TRIBUNHEALTH.COM - Aritmia merupakan gangguan irama atau laju detak pada jantung.
Kondisi aritmia bisa diartikan dimana jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari detak jantung yang normal.
Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI mengatakan jika salah satu metode pengobatan aritmia adalah ablasi.
dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA menerangkan jika metode ablasi adalah tindakan yang dilakukan dokter untuk menangani pasien-pasien yang mengalami gangguan irama jantung yang cepat dan tidak teratur.
Tindakan ablasi bersifaat non operatif, jadi tidak ada luka sayatan yang besar dan pasien tidak di bius secara umum.
Baca juga: Jika Tak Kontrol Rutin Setelah Pemasangan Retainer Gigi, Maka Bisa Sebabkan Relaps, Begini Alsannya
Hal ini disampaikan oleh Chairman of Cardiology Center, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI dan Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA yang dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 26 Maret 2022.
Baca juga: dr. Satya Perdana Benarkan Jika Keriput Tak Bisa Dihindari, Akan Tetapi Bisa Ditunda
Dokter menambahkan jika terdapat teknologi terobosan penanganan aritmia dengan menggunakan 3D mapping system.
Ibaratnya, teknologi 3D mapping system mampu memetakan sinyal-sinyal listrik jantung dalam tiga dimensi, sehingga mampu meningkatkan kesuksesan prosedur terapi ablasi.
Tindakan lain yang bisa dilakukan oleh dokter adalah tindakan cryoablation.
Cryoablation merupakan tindakan ablasi dengan menggunakan energi dingin.
Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan Atrial fibrilation (AF) atau pasien dengan irama jantung yang tidak normal.
Baca juga: Infus Whitening Bisa Mencegah Keriput, Namun Tidak Bisa untuk Menghilangkan Keriput
Baca juga: dr. Sylvana Evawani Jelaskan Beberapa Tanda Seseorang Mengalami Social Anxiety Disorder
dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA menegaskan jika tindakan ini bukanlah suatu tindakan operasi.
"Biasanya kita akan rawat pasien satu malam," ujar dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA.
Pada keesokan harinya pasien sudah bisa beraktivitas lagi seperti biasanya.
Satu malam perawatan ini bertujuan untuk pemulihan.
Hal ini lantaran dokter harus memerhatikan pembuluh darah yang digunakan pada lipatan paha untuk memasukkan kabelnya.
Apabila setelah satu hari perawatan sudah tidak ada masalah, pasien bisa segera pulang dan beraktivitas seperti biasa.
Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI mengatakan jika sama seperti alat elektronik lainnya, perangkat yang dimasukkan di dalam tubuh juga memiliki masa pakai.
Hal ini karena sifat dari perangkat yang dipasangkan seperti baterai yang mana memiliki durasi pemakaian.
"Rata-rata alat ini, memang tergantung pemakaian tetapi usia pakainya sekitar 6 sampai 9 tahun. Tergantung pemakaian lebih kurang atau bisa lebih dari itu," kata Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI sembari menunjuk perangkat.
Baca juga: Dokter Gigi Memerlukan Pemeriksaan Lengkap Sebelum Dilakukan Tindakan Perawatan Saluran Akar
Apabila masa pakai perangkat tersebut sudah habis, biasanya dokter akan melakukan pergantian.
"Generatornya di ganti, kabel pacunya biasanya akan berusia lebih lama dari generatornya," jelasnya.
"Jadi katakanlah generatornya berusia 6 tahun, kabel pacunya bisa sampai 15 tahun," lanjutnya.
"Jadi itu akan kita cek secara rutin dengan alat kita. Biasanya setiap 6 bulan atau 1 tahun pasiennya akan kita kontrol di poliaritmia kita dan kita bisa kasih tau tuh alatnya secara otomatis," timpalnya.
"Oh ini tinggal 1 tahun, tinggal 6 bulan, 3 bulan. Nah, terus kita lakukan pergantian," tambahnya.
Baca juga: drg. Anastasia Beberkan Kondisi Gigi yang Memerlukan Ekstraksi Maupun Perawatan Saluran Akar
Penjelasan Chairman of Cardiology Center, Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, Dr. dr. M. Yamin, Sp.JP(K), Sp.PD, FACC, FSCAI dan Consultant of Cardiac Intervention & Arrhythmia, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHA dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program Bincang Kita edisi 26 Maret 2022.
(Tribunhealth.com/DN)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.