TRIBUNHEALTH.COM - Hepatitis umumnya terjadi karena terindikasi oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
Namun berbeda hal dengan hepatitis akut saat ini yang mana tidak menunjukkan indikasi tersebut.
Beberapa gejala seseorang mengalami hepatitis akut adalah diare, mual, muntah yang biasanya disertai demam ringan.
Apabila melakukan tes khusus dan terjadi gejala yang berkelanjutan pasien bisa mengalami pembekuan darah hingga penurunan kesadaran diri bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kasus yang sudah ditemukan ini baru dugaan kuat bahwa merupakan hepatitis berat yang menimpa di banyak negara.
Menurut Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) saat ini kasus hepatitis akut sedang dalam investigasi tim.
Baca juga: Ketahui Langkah Pencegahan Gingivitis atau Radang Gusi yang Bisa Dilakukan di Rumah

Baca juga: Menurut dr. Caryn Miranda Saptari Double Chin Tak Menunjukkan Adanya Penyakit Tertentu
"Kita teliti lebih jauh mengenai apa saja yang terjadi pada kasus-kasus ini dan dalam pemeriksaan lebih lanjut mengenai hal-hal tersebut," pungkasnya.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Mei 2022.
Dari laporan-laporan di banyak negara, sudah di teliti bahwa kasus ini dialami oleh anak di bawah usia 16 tahun.
Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) menambahkan jika hepatitis akut ini banyak dialami oleh anak di bawah usia 10 tahun.
Bahkan di Inggris dinyatakan jika hepatitis akut ini banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
"Memang kelihatannya kasus ini banyak mengenai anak-anak saja sampai saat ini datanya," ucap Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K).
"Tata laksana awalnya saya kira dari IDAI sudah membuat protokol untuk tatak laksana ini, kami bekerja sama juga dengan KEMENKES dan sudah di buat protokol untuk penanganan baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutannya," tuturnya.
Baca juga: Kolesterol Tinggi Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Gejalanya Termasuk Nyeri Leher dan Punggung

Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Benarkan Jika Faktor Genetik Memengaruhi Terjadinya Alopecia
"Jadi sebetulnya untuk tenaga medis sudah disiapkan protokol penanganan pasien ini secara detail dan sudah disepakati," lanjutnya.
Masyarakat diimbau untuk mengenali gejala dan tanda hepatitis akut agar lebih waspada serta tidak terlalu panik sehingga anak mendapatkan pertolongan yang tepat.
Jadi apabila anak mengalami gejala awal perlunya untuk segera di bawa ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Apabila dirujuk ke rumah sakit biasanya dengan gejala yang sudah lebih berat.
Mungkin dengan warna tampak kuning pada bagian mata.
Diharapkan jika anak segera mendapatkan pertolongan maka bisa diselamatkan.
Jangan sampai anak sudah tidak sadarkan diri baru di bawa ke rumah sakit.
"Memang kita sudah dapat 3 kasus di RSCM dalam kondisi sangat berat dan tidak tertolong," imbuhnya.
Pada saat ini sudah terdapat laporan baik dari Jakarta maupun dari luar kota yang sudah ada laporan-laporan atau dugaan terkait keadaan penambahan kasus.
Baca juga: Tahi Lalat Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit, Berikut Ini Bedanya dengan Tahi Lalat Normal

Hal ini masih dalam investigasi apakah termasuk kriteria hepatitis akut berat atau bukan.
"Sebenarnya sudah ada laporan tetapi belum di investigasi lebih lanjut," tambahnya.
Tentunya dalam beberapa hari kedepan diharapkan untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut mengenai hepatitis akut ini.
Baca juga: dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK Paparkan Cara Diagnosis Alopecia Areata, Simak Penjelasannya
Penjelasan Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp. A (K) dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI edisi 05 Mei 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.