TRIBUNHEALTH.COM - Gaya pengasuhan merupakan serangkaian sikap yang ditunjukkan orang tua saat berinteraksi dengan anak yang terjadi selama orang tua membesarkan anak yang bisa memengaruhi tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pengasuhan adalah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial.
Pengasuhan ialah sebuah proses interaksi yang terus-menerus antara orang tua dengan anak.
Namun apabila diamati, gaya pengasuhan yang tepat hanya dipahami oleh sebagian orang tua saja.
Masih banyak orang tua yang belum memahami tujuan utama pengasuhan hingga tipe-tipe pola asuh yang bisa diterapkan kepada anak.
Menanggapi hal ini, Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi menuturkan jika sebenarnya gaya pengasuhan setiap tradisi atau setiap budaya tentunya sudah terdapat budayanya masing-masing dalam mengasuh anaknya.
Baca juga: drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati Paparkan Prosedur Odontektomi atau Pencabutan Gigi Bungsu
Hal ini disampaikan oleh Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 28 Mei 2022.
Baca juga: Pahami Risiko dan Indikasi Tindakan Odontektomi atau Operasi Pencabutan Gigi Bungsu Menurut Dokter
"Termasuk pada orang tuanya juga belajar dari orang tuanya juga. Bagaimana orang tuanya menerapkan pengasuhan kepada dirinya, gitu," paparnya dalam tayangan Healthy Talk (28/05/2022).
"Walaupun kadangkala memang akan ada suatu pemikiran dari orang tua, apakah pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya dahulu tepat atau tidak, gitu," sambungnya.
"Kadangkala ketika orang tua baru ini menerapkan suatu pola asuh tertentu, ada yang cenderung meniru orang tuanya dahulu atau bahkan berbeda sekali dengan orang tuanya dahulu," ungkapnya.
Sepanjang perubahan-perubahan tersebut tidak ekstrim, tentunya tidak akan berdampak secara signifikan.
Namun apabila perubahan tersebut ekstrim, tentu bisa menimbulkan bahaya.
Baca juga: Mengetahui Perbedaan PCO dan PCOS yang Bisa Memengaruhi Siklus Menstruasi, Simak Ulasan dr. Maria
Baca juga: Apakah Benar Jika Memelihara Hewan Menyebabkan Wanita Sulit untuk Hamil? dr. Maria Ratna Menanggapi
Sebagai contoh, apabila orang tuanya dahulu otoriter kemudian langsung berubah menjadi permisif atau sebaliknya dari permisif menjadi otoriter.
"Jadi sebisa mungkin pola asuh-pola asuh orang tuanya itu boleh diubah namun harus di cek indikatornya apa, indikator bahwa pola asuh yang akan diterapkan oleh orang tua baru supaya anaknya sukses dikemudian hari, indikatornya apa," kata Adib.
"Nah ini harus dipikirkan juga gitu kan," tambahnya.
Pada akhirnya, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua berakhir pada kesuksesan anak ketika dewasa nantinya.
Sehingga penerapan pola asuh yang tepat sangatlah penting.
"Cuman yang terpenting adalah cluenya adalah cobalah lihat orang-orang yang lain, cobalah lihat orang-orang pada umumnya," pungkasnya.
Hal ini agar anak-anak yang diasuh tidak berada dalam kondisi yang ekstrim.
Dimaksud kondisi ekstrim ialah contohnya memukul, sementara orang lain tidak memukul.
"Contoh, ketika sekolah banyak menangis, sementara anak-anak lain berangkat sekolah tidak menangis misalnya," tambahnya.
Baca juga: Seberapa Bahayakah Penyakit Stroke bagi Kesehatan? Begini Kata dr. Nilla Mayasari M.Kes. Sp.KFR-K
Apabila terjadi masalah-masalah seperti ini, artinya ada yang salah dalam memberikan pengasuhan karena siswa-siswa lain tidak ada masalah.
Dalam kondisi ini, orang tua harus segera sadar diri bahwa ada sesuatu yang salah dalam pengasuhan.
Baca juga: Segera Atasi Radang Gusi jika Tak Ingin Timbulkan Masalah pada Rahang, Ini Penjelasan Dokter Gigi
Penjelasan Psikolog Keluarga dan Pendidikan Anak, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 28 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.