TRIBUNHEALTH.COM - Minuman berenergi merupakan salah satu minuman yang sudah lumrah di jumpai, tak terkecuali di Indonesia.
Padahal, minuman berenergi memiliki sejumlah keburukan, mulai dari tingginya kafein hingga risiko penyakit yang mengintai.
Di Amerika Serikat (AS), minuman energi adalah salah satu suplemen makanan paling populer kedua setelah multivitamin untuk beberapa kelompok umur.
Lebih dari 30 persen remaja berusia 12-17 tahun mengonsumsi minuman energi secara teratur di AS, dilansir TribunHealth.com dari Verywell Health, pada Minggu (7/8/2022).
Para ahli memperingatkan bahwa minuman berkafein tinggi, seringkali manis.
Itu membuatnya dapat dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, penambahan berat badan, sakit kepala, kecemasan, masalah gigi, dehidrasi, dan penyakit jantung.
Dilansir TribunHealth.com dari Verywell berikut ini 4 dampak buruk minuman berenergi yang perlu dipertimbangkan sebagai alasan untuk berhenti mengonsumsinya.
Tinggi kafein

Menurut badan setingkat BPOM AS (FDA), 400 miligram (mg) kafein per hari aman untuk kebanyakan orang dewasa.
Jumlah tersebut setara sekitar 4 cangkir kopi.
Untuk orang dewasa muda, rekomendasi kafein jauh lebih sedikit.
“Jika seorang remaja sedang mengonsumsi kafein, jumlah maksimum yang harus mereka konsumsi per hari adalah 100 miligram,” Priscilla Mpasi, MD, seorang dokter anak dan ketua wilayah II dari National Medical Association, kepada Verywell.
Baca juga: Soda serta Makanan dan Minuman Berikut Harus Dihindari agar Terhindar dari Kerusakan Gigi
Banyak minuman energi mengandung lebih dari 100 mg kafein, yang merupakan salah satu alasan mengapa American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar anak atau remaja tidak mengonsumsinya.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), minuman energi 16 ons mengandung rata-rata 70 hingga 240 mg kafein.

Baca juga: 4 Manfaat Potensial Minyak Kelapa, Beri Energi untuk Tubuh hingga Kurangi Rasa Lapar
Bahan Lain Juga Bermasalah
Sementara kadar kafein yang tinggi adalah alasan utama para ahli berhati-hati terhadap konsumsi minuman energi, Mpasi mengatakan dia juga prihatin dengan aditif lain dalam minuman energi.
“Anda memiliki kafein, tetapi ada stimulan legal lain di pasaran seperti guarana, taurin, L-karnitin, yang bisa ada dalam minuman energi. Dan hanya sekilas label atau bahkan bagian depan pemasarannya saja tidak mudah terlihat,” ujarnya.
Minuman Energi Dapat Berkontribusi pada Penyakit Jantung

Baca juga: 4 Manfaaat Mengonsumsi Green Tea, Turunkan Berat Badan dan Bagus untuk Kesehatan Jantung
Martha Gulati, MD, MS, seorang ahli jantung di Cedars-Sinai Heart Institute, mengatakan kepada Verywell bahwa salah satu kekhawatiran terbesar dengan minuman energi adalah irama jantung yang tidak teratur, yang dikenal sebagai aritmia, yang dapat terjadi karena "hiperstimulasi jantung."
Aritmia dapat memengaruhi jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh, membuat seseorang merasa pingsan.
Seiring waktu, aritmia yang tidak diobati dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius atau fatal.
Tingkatkan tekanan darah

“Hal lain yang menurut saya diremehkan orang adalah efek minuman energi terhadap tekanan darah,” kata Gulati.
Sebuah uji coba kontrol secara acak dari tahun 2019 menemukan bahwa minuman energi meningkatkan tekanan darah pada orang dewasa muda yang sehat.
Dan penelitian lain yang diterbitkan tahun ini menghubungkan minuman energi dengan hipertensi pada anak-anak dan remaja.
Baca juga: 7 Penyebab Pusing pada Awal Kehamilan, Tekanan Darah Rendah hingga Morning Sickness
Gulati mengatakan bahwa minuman energi dapat menimbulkan risiko yang lebih besar bagi orang yang sudah memiliki hipertensi karena minuman ini dapat meningkatkan tekanan darah mereka lebih lanjut secara teratur.
Namun, kata dia, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi, apalagi jika masih berusia muda.
“Saya pikir orang harus berhati-hati dengan apa yang mereka konsumsi,” kata Gulati.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)