TRIBUNHEALTH.COM - Polusi udara dikenal juga sebagai pencemaran udara yang merupakan sebuah kondisi terdapatnya ada satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di udara atau atmosfer yang jumlahnya berada pada titik yang membahayakan.
Polusi udara bisa memberikan dampak pada kesehatan manusia, hewan hingga tumbuhan.
dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K) mengatakan jika kelompok yang rentan mengalami polusi udara adalah orang-orang yang memiliki jam kerja yang berada pada udara terbuka.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Paru, dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Tribun Corner edisi 07 Juli 2022.
"Kita lihat, misalnya polusi lalu lintas, yang penyapu jalan, dan pedagang asongan yang memang hari-hari bekerjanya itu terutama banyak di jalan raya," ucap dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K).
Baca juga: Tips Gunakan Humidifier agar Mendapat Manfaat Maksimal, Pastikan Selalu Rutin Ganti Filter
Baca juga: Selain Pemberian Antibiotik, Pengobatan Infeksi Saluran Kemih Mencakup Berbagai Hal Berikut
"Ada juga penelitian di kita, di rumah sakit persahabatan bahwa memang ada gangguan fungsi paru para orang-orang yang bekerja dengan pekerjaan tertentu tersebut," tuturnya.
"Jadi untuk pemakaian masker, pembatasan jam kerja dan jaga kesehatan menjadi perhatian yang sangat penting buat kelompok-kelompok pekerja berisiko," sambung dr. Feni.
"Kalau yang di industri, biasanya karena regulasi industrinya sudah jelas dan harus dipatuhi, mungkin itu lebih tertib dibanding yang berada di jalan raya yang banyak polusinya," imbuhnya.
dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K) menambahkan jika terdapat kelompok rentan lainnya yang mengalami masalah kesehatan jika terpapar polusi udara, salah satunya adalah ibu hamil.
"Karena kalau ibu hamil kalau dia terkena polusi udara dan tadi itu memengaruhi kehamilannya, tentu nanti berakibat ke janin. Jadi ibu hamil yang ditakutkan adalah perkembangan janinnya," ulas dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K).
Apabila janin sejak di dalam kandungan sudah mulai terganggu pasokan oksigennya, tentu saja menyebabkan gangguan pertumbuhan, dan pertumbuhan organ-organ juga akan terganggu.
Selain itu, bisa menyebabkan kelahiran dengan berat badan rendah dan disertai gangguan fungsi lainnya.
Pasalnya anak-anak juga termasuk kelompok rentan terpapar polusi udara.
Hal ini karena frekuensi pernapasan anak-anak lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa.
Baca juga: Memiliki Perbedaan, dr. Vonny Ovia R, Dipl.CIBTAC Paparkan Perbedaan Tanam Benang dan Tarik Benang
Baca juga: Setelah Melakukan Treatment Tarik Benang, dr. Vonny Himbau Untuk Menghindari Hal-Hal Berikut
"Jadi kalau dia berada di daerah luar dengan polusi udara yang tinggi, otomatis akan menghirup udara menjadi lebih banyak frekuensinya," tutur dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K).
Satu hal yang penting diingat adalah sistem pernapasan anak-anak belum sempurna.
Sehingga sangat rentan untuk terkena penyakit-penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.
Sebagai contoh adalah ISPA, batuk kronik, mudah terjadi asma, bronkitis kronik, dan penurunan fungsi organ paru-paru.
"Jadi kalau dari anak-anak memang sudah terganggu oleh polusi udara, tentu pertumbuhan parunya juga akan terganggu," ungkapnya.
Pertumbuhan paru-paru yang terganggu juga akan menjadi potensi yang menyebabkan penyakit paru-paru kronik lainnya pada saat dia sudah menjadi dewasa.
Selain ibu hamil dan anak-anak, lansia juga termasuk kelompok rentan.
"Kelompok lansia tidak usah pakai polusi udara saja sudah menjadi kelompok rentan dengan penyakit kroniknya, dengan kondisinya yang lemah, sistem pertahanan tubuh yang lemah," tambahnya.
Baca juga: Perhatikan Jenis Sabun yang Digunakan, Jangan Sampai Salah Pilih dan Berisiko Alami Masalah Kulit
Baca juga: Berikut Ini Cara Atasi Gigi Sensitif setelah Penambalan, Segera Temui Dokter jika Tak Segera Membaik
"Tentu dengan pengaruh udara yang tidak baik, mereka juga akan mudah terjadi perburukkan dari kondisi penyakit yang sekarang," jelasnya.
Sehingga kelompok-kelompok ini menjadi perhatian, terutama pada saat kualitas udara yang sudah tidak sehat.
Baca juga: Cara Memilih Sabun yang Sesuai Jenis Kulit, Simak Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Nadia Meutia R
Penjelasan Dokter Spesialis Paru, dr. Feni Fitriani Taufik, Sp. P (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Timur program Tribun Corner edisi 07 Juli 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.