TRIBUNHEALTH.COM - Kanker usus adalah penyakit serius yang bisa terjadi pada siapa saja.
Seseorang yang sudah terdiagnosa mengalami penyakit kanker usus harus mendapatkan pengobatan yang tepat.
Salah satu metode penanganan dari kanker usus yang cukup terkenal adalah melalui tidnakan operasi.
Baca juga: Dengan Teknologi yang Semakin Maju, Pemulihan Pasca Operasi Skoliosis Menjadi Semakin Cepat
Namun sebenarnya dilaur operasi, penyakit kanker usus juga masih bisa diatasi.
Bahkan memiliki prognosis yang baik hingga membuat pasien bisa sembuh total.

Namun tentunya hal ini tidak bisa sembarangan dilakukan.
Karena untuk menangani kanker usus tanpa operasi, pasien harus masih dalam tahap stadium awal. Misalnya pada kondisi Carcinoma In Situ.
Baca juga: Benarkah Usus Buntu Disebabkan karena Biji Cabai? Simak Penjelasan dr. Andreas Cahyo Sp.B
Pernyataan ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, Kaka Renaldi.
"Jadi saya punya pasien, dia polip besar sekali tetapi masih bisa diangkat melalui polipektomi."
"Jadi nggak perlu operasi, ketika diangkat dan polip diperiksa labaratorium dia sudah kanker namun masih Carcinoma In Situ. Ini bisa sembuh total," jelas Kaka.

Maka ia menegaskan, penting sekali untuk melakukan deteksi sejak dini.
Terlebih jika anggota keluarga memang memiliki riwayat penyakit kanker usus.
Maka bisa memutus mata rantai terjangkit penyakit kanker usus secara turun-menurun pada keluarga.
Baca juga: Waspada, Infeksi di Sekitar Usus dan Infeksi Sistemik Menyebabkan Peradangan Usus
Mengingat jika sudah terdiagnosa kanker usus, pasien harus menjalankan berbagai prosedur pengobatan.
Mulai dari tindakan pembedahan hingga kemoterapi untuk mencegah kekambuhan.
"Pasien itu suka takut memeriksakan diri dan menyangkal, early detection itu sangat penting sekali," tegas Kaka.

Dalam bidang kedokteran, deteksi dini ini biasa disebut sebagai pencegahan sekunder.
Segera lakukan pemeriksaan jika sudah memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus lalu mengalami tanda pada diri sendiri seperti Diare dan berat badan menurun.
Karena jika sudah ada tanda yang merujuk pada kanker usus, maka biasanya dokter akan menganjurkan pasien melakukan pemeriksaan Kolonoskopi.
Baca juga: Waspada Stres Bisa Picu Sindrom Iritasi Usus Besar, Kenali Ciri Khasnya dari Dokter Spesialis
Kolonoskopi disebutkan sebagai pemeriksaan utama dalam mendeteksi kanker usus.
"Tidak usah takut, karena semakin dini kita melakukan pemeriksaan Kolonoskopi, maka akan bisa semakin mencegah kondisi memburuk," pesan Kaka.
Faktor Risiko kanker usus
kanker usus adalah salah penyakit berbahaya yang bisa terjadi pada siapa saja.
Namun demikian, kanker usus akan lebih mudah terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga yang pernah menderita penyakit ini (faktor genetik).

Meskipun anggota keluarga tersebut masuk dalam jajaran keturunan kedua, maka tetap berpotensi terkena kanker usus.
"Orangtua, kakek nenek, om tante, walaupun generasi kedua, tetap saja itu risk factor," papar Kaka.
Disebutkan bahwa faktor genetik menjadi faktor utama yang menyebabkan seseorang mengalami kanker usus.
Baca juga: Hamil saat Obesitas Punya Bahaya, Studi Sebut Anak yang Terlahir Lebih Berisiko Terkena kanker usus
Selain faktor genetik, rupanya pola hidup yang tidak sehat juga bisa membuat seseorang berisiko mengalami kanker usus.
Salah satu penerapan pola hidup tidak sehat yang kerap dilakukan masyarakat ialah kebiasaan merokok.

Kebiasaan merokok dianggap berpotensi menyebabkan seseorang mengalami kanker usus.
"Padahal di bungkus rokok sudah ada risiko yang dapat menyebabkan Kanker," imbuh Kaka.
Disamping kebiasaan merokok, beberapa penerapan pola hidup tidak sehat yang bisa membuat seseorang terkena kanker usus ialah:
Baca juga: Konsumsi Alkohol Bisa Sebabkan Penyakit Hati Berlemak dan Picu Kenaikan Kolesterol
- Kurang mengonsumsi makanan berserat
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol
- Kurang berolahraga
Tanda kanker usus

Penyakit kanker usus adalah suatu penyakit yang harus diwaspadai.
Tanda-tanda penyakit kanker usus yang biasa dikeluhkan oleh penderita ialah diare.
Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat fungsi usus adalah menyerap air dan makanan.
Baca juga: Perhatikan Sanitasi, Jangan Sampai Keluarga Anda Tertular Diare dengan Mudah
Bila ada Kanker, maka fungsi penyerapan tersebut menjadi tidak optimal.
Gejala Diare ini umumnya akan berlangsung selama 14 hari hingga 1 bulan lamanya dengan disertai buang air besar berdarah.

"Karena Kanker ini kalau di saluran cerna sifatnya rapuh, jadi akan gampang berdarah," ujar Kaka.
Tak hanya itu, tanda penyerta lainnya yakni diikuti dengan penurunan berat badan.
Hal ini disebabkan lantaran Kanker mampu menyerap makanan.
Baca juga: Perubahan Kebiasaan BAB Bisa Jadi Gejala kanker usus, Waspada jika Ada Darah dalam Feses
Kaka menyebutkan, pasien yang menderita kanker usus juga akan mengalami kondisi tubuh yang lemas dan wajah yang pucat.
Oleh karena itu, jika mengalami tanda-tanda di atas terlebih memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker usus besar, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Pemeriksaan awal yang dianjurkan oleh dokter ialah Kolonoskopi.

Dengan pemeriksaan Kolonoskopi maka akan diketahui penyakit yang sedang dialami pasien.
Karena pemeriksaan Kolonoskopi bukan hanya untuk memastikan penyakit kanker usus saja, melainkan bisa penyakit yang lain.
Di antaranya seperti:
Baca juga: NHS Sebut Gejala Polip Hidung Mirip dengan Pilek, Bedanya Tak Akan Sembuh jika Tak Diobati
- Polip
- Infeksi
- Radang usus.

"Bila semakin dini kita temukan, maka akan semakin bagus dan bisa sembuh sempurna," sambung Kaka.
Terlebih jika dalam pemeriksaan ditemukan adanya polip (Tumor jinak), Kaka menyebut polip memberikan pertanda baik.
Lantaran timbulnya Polip bisa menyelamatkan pasien untuk menderita Kanker pada waktu yang akan datang.
"Sehingga kita bisa langsung angkat tanpa operasi," tandas Kaka.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi, Kaka Renaldi ini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)