TRIBUNHEALTH.COM - Sirkumsisi adalah prosedur operasi atau pembedahan yang paling banyak dilakukan di dunia ini.
Secara tindakan adalah membuang kulit preputium.
Kulup atau preputium merupakan bagian kulit penis yang menyimpan jaringan otot dan terbagi atas pembuluh urat syaraf, selaput lendir, dan kulit.
dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U membenarkan jika preputium adalah kulup dari ujung penis yang menutupi dari kepala penis.
"Itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti adalah irisan melingkar untuk membuang dari kulup penis itu sendiri," ujar dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Baca juga: Berapa Lama Facemask Digunakan? Begini Penjelasan drg. Ardiansyah Pawinru Sp.Ort(K)
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.

Baca juga: Ketahui Dampak Trust Issue bagi Seseorang yang Mengalaminya, Ini Kata Psikolog
Indikasi dilakukan sirkumsisi atau sunat
Menurut dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U, tindakan sirkumsisi dilakukan berkaitan dengan indikasi medis.
"Kedua, bisa kita pertimbangkan indikasi dari agama dan kehidupan sosial kita," sambung dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
"Untuk indikasi medis, yang pertama diindikasikan adalah fimosis yang patologis," ungkap dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dalam tayangan Healthy Talk (09/07/2022).
Fimosis merupakan suatu kondisi dimana preputium tidak bisa ditarik ke arah proksimal sehingga glans penis sulit atau tidak dapat terlihat.
"Fimosis itu artinya kulit preputium tadi, kulup itu menutupi lubang kencing. Sehingga kencing itu tidak dapat keluar maksimal atau optimal dan terperangkap di dalam kulit preputium itu," tuturnya.
Akibat yang bisa ditimbulkan yaitu menyebabkan infeksi yang berulang pada anak.
dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U menambahkan jika indikasi lain dilakukan sirkumsisi adalah adanya infeksi yang berulang, aliran kencing yang seharusnya bisa keluar dari tubuh justru kembali ke atas tubuh.
"Jadi itu indikasi untuk dilakukan sirkumsisi, disamping lainnya adalah indikasi secara agama yang jelas dalam agama Islam diwajibkan bagi laki-laki untuk melakukan sirkumsisi," ulasnya.
Baca juga: Waspada Varian Baru Covid BA.2.75 yang Sudah Masuk Indonesia, Pemerintah Gencarkan Vaksin Booster

Baca juga: Angka Penderita Depresi di Indonesia Capai 12 persen, Dokter: Masa Pandemi Kemungkinan Bertambah
"Di agama-agama lain juga menyarankan untuk melakukan sirkumsisi," ucap dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Dapat disimpulkan jika dalam medis, sirkumsisi atau sunat sangat disarankan.
Manfaat sirkumsisi atau sunat
Berdasarkan penuturan dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U, banyak manfaat yang bisa diperoleh jika seseorang dilakukan sirkumsisi atau sunat.
Manfaat yang bisa diperoleh adalah mengurangi terjadinya infeksi saluran kemih, terutama yang bisa terjadi pada anak.
Selain itu, juga mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual dan mengurangi terjadinya HIV.
"Risikonya lebih rendah orang yang dilakukan sirkumsisi dibandingkan tidak dilakukan sirkumsisi (sunat)," paparnya.
"Pada pasangan seksualnya, pada perempuan juga risiko terjadinya kanker serviks juga lebih rendah," lanjut dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U.
Baca juga: Alami Impaksi Gigi, Bolehkah Pasang Behel atau Veneer? Begini Kata Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG.

Baca juga: Mengenal Pulpitis, Peradangan Pulpa yang Sebabkan Sakit Gigi, Bisa Menyebar ke Otak jika Tak Diobati
"Selain itu juga risiko terjadinya kanker pada penis, pada pasien yang dilakukan sirkumsisi lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak dilakukan sirkumsisi," pungkasnya.
Penjelasan Dokter Spesialis Urologi, dr. Rizki Muhammad Ihzan, Sp.U dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 09 Juli 2022.
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.