TRIBUNHEALTH.COM - Demensia atau biasa dikenal dengan penyakit pikun biasanya menyerang orang lanjut usia atau lansia.
Akan tetapi pada beberapa kasus, penyakit yang menurunkan fungsi otak ini juga bisa menyerang orang yang usianya lebih muda, bahkan anak-anak.
Perlu menjadi informasi jika demensia merupakan sekelompok gejala yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengingat, berpikir, bertingkah laku, serta berbicara atau berbahasa.
Hal ini dikarenakan penyakit ini menyerang sel-sel otak yang sehat hingga mengacaukan kinerjanya.
Sehingga lama-lama merusak dan mematikan sel-sel tersebut.
Baca juga: Dokter Tak Sarankan Ibu Hamil Lakukan Treatment Platelet-Rich Plasma (PRP)
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.
Baca juga: Psikolog Beberkan Gejala Lain Gangguan Skizofrenia Selain Halusinasi dan Delusi
Pasalnya salah satu faktor risiko penyakit demensia ialah usia.
Pada saat seseorang usianya bertambah, maka risiko demensia juga ikut meningkat.
Terutama saat usia sudah melewati 65 tahun.
Lantas bagaimana tanggapan dokter terkait demensia bisa menyerang usia muda?
"Mungkin bisa terjadi, tapi penyebabnya lain," terang dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N.
"Bisa terjadi demensia kalau dia maaf ya, alkoholik. Orang dengan alkoholik atau peminum terus itu risiko terjadi demensia di usia muda juga besar," sambungnya.
"Apalagi kalau dia sudah terserang alkoholik dan demensia di usia muda juga ada, tetapi memang tidak sebanyak di usia tua," imbuhnya dalam tayangan Healthy Talk (25/06/2022).
Selain itu, trauma kepala juga dipercaya bisa menyebabkan seseorang berisiko mengalami demensia.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi: Tekanan Kehidupan Bisa Menyebabkan Depresi hingga Skizofrenia
Baca juga: Gagal Jantung Jadi Penyakit Paling Banyak Dominasi Kematian Jemaah Haji Indonesia, Kenali Gejalanya
"Kalau trauma kepala kan tidak memandang usia ya, bisa juga terjadi orang muda terkena tertabrak terus kemudian terjadi benturan di kepalanya, ada pendarahan itu juga bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia di usia muda," tuturnya.
"Tetapi memang jumlahnya tidak sebanyak dibanding dengan pasien di usia tua. Karena kan penyakit neurodegeneratif yang kaitannya dengan usia kan memang sering timbulnya di usia tua," pungkasnya.
Perlu diketahui jika jenis demensia frontotemporal, gejalanya bisa muncul lebih awal, yaitu pada usia 45 tahun.
Seseorang dengan penyakit ini mengalami gangguan pada otak bagian depan dan samping.
Kendati demikian, penyebab demensia pada usia muda tak hanya itu saja.
Demensia yang menyerang anak-anak atau remaja kemungkinan besar disebabkan oleh neuronal ceroid lipofuscinoses (NCL).
Kondisi ini mengacu pada sekelompok kelainan langka pada sel saraf yang disebabkan oleh penumpukkan lipofuscin di otak.
Penumpukkan protein di otak ini terjadi karena kemampuan otak untuk menghilangkan dan mendaur ulang protein mengalami masalah.
Baca juga: Cara Terbaik Cegah Depresi, Dokter Anjurkan Terapi Pikiran yang Bisa Mengubah Pikiran dan Hidup
Baca juga: Hobi Makan Pedas Tanpa Diare? Ini Tips yang Bisa Dilakukan menurut dr. Kaka Renaldi, Sp.PD, KGEH
Penyebab demensia pada usia muda ini bisa menimbulkan berbagai gejala.
Seperti otot kejang secara tidak normal dan koordinasi otot yang buruk sehingga gerakan tubuhnya juga buruk.
Sebagai contoh, goyah saat berjalan dan mudah jatuh.
Baca juga: Ragam Cara Menyikat Gigi dengan Tepat, Simak drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati
Penjelasan Dokter Spesialis Neurologi, dr. Ermawati Sudarsono, Sp.N dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 25 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lainnya tentang kesehatan di sini.