TRIBUNHEALTH.COM - Saluran pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus.
Tak hanya itu, ternyata hati, pankreas, dan kantung empedu juga berperan dalam proses pencernaan meskipun organ-organ tersebut tidak dilewati oleh makanan dan terletak di luar saluran pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan menjadi nutrisi yang bisa diserap.
Apabila sistem pencernaan terganggu, tentu saja proses penyerapan nutrisi juga tidak berlangsung optimal.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 23 April 2022.
Baca juga: dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K)Spine Paparkan Kondisi Saraf Kejepit yang Membutuhkan Operasi
Saluran pencernaan terbagi menjadi saluran pencernaan bagian atas dan saluran pencernaan bagian bawah.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Nyeri Kepala yang Menjadi Tanda Adanya Penyakit Lain, Simak Ulasan dr. I Gde Anom
Gangguan saluran pencernaan merupakan masalah yang terjadi pada organ-organ saluran pencernaan.
Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu atau beberapa organ di saluran pencernaan.
Pasalnya penyebab dan gejala dari gangguan saluran pencernaan tergantung pada jenis penyakitnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH mengatakan jika pada seseorang yang mengalami diare tentu saja gejala yang dialami yaitu penderita buang air besar secara terus-menerus.
Ciri-ciri fesesnya yaitu lembek maupun cair.
Penderita bisa mengalami buang air besar sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari.
"Atau pada dewasa yang kurang lebih 200 gram per hari," ujar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH.
"Ada juga yang konstipasi, baik Irritable Bowel Syndrome (IBS) ini bisa diare atau konstipasi," sambungnya.
Konstipasi merupakan buang air besar (BAB) yang kurang dari 3 kali per minggu dan adanya kesulitan untuk mengeluarkannya.
Selain diare atau konstipasi, penderita juga bisa merasakan nyeri perut.
Baca juga: Melahirkan Bisa Sebabkan Rambut Rontok, Benarkah? Begini Penjelasan dr. Ammarilis Murastami, Sp.KK

Baca juga: dr. Ammarilis Sp.KK: Bahan Alami untuk Mengatasi Jerawat Harus Melalui Fase Penelitian dan Percobaan
Pada diare cair akut, kemungkinan terdapat beberapa jenis kuman yang memberikan efek nyeri sekali.
"Misalnya pada infeksi Amoeba, itukan nyeri sekali," ungkapnya.
Kemudian pada penderita Irritable Bowel Syndrome (IBS) juga akan mengalami nyeri perut.
"Jadi khasnya ini dia akan menghilang pada saat buang air besar (BAB), ini membedakan dengan diare fungsional yang lain atau konstipasi fungsional yang lain," tutur dr. Aritantri.
Gejala pada penderita Inflammatory Bowel Disease (IBD) juga bisa menyebabkan nyeri perut.
Selain nyeri perut, penderita juga bisa mengalami perdarahan saluran cerna bagian bawah.
"Kalau saluran cerna bagian bawah ini, semakin ke bawah itu semakin segar darahnya," lanjutnya.
"Artinya semakin mendekati ke anus itu semakin segar darahnya, jadi berwarna merah terang gitu," tambahnya.
Dalam dunia medis dikenal dengan istilah hematochezia.
Baca juga: Apa Saja yang Menjadi Faktor Penyebab Kulit Keriput? Simak Penjelasan dr. Desidera Husadani Sp.DV

Hematochezia merupakan merupakan munculnya darah segar pada tinja atau feses.
Dokter menuturkan jika gangguan yang terjadi semakin ke atas maka darah yang keluar akan semakin gelap.
Baca juga: Tidak Semua Keputihan Memiliki Gejala Sama, Tipe Keputihan Tergantung dari Penyebabnya
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi, dr. Aritantri Damayanti, M.Sc, Sp.PD, K-GH dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribun Health program Healthy Talk edisi 23 April 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.