mulut.
Pada awalnya ukuran sariawan sangat kecil, kurang dari 1 mm.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu ukuran sariawan bisa membesar sampai berdiameter lebih dari 2 cm.
Banyak ahli yang sepakat jika kombinasi sejumlah faktor bisa menjadi penyebab sariawan.
Sariawan memang dikenal tidak berbahaya dan sangat mudah disembuhkan.
Akan tetapi di sisi lain, sariawan juga bisa menjadi suatu hal yang mengerikan.
Baca juga: drg. Ivanna Jabarkan Penyebab Gigi Berantakan yang Perlu Segera Dirujuk Pasang Behel

Baca juga: Dalam Mengatasi Hiperpigmentasi Kulit Memerlukan Proses dan Tak Ada yang Instan
Perlu diwasapadai jika sariawan tak kunjung sembuh bisa menjadi satu tanda kemungkinan kanker mulut.
Sariawan memang pada dasarnya bukanlah suatu penyakit yang membahayakan.
Umumnya penyakit ini muncul akibat mulut yang tidak sehat, stres, dan pola makan yang tidak baik.
Ketika sariawan terpapar zat berbahaya, bisa menyebabkan sariawan kronis atau keganasan yang berujung pada kanker rongga mulut.
Terjadinya keganasan berisiko pada usia 50 tahun keatas.
"Namun ternyata laporan-laporan terakhir ini ada yang sudah menyebutkan bahwa usia 20 tahun ke atas sudah mulai ditemukan adanya keganasan di rongga mulut," ujar drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Ketahui Beberapa Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Akibat Stunting

Baca juga: Usia Berapa Seseorang Disarankan Menggunakan Gigi Palsu? Begini Kata drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.
"Jadi meskipun kita masih berkeyakinan prediksinya kebanyakan pada usia 50 tahun ke atas, 40 tahun ke atas, namun ternyata sekarang sudah mulai mengenai juga anak-anak yang masih muda atau dewasa muda," terang drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Pengobatan kanker mulut umumnya juga dengan kemoterapi seperti penanganan kanker lainnya.
"Tidak ada pilihan lain, surgery, kemoterapi, radioterapi, menjadi satu-satunya pilihan untuk perawatan kanker di rongga mulut," pungkas drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Permasalahannya adalah bahwa di dalam rongga mulut bukan hanya di Indonesia, bahkan di negara-negara maju pun deteksi keganasan rongga mulut biasanya ditemui setelah tahap akhir.
Jadi keganasan jarang sekali diketahui di tahap awal.
Baca juga: Perawatan Kulit Bisa Dilakukan Sejak Dini Tanpa Menunggu Munculnya Masalah Kulit

Baca juga: Kanker Payudara Terjadi Akibat Pertumbuhan Abnormal Sel-sel Payudara, Simak Penjelasan Dokter
Hal ini karena pasien kurang aware dengan kondisi rongga mulutnya.
Banyak sekali orang yang menganggap sepele terjadinya sariawan dan mempercayainya jika akan hilang dengan sendirinya.
Biasanya jika setelah satu tahun tidak ada perubahan barulah mendatangi dokter gigi.
"Jadi memang kami masih sangat kurang untuk melakukan screening untuk membantu masyarakat mengetahui bahwa tidak semua sariawan tidak berpotensi ganas, ada juga sariawan yang berpotensi ganas sehingga harus selalu diwaspadai kondisi atau perubahan yang terjadi di rongga mulut," timpal drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
"Sehingga ketika terdeteksi lebih awal, harapan sembuh pasien jauh lebih bagus dibanding ketika dideteksi pada tahap-tahap yang terakhir," ungkap drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D.
Baca juga: Perdarahan pada Penyandang Hemofilia Tak Bisa Berhenti, Begini Penjelasannya
Penjelasan Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, drg. Erni Marliana, Sp. PM., Ph.D dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 19 Februari 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.