Breaking News:

Belum Ada Obat untuk Mengatasi Vitiligo, dr. Arini Widodo, Sp. KK Ungkap Tujuan Penanganan

Berikut ini simak penjelasan dr. Arini Widodo, Sp. KK dalam penanganan Vitiligo

Penulis: Ranum Kumala Dewi | Editor: Ekarista Rahmawati
zoom-inlihat foto Belum Ada Obat untuk Mengatasi Vitiligo, dr. Arini Widodo, Sp. KK Ungkap Tujuan Penanganan
health.kompas.com
Ilustrasi pengidap vitiligo

TRIBUNHEALTH.COM - Vitiligo adalah salah satu penyakit pada kulit.

Penyakit Vitiligo ditandai dengan bercak putih pada kulit.

Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor risiko.

Baca juga: Tak Hanya Gatal Saja, dr. Hari Purwanto, Sp. DV Paparkan Gejala Lain dari Penyakit Kulit Scabies

Dalam pengobatannya, Vitiligo memiliki beragam pilihan.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Arini Widodo, Sp.KK.

Dari berbagai pengobatan tersebut bertujuan untuk Repigmentasi.

Ilustrasi vitiligo yang nampak pada wajah
Ilustrasi vitiligo yang nampak pada wajah (wartakota.tribunnews.com)

"Yaitu apabila kita ada bercak putih di kulit, supaya bercak di bercak putih tersebut ada kembali pigmentasi yang hilang," papar Arini dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube KompasTV.

Yaitu apabila ada bercak putih pada kulit, maka diupayakan agar ada pigmentasi yang hilang.

Meski tujuan pengobatan Repigmentasi, namun hingga saat ini belum ada obat untuk mengatasi bakat Vitiligo.

Baca juga: dr. Lusiyanti Sp.DV Ungkap Porsi Makanan yang Pas Agar Kondisi Kulit Tetap Sehat

Walau demikian terdapat cara dalam mencegah Rekurensi.

2 dari 4 halaman

"Jadi jika pengobatan sudah berhasil dan terjadi Repigmentasi (bercak putih sudah tertutup menyerupai kulit biasa), maka kita bisa memberikan pengobatan untuk mencegah Rekurensi," jelas Arini.

Ragam Pengobatan Vitiligo

Penanganan Vitiligo disesuaikan dengan derajat Vitiligo (berapa persen terkena di seluruh tubuh).

Di antaranya, ialah:

1. Obat oles

Ilustrasi penggunaan obat
Ilustrasi penggunaan obat (Pixabay)

Bila area yang terkena Vitiligo (bercak putih) tidak luas, seperti pada wajah atau area tangan yang kecil, maka bisa diberikan obat oles.

Obat oles ini bisa berupa kortikosteroid atau non kortikosteroid.

Baca juga: Waspada Gangguan Pendengaran yang Tidak Bisa Disembuhkan, Dokter Ungkap Alternatif Pengobatan

Karena penggunaan kortikostreoid dalam jangka waktu lama dan dosis yang besar bisa menimbulkan efek samping pada kulit.

Kemudian, dokter biasanya juga akan memberikan suatu racikan khusus yang dapat digunakan dengan berbagai manfaat.

2. Penyinaran

3 dari 4 halaman

Penyinaran ini harus dilakukan di klinik atau rumah sakit yang memiliki alatnya.

Bisa menggunakan sinar ultraviolet A atau ultraviolet B.

Ilustrasi dokter melakukan pemeriksaan
Ilustrasi dokter melakukan pemeriksaan (freepik.com)

Untuk saat ini yang banyak digunakan adalah Narrow-band UVB.

Narrow-band UVB ini dapat memicu pigmentasi.

"Jadi di dalam bercak kulitnya tersebut nanti akan muncul bercak-bercak pigmentasi."

"Kondisi ini mulai dinamakan dengan Repigmentasi," ujar Arini.

Baca juga: dr. Az Zuhruf Jelaskan Tingkat Keparahan Scabies yang Bisa Dialami Pasien HIV atau Diabetes

Penanganan pada kondisi ini, bisa melalui topikal atau penyinaran.

Kemudian jika diperlukan, dapat mengonsumsi obat minum.

Tentunya beragam pengobatan ini akan dinilai oleh dokter.

Ilustrasi wanita mengalami vitiligo
Ilustrasi wanita mengalami vitiligo (jogja.tribunnews.com)

Berdasarkan tipe Vitiligo dan luas Vitiligonya.

4 dari 4 halaman

Lebih lanjut, jika pasien tidak ingin mendapatkan berbagai penanganan, maka bisa mendapatkan suatu perlindungan saja.

Baca juga: Dokter Sebut Prevalensi Terjadinya Vitiligo Dihubungkan dengan Tingkat Stres yang Dialami Seseorang

Lantaran, Vitiligo tidak akan menimbulkan masalah medis yang besar.

Faktor Risiko Fitiligo

Vitiligo adalah penyakit kulit yang bisa terjadi karena berbagai faktor.

Biasanya faktor genetik ikut andil dalam menyebabkan seseorang mengalami Vitiligo.

Selain faktor genetik, faktor autoimun dan faktor luar (tekanan) diketehaui juga bisa memicu seseorang mengalami Vitiligo.

Ilustrasi penderita vitiligo
Ilustrasi penderita vitiligo (surabaya.tribunnews.com)

Faktor tekanan ini dimaksudkan jika seseorang sering mendapatkan tekanan pada suatu benda akhirnya muncul bercak putih pada area kulit tersebut.

Namun tenang saja, bukan kondisi ini hanya berlaku pada seseorang yang memang sudah menderita Vitiligo.

Sehingga tidak semua orang bisa terkena Vitiligo.

"Karena Vitiligo adalah penyakit autoimun dan tidak semua orang memiliki bakat autoimun ini," jelas Arini.

Deteksi Vitiligo

Menurut keterangannya, sama seperti penyakit lainnya dalam mendiagnosis suatu penyakit, maka perlu untuk melakukan anamnesis.

Anamnesis ini bisa diperoleh dengan menggali informasi dari pasien seputar tanda-tanda yang dialami.

Ilustrasi vitiligo yang tampak pada tangan
Ilustrasi vitiligo yang tampak pada tangan (health.kompas.com)

"Jadi kapan munculnya, seperti apa perjalanan penyakitnya," imbuh Anita.

Selanjutnya adalah pemeriksaa fisik.

Dokter akan melihat lesi kulit yang dialami pasien.

Lesi kulit pada Vitiligo itu sangat khas, yaitu bercak putih susu dengan batas yang tegas.

Baca juga: dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK Sebut Stres dapat Memicu Kambuhnya Dermatitis Atopik atau Eksim

Kemudian jika diagnosis dirasa masih kurang meyakinkan, maka dokter akan melakukan langkah pemeriksaan penunjang.

"Apabila kita masih berpikir ini kemungkinan adalah penyakit lain yang mirip dengan Vintiligo," terang Anita.

Pemeriksaan penunjang ini bisa berupa Biopsi kulit.

Ilustrasi penderita vitiligo
Ilustrasi penderita vitiligo (Tribunnews.com)

Selanjutnya untuk mengeksplorasi penyakit autoimun yang terkadang ikut menyertai, dokter akan juga melakukan sejumlah pemeriksaan autoimun. Misalnya Tiroid.

Akan tetapi biasanya pada kondisi Vitiligo, dari diagnosis hingga pemeriksaan fisik tandanya sudah cukup khas.

"Salah satunya adalah muncul pada usia 20 tahunan atau sejak usia dini."

"Serta timbul bercak yang khas putih susu dengan batas yang tegas," papar Arini.

Penyebab Vitiligo

Tanda Vitiligo ditandai dengan adanya bercak putih.

Bercak putih ini menandakan bahwa telah hilangnya sel melanosit.

Baca juga: Rahasia Miliki Kulit Glowing, Dokter Ungkap Berbagai Perawatan yang Bisa Dilakukan

Hilangnya sel melanosit pada bagian tersebut menyebabkan pigmen menjadi tidak ada.

Diketahui melanosit ini hilang karena proses autoimun.

ilustrasi pemeriksaan dokter
ilustrasi pemeriksaan dokter (grid.id)

"Karena proses autoimun itu menyebabkan sel kekebalan tubuh kita sendiri menyerang sel melanosit yang menghasilkan pigmen."

"Sehingga di bagian tersebut tidak bisa menghilangkan pigmen, karena sel melanositnya sudah hilang," sambung Arini.

Maka dapat disimpulkan bahwa penderita Vitiligo juga mengalami penyakit Autoimun.

Penderita Vitiligo Kehilangan Pigmen:

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Berikut dr. Dian Pratiwi Sp.KK Jelaskan Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai

- Kulit

- Rambut (kulit kepala, alis, bulu mata, janggut)

- Mulut (bagian dalam)

- Mata

- Alat kelamin

Baca juga: Penderita Dermatitis Atopik Wajib Gunakan Pelembab untuk Mencegah Kekambuhan, Simak Ulasan dr. Melly

Penjelasan Dokter Spesialis Kulit dan Kelain, Arini Widodo dilansir Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Kompas TV, (9/7/2021)

(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comVitiligoTipe vitiligoPenyebab vitiligoPengobatan vitiligoArini Widodo
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved