TRIBUNHEALTH.COM - Tidak sedikit orangtua yang menyadari bahwa tindakan mereka telah melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak tak hanya secara fisik saja, namun bisa kekerasan seksusal, dan kekerasan verbal.
Kekerasan bisa terjadi pada orang lain maupun diri kita sendiri dan faktor fisik sangat mempengaruhi terjadinya kekerasan.
Pada anak yang memiliki fisik lebih bagus dan olahraga yang bagus, mungkin akan melakukan kekerasan ke temannya secara fisik.
Misalkan saja tindakan kekerasan yang mereka lakukan adalah akan memukul temannya.
Apabila secara fisik anak tersebut lemah dan kurang kuat juga olahraga yang kurang, bisa saja anak tersebut menyakiti diri sendiri.

Baca juga: Waspada, Varises Tidak Hanya Timbul pada Kaki tetapi Bisa di Area Mana Saja
Kekerasan tak hanya dilakukan pada orang lain, menyakiti diri sendiri juga tergolong kekerasan.
Adib Setiawan sebagai psikolog menyampaikan bahwa menyakiti orang lain dan menyakiti diri sendiri adalah bukan hal yang baik.
Tindakan anak yang menyakiti diri sendiri misalkan, memukul kepala, dan mencubit diri sendiri ketika anak tidak bisa emmberikan solusi terhadap masalah-masalah yang ditemui.
Ketika anak kurang komunkasi dan saat hendak melakukan komunikasi tidak bisa, sehingga mereka bisa saja melakukan tindakan yang melukai diri sendiri.
Secara jangka panjang, ketika anak sudah terbiasa mendapatkan kekerasan dari orangtua biasanya diusia SD ataupun usia SMP akan mengalami depresi.
Baca juga: Bahaya Tidur Menggunakan Earphone Berisiko Sebabkan Gangguan Saraf Otak, Ini Penjelasan Dokter
Depresi sangat tergantung kapan dimulainya kekerasan pada anak tersebut.
Adib Setiawan sebagai psikolog menyampaikan bahwa depresi cenderung akibat dari kekerasan jangka panjang.
Kekerasan pada anak dari orangtua sejak kecil menimbulkan trauma ataupun rasa dendam pada orangtua.
Ketika seseorang mengalami depresi, dampaknya anak akan merasa minder, merasa down, dan termasuk juga merasa ddendam kepada orangtua.
Perlu diketahui bahwa kekerasan pada anak berdampak pada kesehatan mental terutama dalam mengendalikan emosi dikarenakan anak akan belajar dari meniru orangtua.
Ini dikutip dari channel YouTube Tribun Health dan disampaikan oleh Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak. Selasa (1/6/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)