Breaking News:

Cara Membedakan Antara Demensia dan ODGJ, dr. Ermawati: Dilakukan Pemeriksaan Penunjang

Menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N apabila diamati sekilas penderita demensia seperti orang yang mengalami gangguan jiwa.

lifestyle.kompas.com
Ilustrasi seorang wanita mengalami demensia, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan cara membedakan antara demensia dan gangguan jiwa 

TRIBUNHEALTH.COM - Demensia merupakan istilah untuk berbagai gejala yang memengaruhi fungsi kognitif seseorang, termasuk kemampuan untuk mengingat, berpikir, dan menalar sesuatu.

Kondisi ini terjadi ketika sel-sel saraf di otak berhenti berfungsi.

Pasalnya sebagian orang sulit membedakan antara demensia dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N membenarkan jika diamati sekilas memang seperti seseorang yang mengalami gangguan jiwa.

Hal ini disebabkan gejala yang dominan adalah perubahan perilaku penderita demensia.

"Awalnya kalau demensia itu seringnya kan pasien ini terjadi gangguan lupa, sering lupa gitu kan. Tapi kalau seperti demensia frontotemporal itu kan pasien lebih dominan perubahan perilaku," terangnya.

Baca juga: Ketahui Fungsi Facemask, drg. Ardiansyah S. Pawinru Sebut Bertujuan untuk Mengoreksi Rahang

Ilustrasi demensia menyerang otak, begini pemeriksaan yang bisa dilakukan menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N
Ilustrasi demensia menyerang otak, begini pemeriksaan yang bisa dilakukan menurut dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N (Freepik)

Baca juga: Gangguan Skizofrenia Bisa Memengaruhi Kemampuan Berpikir Pengidapnya, Begini Ulasannya

Cara membedakan antara demensia dan ODGJ

1. Dilakukan anamnesa

"Jadi pasien dengan keluhan utamanya itu sering mengamuk, bingung, teriak-teriak gitu kan, nah untuk membedakannya kita harus lakukan pertama anamnesa lebih dalam," sambung dr. Ermawati.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.

2 dari 4 halaman

Dalam membedakan demensia dan ODGJ, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N mengatakan jika perlunya dilakukan anamnesa.

"Kita gali kejadiannya seperti apa, apakah mendadak, apakah cuman tiba-tiba mengamuk aja atau disertai dengan sebelumnya gejala-gejala yang lain," pungkasnya.

Baca juga: FKG Unhas, FK Unsrat, RSGMP Unhas dan RSGM Unsrat Sepakat Jalin Kerjasama dalam Bidang Pengembangan

Ilustrasi hasil MRI otak, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa demensia
Ilustrasi hasil MRI otak, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N paparkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosa demensia (jateng.tribunnews.com)

Baca juga: Mungkinkah Skizofrenia Bisa Diidap Sejak Lahir? Begini Tanggapan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

2. Pemeriksaan penunjang

"Kemudian yang paling utama untuk menegakkan diagnosanya kita lakukan pemeriksaan penunjang," imbuhnya dalam tayangan Healthy Talk (25/06/2022).

Berdasarkan penuturan dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N akan dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI.

"Jadi kalau pada pasien dengan demensia frontotemporal itu ada gangguan di otak atau di brain bagian frontotemporal," ulasnya.

Dimana bagian otak depan dan samping kemungkinan mengalami atrofi atau mengalami kelainan yang lain.

Atrofi merupakan kondisi ketika jaringan otot berkurang sehingga tampak lebih kecil dari biasanya.

Kondisi ini umumnya terjadi saat seseorang tidak aktif secara fisik dalam waktu yang sangat lama.

"Jadi tetap dengan pemeriksaan anamnesa yang dalam, kita lakukan pemeriksaan fisik, adakah gejala yang mengarah ke kelainan saraf dan yang terakhir kita lakukan pemeriksaan penunjang," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Pemeriksaan penunjang berupa CT scan atau MRI untuk mendiagnosa apakah mengarah ke penyakit demensia atau tidak.

Biasanya penderita demensia tidak hanya sering lupa.

Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Sebut Buah Pinang Bisa Dimanfaatkan untuk Menjaga Kesehatan Gigi

Ilustrasi MRI, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebutkan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis demensia
Ilustrasi MRI, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N sebutkan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis demensia (kaltim.tribunnews.com)

Baca juga: Dokter Gigi Tak Sarankan Anak Menggigit Jari karena Memengaruhi Rahang dan Posisi Gigi Geligi

Ada banyak tanda awal dari demensia yang bisa diamati.

Sebagian besar tanda awalnya berhubungan dengan aktivitas dan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.

Seseorang yang mengalami demensia akan merasa sulit untuk mengingat sesuatu, bahkan informasi yang baru saja ia dapatkan.

Selain itu, seseorang dengan kondisi demensia mungkin akan merasa sulit membuat rencana dan cara untuk eksekusinya.

Tanda awal demensia yang jarang disadari oleh banyak orang ialah merasa sulit untuk mengerjakan aktivitas yang sebenarnya sudah biasa dilakukan.

Hal ini bisa terjadi dimana saja, tak hanya di rumah namun juga di kantor maupun tempat lain.

Baca juga: Beragam Jenis Demensia Berdasarkan Faktor Penyebabnya, Begini Penjelasan dr. Ermawati Sudarsono

Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.

(Tribunhealth.com/DN)

4 dari 4 halaman

Baca berita lainnya tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comDemensiaPemeriksaan demensiaODGJGangguan jiwadr. Ermawati Sudarsono
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved