TRIBUNHEALTH.COM - Peradangan yang terjadi pada pulpa gigi dikenal sebagai pulpitis.
Jika tidak diobati, pulpitis dapat menyebabkan komplikasi dan masalah yang lebih serius.
Situs medis Medical News Today (MNT) menyebut pulpitis yang dibiarkan begitu saja bisa memicu terjadinya abses periapikal, atau dikenal sebagai abses gigi.
Abses gigi merupakan infeksi lokal pada tulang atau jaringan lunak.
Ketika mengalami kondisi ini, seseorang mungkin melihat kantong nanah di samping giginya.
Infeksi juga bisa menyebar ke ruang jaringan lokal dan menyebabkan pembengkakan yang meluas, yang disebut selulitis.
Baca juga: Berikut Ini Beragam Perawatan Pulpitis, Perlu Cabut Gigi jika Sudah Parah
Gejala mungkin termasuk:
- pembengkakan kelenjar dan kelenjar getah bening
- ruam yang menyakitkan
- demam
- panas dingin
- kesulitan menelan
- trismus, atau kesulitan membuka mulut.

Jika seseorang mengembangkan selulitis, mereka dapat minum antibiotik untuk mengobatinya.
Jika seseorang mengalami salah satu gejala di atas, atau melihat perubahan kondisi mental dan mengalami kesulitan bernapas, mereka harus mencari bantuan medis darurat.
Tips hindari komplikasi
Cara paling jitu meminimalisir terjadinya komplikasi adalah dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan medis segera.
Baca juga: Jangan Tunggu Sakit Gigi Baru ke Dokter Gigi, drg. Andi Tajrin, Sp.BM Sebut Dampak yang Akan Terjadi
"Individu harus menemui dokter gigi mereka pada tanda pertama rasa sakit, sensitivitas, atau peradangan di mulut," tulis MNT, dilansir TribunHealth.com pada Jumat (22/7/2022).
Penting juga untuk mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan dan pembersihan.
Sekilas tentang pulpitis

Ketika pulpa meradang dan terjadi pulpitis seseorang mungkin mengalami rasa sakit dari saraf gigi.
Pulpa di dalam gigi terdiri dari jaringan pembuluh darah, suplai darah, saraf, dan jaringan ikat.
Pulpitis bisa reversibel atau ireversibel.
Baca juga: Tak Hanya Kerusakan Gigi, Sakit Gigi Bisa Disebabkan oleh Impaksi hingga Penyakit Serius
Pulpitis reversibel
Pada pulpitis reversibel, biasanya ada peradangan ringan pada pulpa, dan orang mengalami nyeri yang berumur pendek.
Jika seseorang mengalami pulpitis reversibel, gigi mungkin memiliki rongga, tetapi belum dalam, sehingga tidak ada bakteri di pulpa.
Ketika mengalami pulpitis reversibel, makan sesuatu yang manis atau dingin dapat menyebabkan rasa sakit, tetapi rasa sakit ini hilang begitu stimulan hilang.
Pada tahap ini pulpa gigi biasanya sehat.
Dengan perawatan, gigi dan saraf masih mungkin untuk sembuh.
Pulpitis ireversibel

Pulpitis ireversibel adalah salah satu alasan paling sering bagi seseorang untuk mencari perawatan gigi darurat.
Pulpitis ireversibel terjadi ketika bakteri menyebar ke saraf, dan ada peradangan pulpa yang signifikan.
Pulpitis ireversibel biasanya menyebabkan nyeri hebat yang mungkin spontan, menetap, dan menyebar.
Nyeri pulpitis ireversibel mungkin sangat parah sehingga membangunkan seseorang di malam hari.
Baca juga: Adakah Obat Sakit Gigi yang Perlu Dikonsumsi sebelum Datang ke Dokter? Ini Kata drg. Ummi Kalsum
Seseorang dengan pulpitis ireversibel mungkin mengalami kesulitan menentukan lokasi yang tepat dari rasa sakit.
Namun, 40 persen gigi dengan pulpitis ireversibel mungkin juga tidak menimbulkan rasa sakit.
Pulpitis ireversibel dapat menyebabkan infeksi pada ujung gigi jika bakteri di pulpa menyebabkan saraf mati.
Ini disebut nekrosis pulpa, atau kematian pulpa.

Baca juga: Sakit Gigi saat Berpuasa, Dokter Ungkap Penanganan yang Bisa Dilakukan
Jika terjadi nekrosis, kantong nanah dapat terbentuk di ujung akar gigi, yang dikenal sebagai abses periapikal, atau abses gigi.
Ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, terutama saat menggigit.
Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, termasuk otak.
Baca berita lain tentang kesehatan gigi dan mulut di sini.
(TribunHealth.com/Nur)