Breaking News:

Perdarahan pada Penyandang Hemofilia Tak Bisa Berhenti, Begini Penjelasannya

Normalnya seseorang memiliki kadar pembekuan darah, sementara pada penyandang hemofilia hampir tidak ada.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
m.tribunnews.com
ilustrasi hemofilia, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) 

TRIBUNHEALTH.COM - Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah.

Hemofilia merupakan kelainan pembekuan darah yang diturunkan ibu ke anak laki-laki.

Definisi hemofilia menurut dokter

Hemofilia berasal dari kata hemo dan filia, hemo diartikan sebagai darah sementara filia adalah suka, sehingga bisa diartikan sebagai suka berdarah.

Kondisi ini merupakan suatu kelainan perdarahan yang langka.

"Jadi adanya gangguan pembekuan darah akibat kelainan genetik," kata dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

Baca juga: Almond, Air Putih, dan Sederet Hal Ini Bisa Menekan Rasa Lapar Secara Alami, Cocok untuk Diet

Ilustrasi penyandang hemofilia mengalami perdarahan, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
Ilustrasi penyandang hemofilia mengalami perdarahan, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) (lifestyle.kompas.com)

Baca juga: dr. S.T. Andreas: Gejala Kecacingan Dibedakan Menjadi Dua, yaitu Gejala Umum dan Khusus

Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk.

"Jadi kalau ada orang ada terluka nih, terluka kena pisau atau apa kan dalam dua atau tiga hari, tiga harilah maksimal itu kan sudah berhenti ya sudah menutup lukanya," sambung dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K)..

Pada penyandang hemofilia perdarahan yang terjadi tidak bisa berhenti.

"Lama, sulit bahkan harus diberikan obat pembekuan darah," tutur dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

2 dari 3 halaman

Normalnya seseorang memiliki kadar pembekuan darah, sementara pada penyandang hemofilia hampir tidak ada.

Bahkan pada beberapa kasus kadar hemofilianya adalah 0 persen.

Akibat tidak mempunyai faktor pembekuan darah, tentu efeknya adalah darah tidak bisa beku.

Baca juga: Kenali Tanda Paru Bermasalah Akibat Aktivitas Bekerja di Malam Hari, Simak dr. Wahyuningtyas Rahayu

Ilustrasi pendarahan yang tidak berhenti akibat menderita hemofilia, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
Ilustrasi pendarahan yang tidak berhenti akibat menderita hemofilia, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) (palembang.tribunnews.com)

Baca juga: dr. Diana Suganda Bagikan Tips untuk Mengatasi Stress Eating, Atur Pola Makan hingga Konsumsi Kopi

Artinya perlukaan yang dialami penyandang hemofilia tidak bisa kembali normal.

"Jadi masih tetap berdarah terus, berdarah terus," pungkas dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

Berdasarkan penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) penyakit hemofilia dibagi menjadi dua, yaitu A dan B.

A adalah gangguan faktor 8, sementara B adalah gangguan faktor 9, dimana penyandang hemofilia kekurangan dari faktor tersebut.

"Kalau kita bicara kelainan perdarahan seperti tadi luka, di dalam pembekuan darah itu ada 13 faktor," timpal dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com.

Baca juga: Bukan Berjalan, Ini Cara Ukur Fungsi Paru Bekerja Optimal menurut Anjuran dr. Wahyuningtyas Sp.P

Perlu dipahami jika pada saat penutupan luka terdapat 13 faktor yang bekerja.

Jika salah satu faktor tidak ada, maka tidak bisa terbentuk penyembuhan luka dimana efek yang diberikan adalah seseorang mengalami perdarahan terus-menerus.

3 dari 3 halaman

Begitu juga pada pasien hemofilia, pada A penyandang kekurangan faktor 8 dan pada B penyandang kekurangan faktor 9.

"Efeknya dia perdarahan terus-menerus," kata dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

Perdarahan pun bisa terjadi secara spontan ataupun adanya suatu traumatik atau benturan.

Baca juga: 9 Makanan dan Minuman Berikut Perlu Dijauhkan dari Anak, Termasuk Permen Buah dan Keju

ilustrasi seseorang yang mengalmai hemofilia, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
ilustrasi seseorang yang mengalmai hemofilia, begini penjelasan dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) (grid.id)

Baca juga: 5 Kondisi Mulut Ini Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Lidah Putih Dapat Indikasikan Sifilis

Mengetahui perdarahan secara spontan

"Jadi untuk pasien hemofilia yang sangat rendah kadarnya, dia bangun tidur kemudian menguap tiba-tiba pecah pembuluh darah otaknya atau tiba-tiba kaki atau sendinya bengkak," ungkap dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

"Dia cuman baru bangun tidur tiba-tiba kakinya bengkak, begitulah dia kalau kekurangan faktor 8 yang sangat berat," tambah dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K).

Bisa disimpulkan jika hemofilia adalah kelainan pembekuan darah dimana darahnya menjadi sulit untuk membeku.

Baca juga: Rekonstruksi Gigi Bisa Atasi Celah Bibir, Dokter Sebut Teknik yang Dapat Dilakukan

Penjelasan Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi, dr. Olga Rasiyanti Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 14 Mei 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comHemofiliaPenyebab hemofiliaGejala HemofiliaCegah hemofiliadr. Olga Rasiyanti Siregar M.Ked(Ped) Sp.A (K)
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved