TRIBUNHEALTH.COM - Teether merupakan alat yang berfungsi merangsang pertumbuhan gigi bayi.
Hal ini dibenarkan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati.
Namun drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati menuturkan bahwa orang tua harus menyadari jika keterlambatan erupsi gigi juga bisa dipicu oleh hal yang sifatnya herediter atau diturunkan dari orang tua.
"Jadi kita mesti tahu kita dahulu, proses tumbuh giginya seperti apa, orang tua kita, oma opa kita seperti apa proses tumbuh gigi geliginya," ungkapnya.
"Dari situ kita bisa memprediksi apakah si kecil atau buah hati kita ini normal atau tidak," terangnya.
Selain itu, orang tua harus tahu sejauh mana kecukupan gigi anak.
Baca juga: Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi Sebut Pola Asuh yang Paling Tepat adalah Autoritatif atau Demokratis
Hal ini disampaikan oleh Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 18 Maret 2022.

Baca juga: dr. Connie Calista Tham Paparkan Langkah Pencegahan Munculnya Back Acne atau Jerawat Punggung
Apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan sejak dari dalam rahim, hingga mengalami gangguan-gangguan nutrisi termasuk apabila dokter mendiagnosa adanya gangguan seperti gangguan down syndrome dan sebagainya.
Kondisi-kondisi tersebut tentu saja berpengaruh terhadapa proses tumbuh kembang anak termasuk erupsi gigi geliginya.
Tetapi jika tidak ada kelainan maupun gangguan apapun dan kebetulan orang tua sudah mengetahui riwayat keluarga dan kebetulan anak mengalami gangguan erupsi gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati mengatakan jika boleh dibantu dengan menggunakan teether.
Apabila gigi anak belum erupsi hingga usia 11 bulan, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati sarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
Kondisi ini juga bisa dipengaruhi oleh kondisi sistemik anak, sehingga perlu dipastikan apakah anak memiliki gangguan sistemik.
Baca juga: Ketahui Karakteristik Hingga Penyebab Munculnya Back Acne atau Jerawat Punggung Menurut dr. Connie

Baca juga: Berikut Hal-hal yang Perlu Dihindari Baik sebelum dan sesudah Melakukan Laser Bibir
"Kemudian mesti ditelusuri juga riwayat keluarga seperti apa, biasanya batasannya adalah kurang lebih satu tahun, biasanya demikian batas maksimalnya kurang lebih ya," kata drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dalam tayangan Sapa Dokter (18/03/2022).
"Apabila riwayat keluarga juga riwayat tumbuh gigi geligi desiduinya juga cukup lama ya tidak masalah. Tetapi apabila ada gangguan-gangguan yang sifatnya sistemik termasuk juga semisal gangguan nutrisi maka perlu diperhatikan dan perlu dikonsultasikan kepada dokternya, pada dokter anaknya," imbuhnya.
Faktor sistemik yang umumnya memengaruhi adalah nutrisi, kekurangan vitamin D, kelainan endokrin, kemoterapi jangka panjang, anemia, bagian yang dilahirkan prematur atau berat badan bayi yang kurang.
Tak hanya itu saja, fakto lokal pun juga turut memengaruhi erupsi gigi anak.
Misalnya seperti adanya jaringan parut akibat adanya trauma atau operasi jika anak pernah terjatuh, jumlah gigi lebih dari normal sehingga tidak ada ruangan untuk tumbuh atau erupsi, tumor, trauma pada gigi sulung, kehilangan gigi susu sebelum waktunya, defisiensi lengkung rahang dan bentuk tulang, radiasi dan lain sebagainya.
Baca juga: drg. Ardiansyah S. Pawinru Sebut Penggunaan Headgear untuk Mendorong atau Menahan Rahang Maju

Baca juga: dr. Yanne Cholida Sarankan Hindari Kebiasaan Negative Thinking yang Berujung Overthinking
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews program Sapa Dokter edisi 18 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.