TRIBUNHEALTH.COM - Penyakit stroke tidak selalu terjadi pada usia tua, stroke juga bisa terjadi pada usia muda.
Stroke merupakan kondisi ketika suplai darah ke otak terganggu atau berkurang, yang mengakibatkan jaringan otak tidak mendapatkan oksigen.
Stroke termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kecacatan dan membahayakan nyawa penderitanya.
Fakta menarik penyakit stroke
dr. Lilir Amalini mengatakan jika hasil penelitian menerangkan atau berasosiasi tidur dengan kejadian stroke.
Dimana tidur kurang dari 7 jam diasosiasikan dengan peningkatan kejadian stroke perdarahan hampir sebanyak dari 21%, kurang dari 7 jam sehari.
Tapi menariknya lagi nih, tidur lebih dari 9 jam sehari juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit stroke sumbatan serta kelainan jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG., MAP: Semua Gigi Berpotensi Mengalami Impaksi, Begini Penjelasannya

Baca juga: Dr. drg. Munawir H. Usman, SKG.,MAP Terangkan Alasan Impaksi Gigi Tak Hanya Terjadi pada Gigi Bungsu
"Jadi memang tidur itu harus pas, jadi nggak boleh kurang, juga nggak boleh kelebihan, 7-8 jamper hari," kata dr. Lilir Amalini.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 10 Juni 2022.
Lantas bolehkah jika melanjutkan tidur yang kurang setelah beberapa saat terbangun?
"Kalau misalnya cuman beberapa waktu saja, itu nggakpapa. Jadi istilahnya kaya nyaur tidur ya ibaratnya," ujarnya.
"Itu kalau dalam waktu yang nggak panjang, cuman sesekali nggakpapa. Tapi tentunya kalau tidur kurang dari 7 jam akan mengakibatkan risiko-risiko penyakit stroke, jantung dan pembuluh darah itu semua meningkat," katanya.
"Nyaur boleh aja, tapi tentu tidak dalam waktu yang lama," tegasnya dalam tayangan Ayo Sehat (10/06/2022).
Cara deteksi dini stroke pada usia muda
Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini mengungkapkan jika sebenarnya stroke adalah penyakit yang datangnya secara tiba-tiba atau mendadak.
Dimana kejadian yang tiba-tiba pada pembuluh darah otak seseorang.
Baca juga: dr. Irmadani Benarkan Jjka Stretch Mark Sering Dijumpai pada Ibu Hamil, Begini Alasannya

Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Benarkan jika Skizofrenia Bisa Menjadi Kondisi Lanjut dari Bipolar
"Tapi memang ada sekitar 15-25% dari penderita stroke itu merasakan gejalanya 7 hari sampai 1 bulan sebelumnya," sambung Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini.
Pasalnya kondisi ini dinamakan TIA atau Transient ischaemic attack.
Transient ischaemic attack (TIA) alias stroke ringan merupakan serangan yang terjadi saat pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat.
Serangan ini biasanya berlangsung lebih singkat dari stroke, yakni selama beberapa menit hingga beberapa jam dan pengidap akan pulih dalam waktu satu hari.
"Jadi semacam mini stroke," tambah dr. Lilir.
"Jadi gejalanya itu mirip banget sama stroke. Jadi bisa mulutnya mencong (miring), terus lemah sebelah, susah bicara, linglung, kesemutan," lanjutnya.
"Tapi bedanya dia itu dalam beberapa menit biasanya kurang dari 1 jam itu sudah hilang gejalanya atau ya pokoknya kurang dari 24 jam," pungkasnya.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Mengatakan jika Pengidap Bipolar Juga Bisa Saja Mengidap Skizofrenia

Baca juga: Sariawan Berhubungan dengan Hormon Wanita Menjelang dan Sesudah Haid? Ini Kata drg. Erni Marliana
"Mangkanya orang sering kecolongan disitu, seharusnya apabila sudah terkena tadi yang TIA harus dicari tuh penyebabnya biar nggak berkembang jadi stroke," ulasnya.
Penjelasan Dokter Spesialis Saraf, dr. Lilir Amalini dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KompasTV program Ayo Sehat edisi 10 Juni 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.