Breaking News:

Berbagai Perawatan Medis untuk Sindrom Ovarium Polikistik, Termasuk Perawatan Kesuburan

Jika pasien menginginkan kehamilan, perawatan kesuburan bisa dilakukan oleh dokter

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Ekarista Rahmawati
grid.id
ilustrasi wanita yang mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS) 

TRIBUNHEALTH.COM - Wanita dalam masa reproduksi bisa mengalami gangguan sistem endokrin dan memicu terjadinya polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik.

Orang dengan sindrom ovarium polikistik bisa melakukan berbagai perawatan medis, termasuk perawatan kesuburan jika ingin menjalani program hamil.

Situs medis Medical News Today (MNT) menyebut kondisi ini dikenal juga dikenal sebagai atau sindrom Stein-Leventhal.

"Gejalanya meliputi perubahan siklus menstruasi dan pertumbuhan rambut berlebih," tulis MNT, dilansir TribunHealth.com pada Kamis (28/7/2022).

Jika tidak diobati, sindrom ovarium polikistik dapat menyebabkan kemandulan dan komplikasi lainnya.

Hingga kini, para peneliti dan ilmuwan belum berhasil mengidentifikasi penyebab pasti kondisi ini.

"Namun, ada hubungan dengan kelebihan insulin, peradangan tingkat rendah, dan genetika (dengan kondisi ini)," tulis MNT.

ilustrasi masalah kesehatan pada ovarium
ilustrasi masalah kesehatan pada ovarium (lifestyle.kompas.com)

Tes dan diagnosis

Tidak ada tes tunggal yang dapat menentukan keberadaan PCOS, tetapi dokter dapat mendiagnosis kondisi tersebut melalui riwayat medis, pemeriksaan fisik yang mencakup pemeriksaan panggul, dan tes darah untuk mengukur kadar hormon, kolesterol, dan glukosa.

USG dapat digunakan untuk melihat rahim dan ovarium.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Sindrom Ovarium Polikistik, Bisa Sebabkan Kemandulan jika Tak Diobati

2 dari 2 halaman

Perawatan medis

Tidak ada obat untuk PCOS, tetapi pengobatan bertujuan untuk mengelola gejala yang mempengaruhi seseorang.

Perawatan akan tergantung pada apakah individu tersebut ingin hamil dan bertujuan untuk mengurangi risiko kondisi medis sekunder, seperti penyakit jantung dan diabetes.

Ilustrasi pil KB
Ilustrasi pil KB (Pixabay)

Ada beberapa pilihan pengobatan yang direkomendasikan, antara lain:

  • Pil KB: Ini dapat membantu mengatur hormon dan menstruasi.
  • Obat diabetes: Ini membantu mengelola diabetes, jika perlu.
  • Obat kesuburan: Jika kehamilan diinginkan, ini termasuk penggunaan clomiphene (Clomid), kombinasi clomiphene dan metformin, atau gonadotropin suntik, seperti obat hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH). Dalam situasi tertentu, letrozole (Femara) mungkin direkomendasikan.
  • Perawatan kesuburan: Ini termasuk fertilisasi in-vitro (IVF) atau inseminasi.
  • Pertumbuhan rambut yang berlebihan dapat dikurangi dengan obat spironolactone (Aldactone) atau eflornithine (Vaniqa). Finasteride (Propecia) mungkin juga direkomendasikan, tetapi tidak boleh ditangani oleh wanita yang mungkin hamil.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Kontrasepsi Alami yang Disampaikan oleh dr. Fita Maulina Sp.OG

Siapa pun yang menggunakan spironolakton harus menggunakan alat kontrasepsi, karena risiko cacat lahir jika dikonsumsi saat hamil.

Menyusui dengan obat ini juga tidak dianjurkan.

Pilihan lain yang mungkin untuk mengelola pertumbuhan rambut adalah laser hair removal, elektrolisis, perawatan hormonal, atau penggunaan vitamin dan mineral.

Ilustrasi prosedur pembedahan
Ilustrasi prosedur pembedahan (Tribunbatam.id)

Baca juga: Berikut Penyebab dan Gejala Pecahnya Kista Ovarium, Cari Bantuan Medis jika Disertai Gejala Ini

Pilihan bedah meliputi:

  • Pengeboran ovarium: Lubang kecil yang dibuat di ovarium dapat mengurangi kadar androgen yang diproduksi.
  • Ooforektomi: Pembedahan mengangkat satu atau kedua ovarium.
  • Histerektomi: Ini melibatkan pengangkatan seluruh atau sebagian rahim.
    Aspirasi kista: Cairan dikeluarkan dari kista.

Baca berita tentang kesehatan umum lainnya di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comSindrom ovarium polikistikketidaksuburaninfertilitasKemandulanOrgan ReproduksiKistaMedical News Today
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved