TRIBUNHEALTH.COM - Sejumlah pekerjaan tertentu mengharuskan seseorang untuk bisa bekerja di malam hari.
Karena rasa tanggung jawab tinggi, pemilihan jam kerja di malam hari mesti dilakukan.
Disamping bisa mengganggu siklus tidur, rupanya pekerjaan di malam hari bisa mencetuskan masalah kesehatan.
Baca juga: Mengenal Sindrom Kaki Gelisah, Sebabkan Kesemutan dan Kram saat Tidur, Picu Terjadinya Insomnia
Beberapa keluhan yang biasa muncul ialah batuk dan sesak napas.
Kira-kira apa yang menjadi faktor pencetusnya?
Untuk mengetahuinya, simak penjelasan dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P.

Wahyuningtyas adalah seorang Dokter Spesialis Paru.
Wanita yang berasal dari Surakarta ini lahir pada 5 November 1986.
Baca juga: Profil dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P yang Berpraktek di RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Kini Wahyuningtyas menjalani praktek sebagai Dokter Spesialis Paru di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Sebelum menjadi seorang dokter, Wahyuningtyas telah menempuh berbagai jenjang pendidikan.
Terakhir ia menamatkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dengan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi.

Setelah sebelumnya menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di kota yang sama.
Tercatat 3 pelatihan yang pernah ia ikuti, seperti:
1. Advanced Trauma Life Support (ATLS)
Baca juga: Kenali Fungsi Paru yang Sebenarnya, Simak dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P
2. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
3. Advanced Cardiac Life Support (ACLS)
Tanya:
Apa yang terjadi pada paru saat seseorang bekerja di malam hari dok?

Baca juga: Apa Perbedaan Sesak Karena Gangguan Paru dengan Sesak Karena Asam Lambung?
Dea, Solo.
dr. Wahyuningtyas Rahayu, Sp.P Menjawab:
Pada malam hari udara cenderung dingin dan suplai oksigen berkurang.
Sehingga tumbuh-tumbuhan pun juga tidak bisa melakukan fotosintesis atau menghasilkan oksigen sendiri.

Jadi kebutuhan oksigen itu saling berebut ya dan banyak karbondioksida di udara.
Pada paru-paru itu ada saluran napas, salah satunya ada reseptor dingin.
Baca juga: Suhu Air yang Digunakan Mandi Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur, Jangan Gunakan Air Panas atau Dingin
Bila ada yang sensitif dengan reseptor tersebut, seperti ada bakat asma atau alergi, maka sensor saraf itu mudah terinduksi (terangsang).
Sehingga membuat saluan napas itu menjadi menyempit.

Maka dari itu pada malam hari banyak yang mengalami keluhan batuk-batuk, sesak napas.
Jadi kami sarankan, jika tidak begitu mendesak, sebaiknya aktivitas dilakukan pada siang hari dibandingkan malam hari.
Baca juga: Prof. Dr. dr. Harsono Sebut Sesak Napas pada Anak Banyak Disebabkan oleh Asma, Pneumonia, dan TBC
Tetapi jika memang terpaksa sekali, misalnya untuk mencari nafkah, setidaknya diproteksi.
Yakni dengan menggunakan masker dan pakaian hangat.

Agar reseptor dingin di paru-paru tidak mudah terangsang.
Baca juga: Anak Sakit Asma, Bisakah Sembuh Total? Begini Jawaban Prof. Dr. dr. Harsono Salimo Sp. A (K)
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)