TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Yulia Asmarani, Sp.DV menyebutkan, bau badan dalam dermatologi memiliki dua istilah yang berbeda untuk bau badan.
Pertama bau badan disebut juga dengan osmidrosis yaitu bau badan berlebihan akibat sekresi kelenjar keringat apokrin.
Kedua bau badan yang disebut dengan bromhidrosis yaitu bau badan yang disertai dengan produksi keringat yang berlebihan.
Baca juga: Apakah Bau Keringat Merupakan Bagian dari Hiperhidrosis? Simak Ulasan Dokter

Dilansir TribunHealth.com, Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Yulia Asmarani, Sp.DV memberikan penjelasan dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video.
Menurut dr. Yulia, bau badan dapat terjadi akibat faktor keturunan atau faktor genetik.
"Jadi bau badan juga dapat diturunkan dari orangtua atau keluarga yang memiliki riwayat bau badan, biasanya bau badan nanti akan menurun kepada anaknya," paparnya.
Baca juga: Pelepasan Histamin Sebabkan Gatal saat Berkeringat, Sejumlah Hal Berikut Bisa Jadi Pemicu

Seseorang yang memiliki kecenderungan bau badan, menurut penelitian orang tersebut memiliki peningkatkan enzim pada kelenjar keringatnya.
dr. Yulia menjelaskan, pada kelenjar apokrin trdapat enzim lima alfa reduktase yang dapat memicu kenapa keringat bisa berbau.
"Sebenarnya keringat itu saat dikeluarkan di permukaan tubuh kita tidak ada baunya."
"Jadi keringat berbau itu karena adanya interaksi dengan bakteri yang ada di permukaan kulit, jadi bakteri-bakteri ini berinteraksi dengan keringat, sehingga membuat keringat yang tidak berbau menjadi berbau."
Baca juga: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Urtikaria Kolinergik, Gatal yang Muncul saat Berkeringat

Bau badan dominan muncul pada bagian ketiak, namun bau badan juga dapat muncul di area lain seperti di area genital atau kemaluan dan juga telapak kaki.
Terdapat dua kelenjar yang menyebabkan timbulnya bau badan yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
Kelenjar ekrin terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh, biasanya keringat dari kelenjar ini ringan dan tidak berbau.
Sedangkan kelenjar apokrin terdapat pada bagian tubuh yang memiliki banyak folikel rambut seperti kulit kepala, pangkal paha, dan ketiak.
Baca juga: Tips Cegah Ruam dan Gatal saat Berkeringat, Cukup Hindari Pemicunya

"Yang bertanggung jawab terhadap kelenjar keringat itu adalah kelenjar apokrin, kelenjar ini terhubung dengan folikel rambut, makanya bau badan lebih dominan terjadi pada area berambut seperti ketiak."
Beberapa orang mengatasi bau badan dengan menggunakan deodoran, namun meskipun sudah memakai deodoran masih ada yang mengalami bau badan. Lantas apa penyebabnya?
dr. Yulia memaparkan, terdapat dua pencegahan untuk mengatasi bau badan yaitu dengan memakai deodoran dan antiperspirant.
Baca juga: Muncul Putih-putih dan Gatal pada Kulit saat Berkeringat, dr. Dian Pratiwi Sp.KK Ungkap Penyebabnya

"Deodoran sama antiperspirant itu beda ya, deodoran itu fungsinya untuk mengurangi bau, bisa membunuh bakteri dan ada campuran parfumnya, jadi bisa menyamarkan bau badan," terangnya.
"Sedangkan antiperspirant itu lebih menghambat produksi kelenjar keringat, sehingga produksi keringatnya berkurang."
"Kenapa masih bau badan meskipun menggunakan deodoran dan antiperspirant, mungkin karena pemakaiannya kurang tepat."
"Jadi pemakaian deodoran itu digunakan setelah kita membersihkan area ketiak atau setelah mandi, kemudian keringkan ketiak baru kemudian menggunakan deodoran."
Baca juga: Mengenal Hiperhidrosis Penyebab Keringat Berlebihan, Berikut Ulasan Dokter

"Jangan menggunakan deodoran setelah beraktivitas, karena itu akan menimbulkan bau yang lebih tidak enak lagi."
"Atau mungkin jika pemakaian deodoran sudah tepat dan masih bau badan, mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter."
"Karena penggunaan deodoran dan antiperspirant itu ibaratnya hanya pencegahan atau pengobatan awal, jika masih tidak mempan ada pengobatan lain yang masih bisa dilakukan."
Penjelasan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Dermatovenereologi, dr. Yulia Asmarani, Sp.DV dalam tayangan YouTube Tribun Lampung News Video pada 30 Juni 2022.
Baca berita lain seputar kesehatan di sini
(Tribunhealth.com/IR)